Kamis, Oktober 22, 2009

KISAH CINTA DALAM SEBUAH DOMPET



Sumber : true story

Ketika aku berjalan kaki pulang ke rumah di suatu hari yang dingin, kakiku tersandung sebuah dompet yang tampaknya terjatuh tanpa sepengetahuan pemiliknya. Aku memungut dan melihat isi dompet itu kalau-kalau aku bisa menghubungi pemiliknya. Tapi, dompet itu hanya berisi uang sejumlah $3  dan selembar surat kusut yang sepertinya sudah bertahun-tahun tersimpan di dalamnya.

Satu-satunya yang tertera pada amplop surat itu adalah alamat si pengirim. Aku membuka isinya sambil berharap bisa menemukan petunjuk. Lalu aku baca tahun "1924". Ternyata surat itu ditulis lebih dari 60 tahun yang lalu. Surat itu ditulis dengan tulisan tangan yang anggun di atas kertas biru embut yang berhiaskan bunga-bunga kecil di sudut kirinya.

Tertulis di sana,"Sayangku Michael", yang menunjukkan kepada siapa surat itu ditulis yang ternyata bernama Michael. Penulis surat itu menyatakan bahwa ia tidak bisa bertemu dengan Michael lagi karena ibunya telah melarangnya. Tapi, meski begitu ia masih tetap mencintainya. Surat itu ditanda tangani oleh Hannah. Surat itu begitu indah. Tetapi tetap saja aku tidak bisa menemukan siapa nama pemilik dompet itu. Mungkin bila aku menelepon bagian penerangan, mereka bisa memberitahu nomor telepon alamat yang ada pada amplop itu.

"Operator," kataku pada bagian penerangan, "Saya mempunyai permintaan yang agak tidak biasa. Saya sedang berusaha mencari tahu pemilik dompet yang saya temukan di jalan. Barangkali anda bisa membantu saya memberikan nomor telepon atas alamat yang ada pada surat yang saya temukan dalam dompet tersebut?"

Operator itu menyarankan agar aku berbicara dengan atasannya, yang tampaknya tidak begitu suka dengan pekerjaan tambahan ini.

Kemudian ia berkata, "Kami mempunyai nomor telepon alamat tersebut, namun kami tidak bisa memberitahukannya kepada anda." Demi kesopanan, katanya, ia akan menghubungi nomor tersebut, menjelaskan apa yang saya temukan dan menanyakan apakah mereka berkenan untuk berbicara denganku. Aku menunggu beberapa menit. 

Tak berapa lama ia menghubungiku, katanya, "Ada orang yang ingin berbicara dengan anda." 

Lalu aku tanyakan pada wanita yang ada di ujung telepon sana, apakah ia mengetahui seseorang bernama Hannah. Ia menarik nafas, "Oh, kami membeli rumah ini dari keluarga yang memiliki anak perempuan bernama Hannah. Tapi, itu 30 tahun yang lalu !"

"Apakah anda tahu dimana keluarga itu berada sekarang?" tanyaku. "Yang aku ingat, Hannah telah menitipkan ibunya di sebuah panti jompo beberapa tahun lalu," kata wanita itu. "Mungkin, bila anda menghubunginya mereka bisa mencari tahu dimana Hannah, berada."

Lalu ia memberiku nama panti jompo tersebut. Ketika aku menelepon ke sana, mereka mengatakan bahwa wanita tua itu, ibu Hannah, yang aku maksud sudah lama meninggal dunia. Tapi mereka masih menyimpan nomor telepon rumah dimana anak wanita itu tinggal. Aku mengucapkan terima kasih dan menelepon nomor yang mereka berikan.

Kemudian, di ujung telepon sana, seorang wanita mengatakan bahwa Hannah sekarang tinggal di sebuah panti jompo.


"Semua ini tampaknya konyol," kataku pada diriku sendiri. Mengapa pula aku mau repot-repot menemukan pemilik dompet yang hanya berisi $3 dan surat yang ditulis lebih dari 60 tahun yang lalu ?”

Tapi, bagaimanapun aku menelepon panti jompo tempat Hannah sekarang berada.

Seorang pria yang menerima teleponku mengatakan, "Ya, Hannah memang tinggal bersama kami." Meski waktu itu sudah menunjukkan pukul 10 malam, aku meminta agar bisa menemui Hannah.

"Ok," kata pria itu agak bersungut-sungut, "Bila anda mau, mungkin ia sekarang sedang menonton TV di ruang tengah."

Aku mengucapkan terima kasih dan segera berkendaraan ke panti jompo tersebut. Gedung panti jompo itu sangat besar. Penjaga dan perawat yang berdinas malam menyambutku di pintu. Lalu, kami naik ke lantai tiga. Di ruang tengah, perawat itu memperkenalkan aku dengan Hannah. Ia tampak manis, rambut ubannya keperak-perakan, senyumnya hangat dan matanya bersinar-sinar. Aku menceritakan padanya mengenai dompet yang aku temukan. Aku pun menunjukkan padanya surat yang ditulisnya.

Ketika ia melihat amplop surat berwarna biru lembut dengan bunga-bunga kecil di sudut kiri, ia menarik nafas dalam-dalam dan berkata, "Anak muda, surat ini adalah hubunganku yang terakhir dengan Michael." Matanya memandang jauh, merenung dalam-dalam. 

Katanya dengan lembut, "Aku amat-amat mencintainya. Saat itu aku baru berusia 16 tahun, dan ibuku menganggap aku masih terlalu kecil. Oh, ia sangat tampan. Ia seperti Sean Connery, si aktor itu." "Ya," lanjutnya, "Michael Goldstein adalah pria yang luar biasa. Bila kau bertemu dengannya, katakan bahwa aku selalu memikirkannya, dan …..”   

Ia ragu untuk melanjutkan, sambil menggigit bibir ia berkata, "Katakan, aku masih mencintainya. Tahukah kau, anak muda," katanya sambil tersenyum. Kini air matanya mengalir, "Aku tidak pernah menikah selama ini. Aku pikir, tak ada seorang pun yang bisa menyamai Michael."

Aku berterima kasih pada Hannah dan mengucapkan selamat tinggal. Aku menuruni tangga ke lantai bawah. 

Ketika melangkah keluar pintu, penjaga di sana menyapa, "Apakah wanita tua itu bisa membantu anda ?"


Aku sampaikan bahwa Hannah hanya memberikan sebuah petunjuk, "Aku hanya mendapatkan nama belakang pemilik dompet ini. Aku pikir, aku biarkan sajalah dompet ini untuk sejenak. Aku sudah menghabiskan hampir seluruh hariku untuk menemukan pemilik dompet ini." Aku keluarkan dompet itu, dompet kulit dengan benang merah di sisi-sisinya.

Ketika penjaga itu melihatnya, ia berseru, "Hei, tunggu dulu! Itu adalah dompet Pak Goldstein! Aku tahu persis dompet dengan benang merah terang itu. Ia selalu kehilangan dompet itu. Aku sendiri pernah menemukan dompet itu tiga kali di dalam gedung ini."

"Siapakah Pak Goldstein itu?" tanyaku. Tanganku mulai gemetar.

"Ia adalah penghuni lama gedung ini. Ia tinggal di lantai delapan. “Aku tahu pasti, itu adalah dompet Mike Goldstein. Ia pasti menjatuhkannya ketika sedang berjalan-jalan di luar” kata penjaga itu.

Aku berterima kasih pada penjaga itu dan segera lari ke kantor perawat. Aku ceritakan pada perawat di sana apa yang telah dikatakan oleh si penjaga. Lalu, kami kembali ke tangga dan bergegas ke lantai delapan. Aku berharap Pak Goldstein masih belum tertidur.

Ketika sampai di lantai delapan, perawat berkata, "Aku pikir ia masih berada di ruang tengah. Ia suka membaca di malam hari. Ia adalah pak tua yang menyenangkan.”

Kami menuju ke satu-satunya ruangan yang lampunya masih menyala. Di sana duduklah seorang pria membaca buku. Perawat mendekati pria itu dan menanyakan apakah ia telah kehilangan dompet. 

Pak Goldstein memandang dengan terkejut. Ia lalu meraba saku belakangnya dan berkata, "Oh ya, dompetku hilang!" Perawat itu berkata, "Tuan muda yang baik ini telah menemukan sebuah dompet. Mungkin dompet anda ?"

Aku menyerahkan dompet itu pada Pak Goldstein. Ia tersenyum gembira. Katanya, "Ya, ini dompetku ! Pasti terjatuh tadi sore. Aku akan memberimu hadiah."

"Ah tak usah," kataku. "Tapi aku harus menceritakan sesuatu pada anda. Aku telah membaca surat yang ada di dalam dompet itu dengan harap aku mengetahui siapakah pemilik dompet ini."

Senyumnya langsung menghilang."Kamu membaca surat ini ?"

"Bukan hanya membaca, aku kira aku tahu dimana Hannah sekarang."

Wajahnya tiba-tiba pucat. "Hannah? Kau tahu dimana ia sekarang ? Bagaimana kabarnya ? Apakah ia masih secantik dulu ? Katakan, katakan padaku," ia memohon.

"Ia baik-baik saja, dan masih tetap secantik seperti saat anda mengenalnya, " kataku lembut.

Lelaki tua itu tersenyum dan meminta, "Maukah anda mengatakan padaku dimana ia sekarang ? Aku akan meneleponnya esok." Ia menggenggam tanganku, "Tahukah kau anak muda, aku masih mencintainya. Dan saat surat itu datang, hidupku terasa berhenti. Aku belum pernah menikah, aku selalu mencintainya.”

"Michael," kataku, "Ayo ikuti aku."

Lalu kami menuruni tangga ke lantai tiga. Lorong-lorong gedung itu sudah gelap. Hanya satu atau dua lampu kecil menyala menerangi jalan kami menuju ruang tengah di mana Hannah masih duduk sendiri menonton TV.  Perawat mendekatinya perlahan.

"Hannah," kata perawat itu lembut. Ia menunjuk ke arah Michael yang sedang berdiri di sampingku di pintu masuk. "Apakah anda tahu pria ini ?"

Hannah membetulkan kacamatanya, melihat sejenak, dan terdiam tidak mengucapkan sepatah katapun.

Michael berkata pelan, hampir-hampir berbisik, "Hannah, ini aku, Michael. Apakah kau masih ingat padaku ?"

Hannah gemetar, "Michael! Aku tak percaya. Michael! Kau…Michaelku !" Michael berjalan perlahan ke arah Hannah. Mereka lalu berpelukan.

Perawat dan aku meninggalkan mereka dengan air mata menitik di wajah kami.

"Lihatlah," kataku. "Lihatlah, bagaimana Tuhan berkehendak. Bila Ia berkehendak, maka jadilah."

Sekitar tiga minggu kemudian, di kantor aku mendapat telepon dari rumah panti jompo itu. "Apakah anda berkenan untuk hadir di sebuah pesta pernikahan di hari Minggu mendatang. Michael dan Hannah akan menikah !"

Dan pernikahan itu adalah pernikahan terindah yang pernah aku saksikan. Semua orang di panti jompo itu mengenakan pakaian terbaik mereka untuk ikut merayakan pesta. Hannah mengenakan pakaian abu abu terang dan tampak cantik. Sedangkan Michael mengenakan jas hitam dan berdiri tegak. Mereka menjadikan aku sebagai wali mereka. Rumah panti jompo memberi hadiah kamar bagi mereka. Dan bila anda ingin melihat bagaimana sepasang pengantin berusia 76 dan 79 tahun bertingkah seperti anak remaja, anda harus melihat pernikahan pasangan ini.

Akhir yang sempurna dari sebuah hubungan cinta yang tak pernah padam selama 69 tahun.
 
TRUE LOVE NEVER DIE




AKU TETAP MENCINTAIMU


Tidak masalah seperti apa penampilanmu,
Dalam keadaan cantik atau pucat,
Ketika berpakaian lengkap atau santai,
AKU tetap mencintaimu.

Terkadang AKU melihatmu bahagia dan ceria,
Terkadang AKU melihatmu menggerutu dan sedih,
Bagaimanapun keadaanmu,
AKU tetap mencintaimu tanpa batas.

Saat jari jemari-KU membentuk dirimu,
Hati-KU telah dibuat terpesona oleh keberadaanmu,
Dalam dirimu, AKU melihat gambaran nyata diri-KU
Sungguh engkau adalah SEMPURNA

Kemurahan-KU  melimpah tanpa batas atasmu, 
Cinta-KU hanyalah untukmu,
Tak satupun yang mampu mengalihkan pandangan-KU daripadamu,
Engkau adalah harta kesayangan-KU,
Miliki kepunyaan-KU.

Karena itu,
Apapun yang terjadi,
Engkau tetap kekasih hati-KU, kesayangan-KU

Selamanya.........

BAPA-mu YANG DI SURGA 

MENJUAL SISIR PADA BIKSU



Ada sebuah perusahaan "pembuat sisir" yang ingin mengembangkan bisnisnya,
sehingga management ingin merekrut seorang sales manager yang baru.

Perusahaan itu memasang IKLAN pada surat kabar. Tiap hari banyak orang yang datang mengikuti wawancara yang diadakan. Jika di total jumlahnya hampir seratus orang hanya dalam beberapa hari. Kini, perusahaan itu menghadapi masalah untuk menemukan calon yang tepat di posisi tersebut. Sehingga si pewawancara membuat sebuah tugas yang sangat sulit untuk setiap orang yang akan mengikuti wawancara terakhir. Tugasnya adalah : Menjual sisir pada para biksu di wihara. Hanya ada 3 calon yang bertahan untuk mencoba tantangan di wawancara terakhir ini. (Mr. A, Mr. B, Mr. C).
Pimpinan pewawancara memberi tugas : "Sekarang saya ingin anda bertiga menjual sisir dari kayu ini kepada para biksu di wihara. Anda semua hanya diberi waktu 10 hari dan harus kembali untuk memberikan laporan setelah itu."
Setelah 10 hari, mereka memberikan laporan.
Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. A : "Berapa banyak yang sudah anda jual ?"
Mr. A menjawab: "Hanya SATU."
Si pewawancara bertanya lagi : "Bagaimana caranya anda menjual?"
Mr. A menjawab : "Para biksu di wihara itu marah-marah saat saya menunjukkan sisir pada mereka. Tapi saat saya berjalan menuruni bukit, saya berjumpa dengan seorang biksu muda - dan dia membeli sisir itu untuk menggaruk kepalanya yang berketombe."
Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. B : "Berapa banyak yang sudah anda jual ?"
Mr. B menjawab : "SEPULUH buah. "Saya pergi ke sebuah wihara dan memperhatikan banyak peziarah yang rambutnya acak-acakan karena angin kencang yang bertiup di luar wihara. Biksu di dalam wihara itu mendengar saran saya dan membeli 10 sisir untuk para peziarah agar mereka menunjukkan rasa hormat pada patung sang Buddha."
Kemudian, Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. C : "Bagaimana dengan anda ?"
Mr. C menjawab : "SERIBU buah !"
Si pewawancara dan dua orang pelamar yang lain terheran-heran.
Si pewawancara bertanya : "Bagaimana anda bisa melakukan hal itu ?"
Mr. C menjawab : "Saya pergi ke sebuah wihara terkenal. Setelah melakukan pengamatan beberapa hari, saya menemukan bahwa banyak turis yang datang berkunjung ke sana. Kemudian saya berkata pada biksu pimpinan wihara, “Sifu, saya melihat banyak peziarah yang datang ke sini. Jika sifu bisa memberi mereka sebuah cindera mata, maka itu akan lebih menggembirakan hati mereka.” Saya bilang padanya bahwa saya punya banyak sisir dan memintanya untuk membubuhkan tanda tangan pada setiap sisir sebagai sebuah hadiah bagi para peziarah di wihara itu. Biksu pimpinan wihara itu sangat senang dan langsung memesan 1,000 buah sisir !"
PESAN :
Universitas Harvard telah melakukan riset, dengan hasil :
1) 85% kesuskesan itu adalah karena SIKAP dan 15% adalah karena kemampuan.

2) SIKAP itu lebih penting dari kepandaian, keahlian khusus dan
keberuntungan.


Dengan kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari sebuah kesuksesan seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan sosial dan adaptasi. Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada bagaimana sikap kita menghadapi masalah. 
Dalai Lama biasa berkata : "Jika anda hanya punya sebuah pelayaran yang lancar dalam hidup, maka anda akan lemah. Lingkungan yang keras membantu untuk membentuk pribadi anda, sehingga anda memiliki nyali untuk menyelesaikan semua masalah." 
"Anda mungkin bertanya mengapa kita selalu berpegah teguh pada harapan ?  
HARAPAN adalah : sebuah awal yang membuat kita bisa terus melangkah dengan mantap, berdiri teguh.

MENCINTAI TANPA SYARAT


JOHN dan JESSICA telah berumah tangga selama 7 tahun. Mereka saling mencintai, namun sejak awal JESSICA menutupi semua perasaan cintanya terhadap JOHN. Ia begitu takut apabila JOHN mengetahui betapa ia mencintai pria itu, JOHN lantas meninggalkannya sebagaimana kekasih-kekasihnya selama ini. 

Tapi tidak bagi JOHN, ia selalu menyatakan perasaan cintanya kepada JESSICA dengan tulus dan begitu terbuka. Setiap saat ketika bersama JESSICA, JOHN selalu menunjukkan cintanya yang besar, seolah-olah itulah saat terakhirnya. 

JESSICA selalu bersikap tidak menyenangkan terhadap JOHN. Setiap saat dia selalu mencoba menguji seberapa besar cinta JOHN terhadapnya. JESSICA selalu mencoba melakukan hal-hal yang keterlaluan dan di luar batas kepada JOHN. Meskipun di dalam hati kecilnya, JESSICA tahu hal itu salah. Namun melihat sikap JOHN yang tetap berlaku baik kepadanya membuat JESSICA tetap bertahan untuk melihat seberapa besar kesungguhan cinta pria yang dinikahinya itu. 

TAHUN PERTAMA 
JESSICA bangun siang. Dia tidak sempat menyiapkan sarapan. Namun JOHN tetap tersenyum dan mengatakan, “Tidak apa-apa, nanti aku bisa sarapan di kantor.” Saat pulang dari kantor, JOHN menemukan bahwa istrinya telah memasak makanan yang tidak disukainya. Meskipun demikian, JOHN tetap tersenyum dan berkata, “ Wah, sepertinya sekarang sudah saatnya aku belajar menghadapi tantangan. Masakanmu sepertinya tantangan yang hebat, sayang. Aku sudah tidak sabar untuk menyantapnya.” Jessica terkejut, tapi tidak mengatakan apa-apa. 

Malam-malam saat istrinya telah terlelap, John memanjatkan doa, ”TUHAN, di pagi pertama pernikahan kami Jessica tidak membuatkanku sarapan. Padahal aku begitu ingin bercakap-cakap bersamanya di meja makan sambil membicarakan betapa indahnya hari ini. Saat di mana kami menjalani kehidupan baru sebagai suami istri. Tapi tidak apa-apa, TUHAN, karena sepertinya istriku sangat kelelahan setelah resepsi pernikahan kami tadi malam. 

Bantulah kekasih hatiku ini, agar dia memiliki tenaga yang cukup untuk menghadapi hari-hari baru bersamaku. TUHAN, Engkau tahu, aku tidak bisa makan spaghetti karena pencernaanku yang tidak begitu baik. Tapi sepertinya Jessica sudah bekerja keras untuk masak makanan itu. Mampukan aku untuk menghargai semua hal yang dilakukan istriku. TUHAN jangan biarkan aku menyakiti perasaannya meskipun hal itu tidak mengenakkan bagiku.” 

TAHUN KEDUA 
John membangunkan Jessica pagi-pagi untuk berdoa bersama. Namun Jessica menolak dan lebih memilih melanjutkan tidurnya. John tersenyum dan akhirnya berdoa seorang diri. Sore hari sepulang kantor, John mengajak istrinya berjalan-jalan ke taman sambil menghiurp udara sore. Dengan penuh keengganan, Jessica akhirnya mengikuti keinginan JOHN, mengenang masa-masa mereka berpacaran dulu. Namun ketika tangan JOHN hendak merangkulnya, serta merta JESSICA menepisnya seraya berkata, “Jangan John, aku malu.” John tersenyum dan berkata, “Ya, aku mengerti.” Jessica melihat kekecewaan dimata John, namun ia mengabaikannya. 

Malam-malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doa, ”TUHAN, ampuni aku yang tidak bisa membawa istriku untuk lebih dekat pada-MU pagi hari ini. Mungkin dia kurang tidur karena banyak hal yang harus dia pikirkan. Tapi aku yakin Tuhan, besok Jessica pasti mau bersama-sama denganku bercakap-cakap dengan Engkau. TUHAN, aku sedih saat Jessica menolak rangkulanku, padahal aku ingin sekali menyatakan rasa sayangku kepadanya. Tapi tidak apa-apa TUHAN, mungkin saat itu dia perasaannya sedang sensitive. Mampukan aku untuk melihat suasana hatinya, TUHAN.” 

TAHUN KETIGA 
Kini mereka memiliki seorang putra bernama MARK. JESSICA sekarang tidak pernah lagi meneruskan kebiasaannya membaca buku sebelum tidur bersama JOHN. JEESSICA semakin sering menolak ciuman JOHN dan memarahi JOHN habis-habisan suatu hari ketika JOHN lupa mencuci tangan saat akan menggendong MARK. JESSICA tahu hal itu membuat John terpukul, namun idealismenya terhadap keadaan MARK membuat Jessica mengabaikan perasaan John yang terluka. 

Malam-malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doanya, ”TUHAN, Engkau tahu betapa sedih hatiku saat ini. Semenjak kelahiran MARK, aku begitu banyak kehilangan waktu untuk bercengkrama bersama istriku. aku merindukan saat-saat kami membaca bersama sebelum tidur dan menciuminya sebelum ia tertidur. Tapi tidak apa-apa,mungkin istriku begitu capek mengurusi anak kami seharian. TUHAN, biarkan dia tetap terus tertidur dalam pelukanku, karena aku begitu mencintainya. TUHAN, sore tadi Jessica memarahiku karena aku lupa mencuci tangan saat menggendong Mark. Aku sangat kangen pada MARK, sehingga aku lupa untuk menjaga kebersihan tubuh. Dan aku sangat terluka oleh perkataannya itu. Tapi tidak apa-apa TUHAN, mungkin dia kelewat sayang dengan anak kami sehingga dia menjaganya dengan sangat telaten.” 

TAHUN KEEMPAT 
Jessica lupa bahwa hari ini adalah ulang tahun JOHN dan lupa untuk membuat kue kesukaa JOHN BLACKFOREST dengan taburan coklat dan cherry diatasnya. Saking terburu-burunya, JESSICA lupa bahwa dia harus menyiapkan pakaian suaminya, sehingga suaminya harus mempersiapkannya sendiri. 

Malam-malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doanya. “Tuhan, kali ini JESSSICA lupa membuatkan kue BLACKFOREST kesukaanku. Padahal aku sangat menyukai kue buatannya itu, menikmati kue buatannya, membuatku bersyukur bahwa aku memiliki istri yang pandai memasak. .Namun tahun ini aku tidak mendapatinya, tapi tidak apa-apa. Paling tidak, aku masih mendapatkan senyuman dan ciumannya. Ampuni aku TUHAN, apabila tadi pagi aku lupa memberikan senyum kepada istriku. Aku sibuk menyetrika baju dan memikirkan pekerjaanku di kantor. Jessica sepertinya lupa untuk melakukan hal itu, meski aku sudah meminta tolong padanya tadi malam. 

Jangan biarkan aku melampiaskan emosi kepadanya, sebagai akibat keterlambatanku dan dampratan atasanku. TUHAN, istriku mungkin keliru menyetrika kemeja mana yang seharusnya kupakai hari ini. Lagipula, sepatuku begitu mengkilap. Aku yakin istriku sudah berusaha keras agar aku kelihatan menarik saat presentasiku tadi, terima kasih untuk kebaikan istriku, TUHAN.” 

TAHUN KELIMA 
JESSICA menampar dan menyalahkan JOHN karena MARK sakit dan harus dirawat di rumah sakit sepulang mereka berenang. JOHN terlalu asyik bermain-main dengan MARK, sehingga tidak menyadari betapa MARK sangat sensitive terhadap dinginnya air kolam renang. JESSICA mengancam akan meninggalkan JOHN apabila terjadi sesuatu dengan anak mereka. JESSICA melihat genangan air mata di mata JOHN, namun kekerasan hati telah membutakan matanya. 

JESSICA tidak tahu, bahwa saat itu John pergi ke kapel rumah sakit dan memanjatkan doanya sambil menangis, “TUHAN, tadi JESSICA menamparku karena aku lalai menjaga MARK sehingga dia sakit. Belum pernah istriku bersikap dan berkata sekasar itu, TUHAN. Tapi tidak apa-apa, dia benar-benar kuatir terhadap anak kami sehingga ia bersikap seperti itu. TUHAN, jujur, aku sangat terluka saat ia mengatakan akan meninggalkanku. Engkau, tahu, ia adalah belahan jiwaku. Jangan biarkan hal itu terjadi, TUHAN. Dia sangat dikuasai kekuatiran sehingga melampiaskannya kepadaku. Tolong kami berdua TUHAN, supaya kami mampu bersikap tenang. Sembuhkanlah putera kami, MARK, agar dia sembuh dan kembali ceria untuk bermain bersama teman-temannya.” 

TAHUN KEENAM 
JESSICA semakin menjaga jarak dengan JOHN, setelah kehadiran REBECCA, puteri mereka. JESSICA tidak pernah lagi menemani JOHN makan malam karena harus menjaga puteri mereka yang baru berusia 5 bulan. JESSICA juga menjual kalung berlian pemberian JOHN hadiah ulang tahun pernikahan mereka dan menggantinya dengan perhiasan lain yang lebih baru. 

Ketika JOHN mengetahui hal itu, betapa sangat marahnya dia namun dia berusaha untuk menahannya. Melihat respon suaminya, JESSICA berkata, “JOHN, itu khan hanya kalung berlian biasa, lagipula aku tidak menjualnya. Aku menukarnya dengan perhiasan yang lebih baru. 

Malam-malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doanya, ”TUHAN, aku begitu kesepian melewatkan makan malam sendirian tanpa Jessica disampingku. Aku ingin meluapkan perasaanku kepadanya, bercerita, tertawa dan bersenda gurau bersamanya. Itulah penghiburanku untuk melepaskan kepenatan setelah seharian bekerja di kantor. Tapi tidak apa-apa, TUHAN, REBECCA lebih membutuhkan perhatiannya lebih daripadaku. Lagipula, masih ada MARK yang menemaniku. TUHAN, tolong aku, untuk tidak memendam sakit hati karena JESSICA telah menjual kalung pemberianku. Sekian lama aku menabung dan bekerja ekstra demi seuntai kalung itu. hanya untuk membuktikan terima kasihku padanya atas kesetiaan dan pengabdiannya sebagai istriku dan ibu dari anak-anakku. .Ampuni aku apabila tadi aku sangat marah kepadanya.” 

TAHUN KETUJUH 
Suatu hari JESSICA lupa untuk membelai dan mencium kening JOHN, sebelum berangkat kerja. Padahal JESSICA tahu, selama ini apabila dia lupa melakukannya, JOHN akan selalu kembali ke rumah siang hari demi mendapatkan belaian dan ciuman mesra istrinya. JOHN tidak akan bisa tenang bekerja bila JESSICA belum melakukan hal itu kepadanya. Memang JESSICA, tidak pernah mengucapkan kata I LOVE YOU kepadanya selama ini, namun belaian dan ciuman di kening, itu sudah cukup bagi JOHN. 

Sebuah peristiwa naas terjadi hari itu, karena memikirkan sikap JESSICA, JOHN hilang kendali, hingga akhirnya mengalami kecelakaan dan pendarahan hebat. JOHN tidak sadarkan diri saat itu juga. Mendengar berita ini. JESSICA sangat terguncang dan terpukul. Ia belum siap untuk kehilangan JOHN, seseorang yang sangat teramat dia cintai. JOHN yang selalu ada disampingnya, selalu siap menemani kemanapun ia hendak pergi. JOHN yang selalu tersenyum menampung semua emosi dan kemarahannya. JOHN yang selalu mengucapkan kata I LOVE YOU dimanapun mereka berada. 

JESSICA tak pernah sedikitpun beranjak dari samping ranjang JOHN atau mengalihkan tatapannya dari wajah JOHN yang terlihat kuyu dan pucat. JESSICA menggenggam erat tangan JOHN seraya membisikkan kata I LOVE YOU terus menerus kepada suaminya. Dalam keadaan setengah tertidur, JESSICA merasa dirinya dibawa terbang dan tiba disuatu tempat yang dia kenali itu adalah rumahnya dan kamar tidurnya. 

JESSICA melihat setiap malam yang JOHN lewatkan untuk berdoa bagi dirinya. Tanpa sadar, air matanya menetes demi melihat ketulusan dan rasa cinta JOHN yang sangat besar kepada dirinya. JOHN tidak pernah marah atas semua sikapnya selama ini yang terbilang sangat kurang ajar. Alih-alih demikian, John malahan menyalahkan dirinya sendiri. 

Tak tahan melihat semua itu, JESSICA menangis tersedu-sedu dengan penuh penyesalan dan berseru, “TUHAN, ampuni aku yang selama ini menyia-nyiakan rasa cinta suamiku. Ampuni aku yang tidak memahami perasaan dan harga dirinya selama ini. Beri aku kesempatan untuk menunjukkan rasa cintaku kepadanya. TUHAN, beri aku kesempatan untuk minta maaf dan melayaninya dengan kasih sebagaimana layaknya seorang istri melayani suami.” 

JESSICA merasakan sebuah gerakan kecil di tangannya. Lamat-lamat ia membuka mata yang tergenang oleh air mata. JESSICA menemukan sebuah tatapan penuh pancaran kasih dari mata suaminya. “Kamu begitu lelah, sayang. Maafkan aku yang tidak berhati-hati mengendarai mobil sehingga aku terluka dan membuatmu kuatir. Aku tidak konsentrasi saat itu karena memikirkan dirimu bahwa kamu lupa untuk mengatakan I LOVE YOU padaku.” 

Belum selesai JOHN berbicara, seketika itu juga JESSICA langsung ambruk di dada JOHN sambil menangis keras. “Maafkan aku, JOHN……maafkan aku…..I LOVE YOU…..I REALLY LOVE YOU….. KAULAH MATAHARIKU, JOHN. Aku tidak bisa bertahan tanpamu. Aku berjanji tidak akan pernah lupa lagi mengatakan betapa aku mencintaimu. Aku berjanji tidak akan pernah mengabaikan perasaan dan harga dirimu lagi…..I LOVE YOU, JOHN.....I LOVE YOU…” 

PESAN: 
Berapa banyak diantara kita yg menjadi seperti JESSICA, yang mengabaikan perasaan pasangan demi kepentingan diri kita sendiri. Jangan sampai kita kehilangan moment hanya untuk menyatakan rasa sayang kepada pasangan kita. Lebih dari itu, cinta yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa seperti JOHN, yang mengabaikan kepentingan dirinya sendiri dan perasaannya demi menjaga dan menunjukkan cintanya kepada pasangannya. JOHN mengajarkan kepada kita untuk mencintai pasangan tanpa syarat.

TUKANG LEDENG



Suatu hari bos Mercedez Benz mempunyai masalah dengan kran air dirumahnya. Kran itu selalu bocor hingga dia kuatir anaknya terpeleset jatuh. Atas rekomendasi seorang temannya, Mr.Benz menelpon seoran tukang ledeng untuk memperbaiki kran miliknya. Perjanjian perbaikan ditentukan 2 hari kemudian karena si tukang ledeng rupanya cukup sibuk. Si tukang ledeng sama sekali tidak tahu bahwa si penelpon adalah bos pemilik perusahaan mobil terbesar di Jerman.

Satu hari setelah ditelpon Mr.Benz,  tukang ledeng menghubungi Mr.Benz untuk menyampaikan terima kasih karena sudah bersedia menunggu satu hari lagi. Bos Mercy pun kagum atas pelayanan dan cara berbicara tukang ledeng.

Pada hari yang telah disepakati, si tukang ledeng datang ke rumah Mr.Benz untuk memperbaiki kran yang bocor. Setelah kutak sana kutak sini, kran pun selesai diperbaiki dan tukang ledeng pulang setelah menerima pembayaran atas jasanya.

Sekitar 2 minggu setelah hari itu, si tukang ledeng menghubungi Mr.Benz untuk menanyakan apakah kran yang diperbaiki sudah benar-benar beres atau masih timbul masalah. Mr.Benz berpikir pasti orang ini orang hebat walaupun cuma tukang ledeng. Mr.Benz menjawab di telepon bahwa kran di rumahnya sudah benar-benar beres dan mengucapkan terima kasih atas pelayanannya..

Tahukah anda, beberapa bulan kemudian Mr.Benz merekrut si tukang ledeng untuk bekerja di perusahaannya ? Ya, namanya Christopher L.Jr . Saat ini beliau adalah General manager Customer Satisfaction and Public Relation di Mercedez Benz.


LUKAS 16:10, "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”

PESAN:
  1. Jangan lupa dan aplikasikan dalam tingkah laku sehari hari
  2. Masukkan hanya informasi dan nasehat bergizi untuk otak kita. Jangan pernah memberinya sampah.
  3. Jangan sampai rasa takut mengalahkan kita. Hadapi dengan keberanian. Tersenyumlah dengan tulus hingga gigi kita terlihat.
  4. Jadilah orang yang menyenangkan.
  5. Selalu tambahkan 'keju' dan pelayanan terbaik walaupun itu tidak diminta

Minggu, Oktober 18, 2009

SEBUAH JEMBATAN


Alkisah ada dua orang kakak beradik yang hidup di sebuah desa. Entah karena apa mereka terjebak ke dalam suatu pertengkaran serius. Dan ini adalah kali pertama mereka bertengkar demikian hebatnya. Padahal selama 40 tahun mereka hidup rukun berdampingan. Saling meminjamkan peralatan pertanian. Dan bahu membahu dalam usaha perdagangan tanpa mengalami hambatan. 

Namun kerjasama yang akrab itu kini retak. Dimulai dari kesalahpahaman yang sepele saja. Kemudian berubah menjadi perbedaan pendapat yang besar. Dan akhirnya meledak dalam bentuk caci-maki. Beberapa minggu sudah berlalu, mereka saling berdiam diri tak bertegur-sapa. 

Suatu pagi, datanglah seorang mengetuk pintu rumah sang kakak. Di depan pintu berdiri seorang pria membawa kotak perkakas tukang kayu. 

“Maaf tuan, sebenarnya saya sedang mencari pekerjaan” kata pria itu dengan ramah. “Barangkali tuan berkenan memberikan beberapa pekerjaan untuk saya selesaikan.” 

“Oh ya ?” jawab sang kakak. “Saya punya sebuah pekerjaan untukmu. Kau lihat ladang pertanian di seberang sungai sana, itu adalah rumah tetanggaku, sebetulnya ia adalah adikku. Minggu lalu ia mengeruk bendungan dengan bulldozer lalu mengalirkan airnya ke tengah padang rumput itu sehingga menjadi sungai yang memisahkan tanah kami. Hmm,….barangkali ia melakukan itu untuk mengejekku, Tapi aku akan membalasnya lebih setimpal. Di situ ada gundukan kayu. Aku ingin kau membuat pagar setinggi 10 meter untukku. Sehingga aku tidak perlu lagi melihat rumahnya. Pokoknya, aku ingin melupakannya.” 

Kata tukang kayu, “Saya mengerti. Belikan saya paku dan peralatan. Akan saya kerjakan sesuatu yang bisa membuat tuan merasa senang.” 

Kemudian sang kakak pergi ke kota untuk berbelanja berbagai kebutuhan dan menyiapkannya untuk si tukang kayu. 

Setelah itu ia meninggalkan tukang kayu bekerja sendirian. Sepanjang hari tukang kayu bekerja keras, mengukur, menggergaji dan memaku. 

Di sore hari, ketika sang kakak kembali, tukang kayu itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Betapa terbelalaknya ia begitu melihat hasil pekerjaan tukang kayu itu. Sama sekali tidak ada pagar kayu sebagaimana yang dimintanya. Namun, yang ada adalah sebuah jembatan yang melintasi sungai yang menghubungkan ladang pertaniannya dengan ladang pertanian adiknya. Jembatan itu begitu indah dengan undak-undakan yang tertata rapi. Dari seberang sana, terlihat sang adik bergegas berjalan menaiki jembatan itu dengan kedua tangannya terbuka lebar. 

“Kakakku, kau sungguh baik hati mau membuatkan jembatan ini. Padahal sikap dan ucapanku telah menyakiti hatimu. Maafkan aku” kata sang adik pada kakaknya. 

Dua bersaudara itu pun bertemu di tengah-tengah jembatan. Saling berjabat tangan dan berpelukan. 

Melihat hal itu tukang kayu tersenyum puas dan segera membenahi perkakasnya, bersiap-siap untuk pergi. 

“Hai, jangan pergi dulu. Tinggallah beberapa hari lagi. Kami mempunyai banyak pekerjaan untukmu,” pinta sang kakak. 

“Sesungguhnya saya ingin sekali tinggal di sini,” kata tukang kayu. Tapi masih banyak jembatan lain yang harus saya selesaikan. 

TUHAN SELALU INGIN KITA BERADA DALAM DAMAI SEJAHTERA TUHAN SELALU INGIN MEMPERSATUKAN HATI KITA TUHAN SELALU INGIN KITA MENGASIHI SESAMA KITA  

SADARKAH KITA,  bahwa : 
- Kita dilahirkan dengan dua mata di depan, karena seharusnya kita melihat yang ada di depan? Kita lahir dengan dua telinga, satu kiri dan satu di kanan sehingga kita dapat mendengar dari dua sisi dan dua arah. Menangkap pujian maupun kritikan, dan mendengar mana yang salah dan mana yang benar. 

- Kita dilahirkan dengan otak tersembunyi di kepala, sehingga bagaimanapun miskinnya, kita tetap kaya. Karena tak seorang pun dapat mencuri isi otak kita. Yang lebih berharga dari segala permata yang ada. Kita dilahirkan dengan dua mata, dua telinga, namun cukup dengan satu mulut. Karena mulut tadi adalah senjata yang tajam, yang dapat melukai, memfitnah, bahkan membunuh. Lebih baik sedikit bicara, tapi banyak mendengar dan melihat.

- Kita dilahirkan dengan satu hati, yang mengingatkan kita. Untuk menghargai dan memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati. Belajar untuk mencintai dan menikmati untuk dicintai, tetapi jangan pernah mengharapkan orang lain mencintai anda dengan cara dan sebanyak yang sudah anda berikan. Berikanlah cinta tanpa mengharapkan balasan, maka anda akan menemukan bahwa hidup ini terasa menjadi lebih indah.

APAKAH DIA UNTUKKU


Memilih pasangan hidup memang harus hati-hati. Bibit bobot bebet bukan hanya sekedar nasehat tidak penting dari orang tua. Itu benar-benar sesuatu yang harus dipertimbangkan. Tapi ada beberapa hal sederhana yang bisa membantu anda dalam pendekatan awal untuk bisa mempertimbangkan apakah orang ini layak diperjuangkan untuk menjadi kandidat pasangan anda kedepan nanti. 

1. BAGAIMANA REPUTASINYA 
Tidak selamanya mimpi untuk mengubah seorang yang liar menjadi orang yang baik hati itu bisa menjadi kenyataan. Karena itu jika reputasi orang yang anda sukai itu sangat buruk di luar sana, anda sebaiknya berhati-hati dan berpikir dua kali. 

2. PERHATIKAN GERAK GERIKNYA SAAT BERBICARA DAN CARA MEMPERLAKUKAN LAWAN BICARA 
Dalam percakapan itu, yang penting anda ketahui ialah apakah ia seorang pecinta diri sendiri atau bukan. Jika ia tipe yang selalu focus pada dirinya ketimbang pada anda, ini tanda kurang baik, terutama jika anda ingin serius dengannya di kemudian hari. 

3. KETAHUI SEJARAH PERCINTAANNYA 
Apakah orang ini terkenal sebagai si tukang gonta ganti pacar? Jika mantan pacarnya ada 12 padahal umurnya baru 23 tahun, anda benar-benar harus hati-hati, karena itu berarti dia bermasalah dengan satu kata yang berjudul komitmen. Bisa-bisa anda hanya akan menjadi pacar nomor 13 untuknya. 

4. APAKAH ANDA NYAMAN BERSAMANYA 
Ada orang yang anda sukai tapi membuat anda sendiri tidak nyaman. Mungkin karena bahasanya yang kasar, cara berpakaiannya yang jujur saja membuat anda malu, atau tingkah lakunya yang kadang tidak sopan. Jika ya, anda harus mempertimbangkannya baik-baik 

5. LIHAT BAGAIMANA DIA MEMPERLAKUKAN KELUARGANYA 
Bagaimana ia memperlakukan keluarganya dan bagaimana ia berhubungan dengan saudara-saudaranya adalah hal penting yang harus diperhatikan. Bahaya besar bila orang yang anda sukai ternyata suka memusuhi adiknya sendiri atau kasar pada orang tuanya, karena dia akan memperlakukan anda sama seperti yang dia lakukan pada keluarganya. 

6. APAKAH KEHADIRANNYA MEMBAWA DAMPAK POSITIF BAGI KEROHANIANMU ATAU MALAH MEMBUAT MUNDUR 
Ini poin yang paling penting. Sebelum anda dan dia memulai hubungan yang lebih serius, anda harus mulai bisa menilai dari berbagai segi, apakah kehadiran orang istimewa anda itu memberi pengaruh baik bagi sisi rohani anda atau tidak. Apakah kehadirannya membuat anda rajin berdoa atau malah jadi malas berdoa sama sekali? Apakah bersamanya membuat anda jadi jatuh dalam dosa atau tidak? Poin utamanya ialah, bersama dengan dirinya harus membuat hidup rohani anda naik dan bukan turun. Jika bersama dengannya membuat rohani anda menjadi lemah, tinggalkan saja. 

7. BAYANGKAN AKAN SEPERTI APA PERNIKAHAN ANDA DENGAN DIA DI MASA AKAN DATANG 
Maksudnya, anda harus mulai punya bayangan sebuah pernikahan dengan dirinya. Jika membayangkan untuk menjadi istri/suami nya saja membuat anda merasa aneh, jangan lanjutkan. Bayangkan juga apakah ia bisa menjadi ayah/ibu yang baik bagi anak-anak anda nanti. Kalau sikap dan karakternya sangat meragukan untuk itu, berarti ini sebuah lampu merah untuk anda. 

8. TERIMA MASUKAN DARI ORANG-ORANG SEKELILING ANDA 
Pendapat orang tua, pendapat sahabat, pendapat pimpinan, harus anda dengarkan. Biasanya mereka yang sudah buta oleh cinta tidak bisa melihat segala sesuatu dengan objektif. Karena itu pendapat orang penting dipertimbangkan. Jika semua orang terdekat anda berkata tidak, tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan kembali keputusan anda. 

Jika hampir semua dari 8 hal sederhana diatas mengarah ke sesuatu yang negatif tentang orang yang anda sukai tersebut, mengapa anda harus pusing lagi? Masyarakat boleh menyebarkan kebohongan bahwa anda harus punya pacar!!. Padahal tidak. Begitu banyak perceraian yang terjadi karena kebohongan ini. Mereka memaksakan diri berpacaran dengan orang yang salah hanya karena ingin punya pacar dan akhirnya menikahi orang salah itu.

Dan penyesalan hanya datang terakhir: “Andai aku lebih berhati-hati waktu pacaran dulu.” 

JANGAN HANYA DEMI KEPUASAN DAN KESENANGAN SESAAT MENGORBANKAN MASA DEPAN DAN KETURUNAN ANDA

AIR MENDIDIH


Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah.

Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya. Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak? “Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak.

Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?" ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

WORTEL sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.

TELUR sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.

BUBUK KOPI mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?"


BAGAIMANA DENGAN KAMU ? 
1. Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.
2. Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?
3. Ataukah kamu adalah bubuk kopi. Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.

Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.