Rabu, Maret 31, 2010

CATATAN KECIL


Betapa besarnya uang kertas senilai Rp. 100.000,- apabila dibawa ke Gereja untuk disumbangkan, namun betapa kecilnya kalau dibawa ke mall untuk dibelanjakan.
Betapa lamanya melayani Allah selama 15 menit, namun betapa singkatnya kalau kita menonton film.
Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa, namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar / teman tanpa harus memikir panjang-panjang.
Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya, namun kita mengeluh ketika Khotbah di Gereja lebih lama daripada biasanya.
Betapa sulitnya untuk membaca 1 ayat dalam Alkitab, tapi betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang terkenal.
Betapa senangnya orang untuk duduk didepan dalam menonton suatu pertandingan atau konser musik, namun lebih senang duduk dikursi paling belakang bila masuk ke Gereja.

Betapa mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 3 hari berpuasa.
Betapa sulitnya menyediakan waktu untuk beribadah, namun betapa mudahnya
menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk suatu acara yang menyenangkan.
Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung didalam Alkitab, namun betapa mudahnya untuk mengulangi gosip yang sama kepada orang lain.
Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang ditulis dalam koran, namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan dalam Alkitab.
Betapa inginnya setiap orang untuk masuk ke Surga seandainya tidak perlu percaya dan berpikir atau mengatakan apa-apa atau berbuat apa-apa.
Betapa cepatnya sebuah berita baru tersebar, tetapi betapa lambatnya kita menyatakan Kebenaran Injil.

With a warm love from GOD ! (lyn - 31032010)


visit : myjourney-hliesye.blogspot.com

Selasa, Maret 23, 2010

DAMAI DI TENGAH BADAI

Written by : liesye herlyna

MARKUS 4: 39, “Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.”

           
            Dalam sebuah perlombaan fotografi yang mengambil tema DAMAI SEJAHTERA, ada 2 buah siluet yang menarik hati pengunjung. Siluet yang pertama menggambarkan sebuah pemandangan hutan yang asri, hijau penuh dengan aneka satwa yang hidup dalam sebuah keharmonisan. Burung-burung digambarkan terbang dalam keadaan damai dan membentuk sebuah simfoni alam. Bagi sang fotografi, kedamaian diartikan sebagai satu situasi yang tenang, teduh, damai dan tidak ada masalah.
            Siluet yang kedua, menggambarkan sebuah situasi yang bertolak belakang dengan siluet yang pertama. Siluet yang kedua menggambarkan sebuah lautan lepas dengan ombak yang bergulung-gulung dan menghempas dengan keras. Begitu menakutkan !! Namun di tengah-tengah ombak itu, ada sebuah batu karang yang kokoh dan tidak tergerus oleh ombak. Di atas batu karang itu, ada beberapa ekor burung sedang beristirahat dan menikmati sinar matahari. Burung-burung ini, tidak takut dengan terpaan gelombang yang menghantam dengan keras dan memekakkan telinga dan memilih untuk menikmatinya.
            Akhirnya, siluet yang kedua lah yang memenangkan perlombaan ini, karena sang fotografer mampu mengambil angle yang tepat dalam mengartikan DAMAI SEJAHTERA.
Saudaraku, damai sejahtera yang sesungguhnya bukan pada saat segala sesuatu berjalan dengan baik dan sesuai dengan kehendak kita. Namun damai sejahtera yang sesungguhnya adalah bagaimana kita mampu menyikapi setiap situasi yang tidak enak dengan bersikap tenang dan percaya bahwa TUHAN tidak pernah meninggalkan kita. Sama seperti burung-burung itu, yang memilih untuk menikmati sinar matahari daripada memusingkan gelombang yang menderu di sekelilingnya.

With a warm love from GOD ! (lyn-23032010)

ANJING KECIL

Written by : liesye herlyna 

AMSAL 25:28, “Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya” 

Seorang petani baru saja membeli seekor anjing untuk menemaninya di pertanian. Keesokan harinya, anjing ini berjalan-jalan mengitari ladang pemiliknya dan tibalah anjing ini dekat istal kuda dan mendengar kuda-kuda itu memanggilnya. 

Kuda : “Kamu pasti masih baru disini. Kamu belum tahu khan bahwa aku yang paling dicintai oleh pemilik ladang ini, lebih dari binatang peliharaan lain. Aku telah mengangkut banyak hasil panen dari pertanian ini dan juga benda-benda-benda berat yang tidak bisa dikerjakan oleh binatgung lain (serunya dengan bangga). Wajar saja toch, bila pemilik ladang ini, mengasihi aku lebih dari yang lain, dibandingkan dengan kamu, seekor anjing kecil yang tidak ada nilainya.” 

Anjing itu menurunkan ekornya dan berjalan menjauhi istal kuda seraya menundukkan kepala. Tak berapa jauh dari sana, anjing kecil itu mendengar seekor sapi melenguh dan berkata : 

SAPI : “Mooo……aku-lah binatang yang paling berjasa, karena dari susuku dihasilkan keju dan mentega. Aku mampu membuat seisi rumah ini sehat dan tidak kekurangan gizi. Sedangkan kamu ? kamu hanya seekor anjing kecil yang tidak ada gunanya.” 

Domba yang mendengar hal ini menjadi tersinggung dan berkata : 

DOMBA : “Hai sapi, kedudukan kamu tidak lebih tinggi dari saya. Coba kamu pikir siapa yahg memberik kehangatan saat musim dingin. Tentu aku bukan ? Dari bulu-buluku, mereka bisa membuat mantel bulu yang memberi kehangatan kepada seluruh anggota keluarga. Hai sapi, pendapatmu benar tentang anjing kecil ini, dia tidak memberikan faedah apa-apa.” 

Dalam sekejab mata, seluruh pertanian itu menjadi heboh, karena setiap binatang saling menyombongan diri dan merasa diri paling penting dan berjasa kepada pemilik ladang. Mendengar kecaman binatang-binatang lain, anjing kecil itu merasa terpukul dan diam-diam melarikan diri ke tempat sepi dan mulai menangis. Di tengah kesedihannya, anjing kecil itu tidak menyadari kedatangan seekor anjing tua dan berkata kepadanya : 

ANJING TUA : “Apa yang kau tangisi, anjing kecil ?” 

ANJING KECIL : “ Aku memang bodoh dan tidak berguna, aku tidak memberikan manfaat apapun.” 

ANJING TUA : “Memang kamu terlalu kecil untuk menarik pedati, dan kamu bukan ayam atau kucing yang dapat menghasilkan telur dan menangkap tikus. Bodoh sekali bila kamu menangisi hal-hal yang memang tidak bisa kamu lakukan. Anjing kecil, lakukanlah apa yang bisa kamu lakukan untuk mendatangkan kegembiraan.” 

Malam itu, anjing kecil ini tetap terjaga menunggu kedatangan tuannya yang sedang melakukan perjalanan ke luar kota. Tak berapa lama terdengar suara langkah kaki terseok-seok di ujung jalan dan serta merta, anjing ini berlari dengan kencang seraya menggonggong dengan gembiranya melihat kedatangan tuannya. Begitu berhadapan dengan tuannya, ekornya segera bergoyang-goyang, menjilati tuannya dan seraya melompat ke pelukan tuannya. 

Si pemilik ladang, segera mengelus dan memeluk anjing kecil itu erat-erat dan berkata, “Meskipun aku sangat lelah dan tidak memiliki tenaga lagi, namun begitu aku melihat engkau menyambut aku dengan kehangatan. Semua keletihan aku, hilang. Anjing kecil, engkau adalah binatang yang paling berharga di antara binatang yang lain.” 

Kesombongan tidak ada artinya. Kesombongan hanya akan membuat kita hancur. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan bukan untuk ditangisi, tapi kekurangan menjadi alat untuk kita tetap rendah hati. Kelebihan yang kita miliki bukan untuk kesombongan, tapi kelebihan yang kita miliki untuk menjadi berkat bagi banyak orang. 

With a warm love of GOD ! (lyn-23032010)

3 EKOR ANAK BURUNG


YOHANES 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Suatu hari, seorang petani tua berniat untuk mencari tanaman langka, perjalanan itu harus ditempuhnya dengan melewati hutan dan jalan setapak yang penuh dengan semak belukar. Di tengah-tengah perjalanan, petani tua ini mendengar suara orang tertawa dan benar saja ketika didekati dia melihat salah seorang anak sedang menggoncang-goncangkan sebuah sangkar yang berisi 3 orang anak burung. Burung-burung itu kelihatan sangat lemas dan hampir mati.  Tak tega melihat keadaan anak burung itu, petani tua itu berkata :

PETANI TUA : “Nak, apa yang kau perbuat terhadap anak burung itu ?

ANAK : “Ha…ha…ha…aku akan mengoncang-goncangkan mereka sehingga mereka mati lemas, bila belum mati juga, aku akan mencabuti semua bulu ditubuh mereka sampai mati kesakitan.” 


Bergidik hati petani tua ini, mendengar perkataan anak-anak ini. Dalam hatinya berfikir, “Apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkan anak-anak burung ini ?” Tiba-tiba petani tua ini berkata :

PETANI TUA : “Nak, bagaimana bila kamu jual saja anak burung ini kepada bapak ?”


ANAK : “Wah, pak, jangan bercanda. Untuk apa, bapak membeli anak burung yang jelek dan tidak     berguna ini ?” (menatap seraya tidak percaya) 


PETANI TUA : “Bapak serius nak, berapa hendak kamu jual ?” 


Anak itu menyebutkan sejumlah uang. Petani tua segera merongoh koceknya dan menyerahkan kepada anak itu serta  menerima sangkar beserta 3 ekor anak burung di dalamnya. Anak itu segera berlari meninggalkan petani tua ini seorang diri.  Sambil berjalan, petani tua ini berkata anak burung itu :


PETANI TUA : “Hari ini aku telah membebaskan kalian dari kematian, nikmatilah kehidupan kalian yang baru.  (tangannya membuka sangkar burung itu dan menerbangkannya satu per satu ke angkasa)
                      
Kita adalah orang yang seharusnya mati karena dosa dan tidak memliki pengharapan. namun ALLAH datang untuk membebaskan kita dan memberikan hidup yang baru kepada kita. Nikmati kemerdekaan yang telah kita dapatkan dengan penuh tanggungjawab dan ucapan syukur.

With a warm love from GOD ! (lyn – 23032010)