Written by : liesye herlyna
MATIUS 18:22, “Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
LUKAS 6:37, "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.”
Memang mudah untuk berkata, “ Saya mengampunimu” “Saya mengampuni atas semua perlakuanmu atas diri saya” Tapi merupakan perkara yang tidak mudah untuk benar-benar melakukannya melalui tindakan. Saya berfikir, “Saya sudah mengampuni orang tersebut ( katakanlah si A) atas perbuatannya kepada saya beberapa tahun lalu.
Saya berfikir dengan berjalannya waktu, sakit hati itu akan sembuh. Bisa berbicara terbuka pada orang lain mengenai perkara itu, maka saya sudah mengampuni.” Tapi ternyata tidak, ternyata jauh di lubuk hati saya yang terdalam, saya masih menyimpan perkara ini, saya berusaha untuk menimbunnya melalui pelayanan, menjadi konselor, menjadi pendoa syafaat, tapi sebenarnya saya sedang “sakit”.
Kejadian itu begitu mempengaruhi hidup saya hingga tanpa saya sadar, saat berkenalan dengan seseorang dengan nama yang sama baik pria maupun wanita, saya langsung bersikap antipati dan pasang tampang memusuhi. Sampai teman-teman saya heran dengan sikap saya yang berubah 180’.
MATIUS 18:22, “Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
LUKAS 6:37, "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.”
Memang mudah untuk berkata, “ Saya mengampunimu” “Saya mengampuni atas semua perlakuanmu atas diri saya” Tapi merupakan perkara yang tidak mudah untuk benar-benar melakukannya melalui tindakan. Saya berfikir, “Saya sudah mengampuni orang tersebut ( katakanlah si A) atas perbuatannya kepada saya beberapa tahun lalu.
Saya berfikir dengan berjalannya waktu, sakit hati itu akan sembuh. Bisa berbicara terbuka pada orang lain mengenai perkara itu, maka saya sudah mengampuni.” Tapi ternyata tidak, ternyata jauh di lubuk hati saya yang terdalam, saya masih menyimpan perkara ini, saya berusaha untuk menimbunnya melalui pelayanan, menjadi konselor, menjadi pendoa syafaat, tapi sebenarnya saya sedang “sakit”.
Kejadian itu begitu mempengaruhi hidup saya hingga tanpa saya sadar, saat berkenalan dengan seseorang dengan nama yang sama baik pria maupun wanita, saya langsung bersikap antipati dan pasang tampang memusuhi. Sampai teman-teman saya heran dengan sikap saya yang berubah 180’.
TUHAN YESUS datang ke dunia ini, bukan hanya untuk menyelamatkan manusia berdosa, tapi juga membawa pembebasan kepada jiwa (pikiran, perasaan, kehendak, emosi, luka-luka batin) dan tubuh saudara. Demikian pula yang dilakukan TUHAN kepada saya, DIA hendak menyembuhkan saya dari luka-luka batin yang sudah saya sembunyikan selama bertahun-tahun.
Hingga suatu hari, di tempat kami diadakan acara KKR dan saya bertindak sebagai panitia, tiba-tiba ekor mata saya menangkap sosok orang ini masuk ke ruang ibadah. DUG….hati saya berdebar kencang (bukan jatuh cinta loh), perasaan tidak menentu menguasai saya dan secara reflek saya membuang muka dan memasang tembok tinggi-tinggi. Tiba-tiba ROH KUDUS berbicara, “Sekarang adalah saat bagi hatimu untuk dipulihkan, AKU sudah menyiapkan waktunya untukmu. Datangi orang itu dan lepaskanlah pengampunan bagi orang itu. Bila engkau tidak mengampuninya maka dosa orang itu akan tetap melekat pada dirinya dan dirimu. Dan sampai mati pun, dosa itu tetap mengikat kalian berdua.”
Selama KKR berlangsung, hati saya tidak tenang diliputi oleh perasaan tidak menentu dan kekecewaan itu muncul kembali “ Kenapa saya harus mengalami perkara ini” , “Kenapa orang ini harus hadir lagi dalam kehidupan saya”, “Apakah dia tidak tahu akibat perbuatannya selama ini kepada saya” “ Apakah dia belum cukup untuk menyakiti hati saya”.
Saya sudah membiarkan pintu itu terbuka dan membiarkan iblis masuk menguasai emosi saya. Sampai akhir acara, hati saya tidak bergeming dan tetap dengan keegoisan saya tidak mau mengampuni. Saya memilih untuk tidak mengampuni orang itu , walaupun saya tahu kebenaran firman TUHAN. Betapa jahatnya saya.
Berbulan-bulan kemudian, saya sudah tidak ingat perkara itu lagi. Tapi TUHAN ternyata tidak melupakannya, DIA adalah setia, TUHAN sangat tahu bahwa saya membutuhkan pemulihan itu, benar-benar membutuhkan pemulihan total atas roh, jiwa dan tubuh, benar-benar menjadi seorang wanita yang merdeka, menjadi seorang wanita yang memiliki kendali penuh atas hidupnya. Bukan masa lalu, kepahitan, keegoisan, perkataan orang yang mengendalikan hidupku tapi KRISTUS lah yang menjadi pusat dari seluruh kehidupanku.
Kesempatan kedua itu datang, saat saya sedang lari pagi di lapangan Tegalega kami bersimpangan jalan, segera saya menyadari siapa sosok dihadapan saya ini. Segera saya membuang muka dan mengalihkan pandangan ke arah pepohonan dan memasang tembok tinggi-tinggi. Tiba-tiba ROH KUDUS bilang, “Ini adalah kesempatanmu yang kedua, pergunakan waktu ini, AKU telah menyiapkannya untukmu. Datangi dan lepaskan pengampunanmu”
Dan anda tahu, apa yang saya lakukan, saya malah lari menjauh dan berkata “ TUHAN, Engkau tidak tahu luka yang telah dia timbulkan padaku selama ini.” TUHAN menjawab, “AKU tahu, AKU pun turut merasakan apa yang engkau alami, saat engkau menangis, AKU ikut menagis bersamamu, saat engkau terluka, AKU pun ikut terluka, AKU pernah merasakan rasanya dihianati oleh orang-orang terdekatku, AKU pernah merasakan hinaan, cacian bahkan siksaan yang tidak dapat engkau bayangkan. Itu semua AKU jalani untuk dirimu dan semua orang dimuka bumi ini. Supaya engkau tahu bahwa AKU mengasihimu dan kasihKU tidak pernah pudar dimakan waktu. Terimalah pengampunanKU, terimalah keberadaan dirimu bahwa engkau sangat AKU kasihi bahkan pada saat engkau masih berdosa. ROHKU sudah ada di dalam engkau, dialah yang memampukan engkau melepaskan pengampunan itu tanpa kecuali, Pilihan-mu lah yang menentukan apakah engkau mau mengampuni atau tidak.”
BUKAN MASALAH BENAR ATAU SALAH TAPI RESPON
HAL MENGAMPUNI BUKAN MASALAH “BISA” ATAU “TIDAK BISA” TAPI “MAU” ATAU “TIDAK MAU”
Sebagai seorang pelayan TUHAN, saya dituntut untuk menghidupi FIRMAN, bukan hanya sebatas menyiapkan bahan untuk sharring, pandai berkata-kata, hapal ayat di luar kepala, menasihati orang, tapi lebih dari itu apakah saya sudah benar-benar hidup di dalamNYA. Tanpa ada kehidupan FIRMAN, apapun yang saya sampaikan adalah mati. Tidak akan membawa perubahan bagi orang yang membaca atau mendengarkannya. Orang yang mendengarnya mungkin akan menerima sambil lalu/ melecehkan tanpa ada kuasa yang mendorongnya untuk berubah, ke arah KRISTUS. Walaupun singkat padat tapi saat disampaikan dengan kuasa ALLAH, akan sanggup mengubahkan seseorang. Dia akan melihat bahwa kebenaran itu benar-benar hidup dalam kehidupan saya, menjadi satu dalam setiap tarikan nafas saya dan menjadi terang bagi orang yang belum mengenal ALLAH.
Entah mengapa tiba-tiba saya tergelitik untuk menulis mengenai pengampunan dan saya percaya bahwa ini bukanlah suatu kebetulan ROH KUDUS menyuruh saya untuk menulisnya. Di tengah-tengah penulisan, ROH KUDUS mengingatkan saya bahwa saya belum menyelesaikan masalah pengampunan terhadap orang itu. DIA menyuruh saya untuk mendatangi dan melepaskan pengampunan. Mulai timbul pertentangan lagi di hati dan tema ini selama beberapa hari saya tinggalkan. Tapi ROH KUDUS terus mendesak saya untuk menyelesaikannya, DIA berkata “Kerjakan apa yang sudah AKU suruh kepadamu dan hatimu akan pulih.” Just that.
Saya belajar untuk taat, di tempat lari saya datangi orang ini dan berkata, “Maafkan bila selama ini saya masih menyimpan kepahitan kepada kamu, sekarang saya melepaskan kepahitan itu dan melepaskan pengampunan atas dirimu.” Kami bersalaman dan saat bersalaman itu saya berkata, “ Aku mengalirkan kasih ALLAH kepadamu.”
PLAS……..tiba-tiba batu besar yang menghimpit aku selama ini terangkat sudah, hidup yang penuh dengan kesesakan dan tekanan akibat intimidasi iblis semuanya terangkat. Kasih ALLAH yang hangat memenuhi hati saya menyebar ke seluruh tubuh dan memberikan perasaan damai dan sukacita yang tidak terlukiskan.
Saya belajar bahwa efek mengampuni sangat besar kuasanya baik bagi diri sendiri maupun bagi orang tersebut. Membuat saya menjadi orang yang berbeda dan memiliki cara pandang yang baru didalam KRISTUS. Memandang manusia dengan cara pandang ALLAH dan bukan dengan cara pandangku sendiri, saat aku dapat memandang mereka dengan cara pandang ALLAH, aku dapat menemukan bahwa diriku berada dalam keadamaian yang penuh dan sejati.
Saat anda membaca artikel ini dan hati anda berkata “Ya, saya masih menyimpan kepahitan itu”, dan anda mau dibebaskan. Ikuti doa dibawah ini:
“TUHAN YESUS, terima kasih atas kebenaran FIRMANMU mengenai pengampunan. Bahwa bila saya tidak mau mengampuni, maka dosa orang itu akan terus mengikat dirinya dan juga mengikat diriku. Aku tidak mau diikat oleh dosa, aku mau dibebaskan. Aku tidak mampu untuk mengampuni orang ini……(sebutkan namanya) atas perbuatan ……..(sebutkan satu persatu, semakin detail anda ucapkan akan semakin cepat anda dipulihkan). Karena itu, aku minta ROH KUDUSMU menolong aku, supaya aku bisa mengampuni orang ini. Sama seperti ENGKAU telah mengampuni aku, demikian juga aku harus mengampuni orang yang bersalah kepadaku. Pulihkan hubungan kami yang sudah lama retak, eratkan dengan tali kasihMU yang tidak berkesudahan . TERIMA KASIH TUHAN, aku terima kasihMU saat ini. AMIN
PS:
1. Lepaskan pengampunan
2. Rekonsiliasi, datangi orang tersebut bila masih hidup, bila sudah meninggal datangi pembina rohani anda dan berdoalah bersamanya.
3. Jangan ungkit-ungkit lagi. Sejauh TIMUR dari BARAT, TUHAN membuang dosamu dan jauh ke turbin laut DIA membuangnya.
4. Hiduplah sebagai manusia merdeka di dalam YESUS KRISTUS
5. Kerjakan terus keselamatan anda
With a warm love form GOD ! (lyn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar