KOLOSE 3:9,” Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya”
Saya sangat menyukai alam pedesaan, suasananya masih sejuk, udaranya sangat bersih dan bagus untuk kesehatan, penduduknya pun ramah-ramah dan kekeluarga. Saat sedang berjalan di pematang sawah, saya melihat para petani sedang mencabuti ilalang di antara benih padi. Dalam pikiran saya timbul pertanyaan,” Ngapain sih petani itu mencabuti ilalang di antara benih padi, menghabiskan waktu dan tenaga.” Karena penasaran saya bertanya pada mereka,” Pak, untuk apa mencabuti ilalang di antara benih itu, menghabiskan waktu dan tenaga saja.” Jawab mereka,”Neng, saat padi hendak tumbuh harus dijaga dari ilalang-ilalang ini, karena mereka akan merebut sari makanan yang dibutuhkan oleh padi untuk tumbuh, akibatnya padi akan mati atau tumbuh tapi kurus tidak ada isinya. Orang-orang yang tidak mengerti mungkin akan menganggap ini adalah pekerjaan yang sia-sia dan membosankan tapi bagi kami tidak, karena kami mengharapkan panen yang terbaik dari sebelumnya.” “OOOOOOOOOhhhhh” satu ilmu lagi aku dapatkan.
Hal yang sama Tuhan lakukan pada kita, DIA tidak jemu-jemu mencabuti ilalang dalam kehidupan kita, ilalang yang terbesar adalah ilalang dusta/kebohongan. Seringkali dusta ini menyamar dengan manisnya dalam ucapan kita, missal: saat memuji orang lain demi mendapatkan perhatian orang tersebut, berdusta demi kebaikan, berdusta karena takut dimarahi, berdusta karena menghindar dari pekerjaan, berdusta supaya pulang kantor lebih cepat dengan alasan pelayanan, membela diri. Apapun alasannya dusta tetaplah dusta, tidak ada yang namanya dusta putih atau dusta demi kebaikan. Ada pepatah mengatakan,” Sepandai- pandainya tupai melompat, suatu saat akan jatuh juga” atau “Serapi-rapinya menyembunyikan pelanggaran pasti akan ketahuan juga.”
Di dalam Tuhan hanya ada benar atau salah tidak ada zona abu-abu. Kita adalah anak-anak terang sudah seharusnyalah kita hidup dalam zona terang. Percuma bila kita bilang halleluya, puji Tuhan, syallom, hapal ayat-ayat, tapi dalam keseharian masih suka menipu, berbohong, membela diri, saling menjatuhkan, gossip, iri hati, kepahitan, etc. Orang-orang menilai kita bukan dari aktif/ rajin ke gereja tapi dari tingkah laku dan ucapan kita.
KETERBUKAAN ADALAH AWAL PEMULIHAN
Saudaraku, anda tidak usah takut untuk berterus terang, buang paradigma lama yang mengatakan “Kalau kamu mengaku, itu artinya kamu lemah”, “Kalau kamu mengaku kamu akan dipermalukan”, “ Kalau kamu mengaku harga diri kamu jatuh“, “Gengsi donk aku kan pemimpin, masa harus mengaku di depan jemaat”, etc. Iblis seringkali menipu anda untuk tidak mengaku dan menutupinya dengan alasan “ AH, ini kan masalah kecil. Biar aku beresan dengan Tuhan saja. Orang lain tidak perlu tau.” “ Pasangan saya tidak perlu tahu, karena akan menimbulkan masalah”, “ Toh, aku berdusta demi kebaikan supaya orang itu tidak shock dan kesehatannya menurun”. Dusta tidak akan pernah menyelesaikan masalah, justru akan menimbulkan benih-benih masalah yang lain dan anda akan semakin dipermalukan. Orang yang menyembunyikan masalah mencirikan orang tersebut masing sombong, tidak mau mengakui kelemahannya. Merasa segala sesuatu dapat dibereskan sendiri.
Contoh kasus, ada seorang suami sudah pelayan Tuhan dan aktif di gereja, karena profesinya sebagai marketing dia harus berhadapan dengan berbagai macam tipe klien dan bermacam-macam pula permintaan mereka. Suatu saat ada seorang klien kelas kakap yang minta ditemani ke pijat plus-plus, sekali dua kali menunggu di mobil lama-lama tertarik untuk masuk. Untuk menutupi perbuatannya dia bermanis-manis dan membelikan banyak hadiah buat istrinya. Lama-lama tercium juga perbuatan suaminya ini oleh istrinya, saat ditanya bukannya mengaku malah marah-marah dan berkata bahwa istrinya suka berpikiran negative dan tidak percaya kepadanya. Merasa dirinya aman, si suami ini terus melakukan perbuatannya, tanpa merasa bersalah. SIngkat cerita, si isri mendapat informasi bahwa suaminya masuk ke sebuah hotel dengan seorang wanita. Dan alhasil si istri memergokinya dengan mata kepala sendiri dan tanpa ba….bi…bu…. lagi segera mengajukan cerai. Selama proses perceraian yang berjalan alot, si suami pekerjaannya menjadi tidak beres, sering mangkir, jadi biang keributan di tempat pekerjaan, undur dari gereja dan akhirnya dipecat oleh perusahaan. Parah banget yaaa….
Saudara lihat, dusta tidak memperbaiki keadaan malah akan semakin memperburuk keadaan. Coba kalau si suami dari awal mengakui kesalahannya, minta istri memaafkannya dan berjanji tidak mengulangi lagi. Tentu keadaannya akan jauh berbeda. Sakit hati pasti, marah sudah jelas tapi keadaan pasti akan jauh lebih baik saat ada pengakuan. Dengan keadaan ini, si istri tentu akan lebih giat lagi berdoa bagi suami, melayani suami dengan lebih baik lagi dan suami juga tentu lebih berhati-hati demi menjaga kepercayaan sang istri dengan tidak berkhianat lagi.
KOLOSE 3:17,” Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.”
SAAT TUHAN SEDANG MENCABUTI ILALANG-ILALANG DALAM HIDUPMU
JANGANLAH ENGKAU BERKATA,”MARI SAYA BANTU CABUTI”
HANYA DIA YANG TAHU ILALANG-ILALANG YANG MASIH TERSEMBUNYI DALAM DIRIMU.
IZINKAN DIA UNTUK MENYELESAIKANNYA
HINGGA KAU ENGKAU DAPAT MENGHASILKAN BUAH BERKALI-KALI LIPAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar