Minggu, November 07, 2010

WALDORF-ASTORIA HOTEL

Di sebuah kota PHILADELPHIA, sepasang suami istri yang sudah tua mencoba masuk ke sebuah lobby hotel kecil  untuk mencari tempat berteduh dari hujan badai yang tengah melanda daerah itu. Lelaki tua itu  mendekati meja  resepsionis dan bertanya, “Apakah masih ada kamar?"

Seorang pria muda dengan ramah menjawab, “Maaf pak, tidak ada kamar kosong, semuanya sudah fullbooked karena ada 3 acara besar yang diselenggarakan di kota kami.” Lelaki tua itu merasa bingung, mau kemana lagi hendak mencari hotel di tengah malam seperti ini. Ketika hendak membalikkan badan, ia mendengar, pria muda itu berkata, “Bila bapak dan ibu tidak keberatan, silakan tidur di kamar saya. Memang tidak terlalu bagus tapi saya rasa cukup nyaman untuk anda beristirahat,yaa… setidaknya untuk malam ini.”

Suami istri ini terdiam. Melihat keragu-raguan yang terpancar dari wajah mereka, sang pria muda berkata, "Pak, jangan kuatir dimana saya akan tidur, saya bisa ikut menumpang di kamar teman. Yang terpenting adalah anda berdua bisa beristirahat malam ini dan tidak keluyuran di tengah hujan badai.” Akhirnya suami istri ini menyetujuinya.

Keesokan harinya, ketika lelaki tua itu hendak memberikan sejumlah uang, pria muda itu menolaknya dan berkata bahwa dia melakukan ini tulus dan tanpa pamrih. Mendengar perkataan sang pemuda, lelaki tua itu  berdecak penuh kekaguman. Seraya menepuk-nepuk pundak sang pemuda, dia berkata, "Sekalipun anda karyawan di tempat ini, sikap anda begitu professional tak ubahnya seperti seorang manager. Seharusnya anda menjadi manager hotel terbaik di AMERIKA. Mungkin suatu hari saya akan mendirikan sebuah hotel untuk anda." Mendengar hal ini, sang pria muda tersenyum dan berterima kasih atas pujian yang diberikan oleh suami istri itu. 

Di sepanjang perjalanan, suami istri ini tak habis-habisnya membahas sikap pemuda tersebut dan mereka sepakat bahwa sikap bersahabat dan suka menolong adalah barang langka di zaman seperti ini dan mereka sangat bersyukur bisa bertemu dengan pemuda ini.  

Dua tahun berlalu dan sang pemuda sudah melupakan peristiwa itu. Hingga suatu hari ia menerima sepucuk surat yang berisi tiket pulang pergi ke NEW YORK dan meminta agar pemuda itu mengunjungi pasangan suami istri yang tempo hari ditolong olehnya. Setengah kegirangan, lelaki tua itu segera mengajaknya ke sudut FIFTH AVENUE  and 34th STREET dan menunjuk sebuah gedung baru yang megah layaknya istana yang mengkilap kemerahan dan menjulang ke langit.  

"Lihat! Itu adalah hotel yang aku bangun untukmu dan aku ingin engkau yang mengelolanya.  

"Ah..bapak pasti bercanda” jawab pemuda itu setengah tidak percaya. 

“Tidak nak, saya sengaja membangunnya untukmu. Karena engkau telah menunjukkan sifat yang luhur yang tidak dimiliki oleh banyak orang. Terimalah pemberian ini, sebagai ucapan terima kasih kami atas pertolonganmu tempo hari”jawab lelaki tua itu dengan senyum lebar mencerminkan kepuasannya. 

Tahukah anda siapa lelaki tua itu? Namanya adalah WILLIAM WALDORF ASTOR yang mendirikan WALDORF-ASTORIA HOTEL dan pemuda yang menjadi manager di tempat itu bernama GEORGE C BOLDT. Pelayan muda ini tidak akan pernah melupakan kejadian yang membawa dia untuk menjadi manager dari salah satu jaringan hotel paling bergengsi di dunia.


MORAL: Ketika kita menolong orang yang lemah dan tidak berdaya, itu artinya kita telah melakukan tindakan kasih. 


With a warm love from GOD! (lyn-25102010)

visit http://myjourney-hliesye.blogspot.com

SALAH MENDENGAR

Written by: liesye herlyna

Mazmur 49:5, “Aku akan menyendengkan telingaku kepada amsal, akan mengutarakan peribahasaku dengan bermain kecapi.”

            Akibat salah mendengar dapat mengakibatkan kecelakaan yang sangat fatal dan sangat merugikan bukan hanya bagi diri sendiri tapi juga bagi orang lain. Sebuah kisah yang tak asing lagi dan tetap ada di sepanjang zaman yaitu kisah mengenai ADAM dan HAWA. Dalam kejadian 3, dikisahkan sebuah percakapan yang terjadi antara ular dengan HAWA, kira-kira percakapan mereka seperti ini.

ULAR: “Hai HAWA, aku dengar ALLAH berfirman bahwa semua pohon di taman ini jangan kamu makan buahnya, ya?  Koq, ALLAH seperti itu ya? Lalu untuk apa DIA menciptakan semua pohon-pohon yang indah ini, jika kamu tidak boleh memakannya. Lagipula apakah kamu tidak bosan, bila hanya makan yang itu-itu saja?”

HAWA: “Tidak seperti itu koq, kata suamiku, “ALLAH berfirman bahwa buah pohon-pohonan di dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, ALLAH berfirman jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”

KEJADIAN 2:16-17, “Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”

ULAR: “Ah….apa yang ALLAH katakan kepada suamimu itu bohong semua, sekali-kali kamu tidak akan mati, percaya deh. Tahu ngga,  ALLAH itu takut kalau kamu makan buah itu, mata kamu akan terbuka dan menjadi seperti ALLAH, tahu tentang yang baik dan yang jahat. Coba kamu lihat buah itu begitu ranum, kemerah-merahan, matang, dan menggiurkan, hmm……sepertinya lezat kalau kamu mencicipinya. Tidakkah kamu ingin mencicipinya? Ayolah…..petik, toch tidak akan ada yang tahu kalau kamu memetiknya hanya 1 buah.”
            
Sejenak HAWA terdiam………merenungkan semua perkataan yang dikatakan oleh ular seraya menatap buah ranum yang ada di hadapannya. Dalam hatinya HAWA berfikir, “Betul juga perkataan ular ini,  kalau aku memetiknya hanya 1 buah tidak akan ada yang tahu, ALLAH pun tidak akan tahu. Buah di pohon ini begitu rimbun, aku akan mengambilnya di tempat yang tersembunyi dan aku akan memberikannya kepada suamiku juga.”

KEJADIAN 3:6, “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.”

            Dan seperti yang kita tahu, HAWA melanggar perintah TUHAN, ia mengambil buah itu dan memberikannya kepada suami. Dosa bukan hanya melibatkan 1 orang tapi dosa akan menyeret orang lain untuk turut serta jatuh kedalamnya. Akibat dosa, terputusnya hubungan antara manusia dengan ALLAH,  terputusnya pula hubungan pria dan wanita dimana kedua gender ini saling menyalahkan atas apa yang terjadi pada diri mereka. Dan bukan hanya itu saja, mereka harus kehilangan hak otoritas dan kuasa atas muka bumi ini. 

            Bila ADAM dan HAWA yang telah melihat ALLAH dan bercakap-cakap dengan-NYA pun bisa tertipu oleh iblis, lalu bagaimana dengan kita? Kita memang rentan terhadap dosa namun bukan alasan bagi kita untuk tetap berbuat dosa.



Lalu bagaimana caranya agar kita tidak salah mendengar dan terjebak dalam tipu muslihat iblis?
a.     TEMPATKAN ALLAH SEBAGAI PRIORITAS UTAMA
              Ketika kita menempatkan ALLAH sebagai titik perhatian kita, maka kita akan mencurahkan seluruh perhatian kita, mata, telinga, hati, pikiran, perasaan, kehendak, semuanya ditujukan hanya kepada ALLAH.

              Banyak orang yang berfikir bahwa menempatkan ALLAH sebagai prioritas adalah melakukan apa yang terbaik bagi TUHAN, apakah benar? Belum tentu.  Apa yang menurut kita itu baik dan bahkan terbaik yang bisa kita lakukan buat TUHAN, belum tentu itu berkenan di hati TUHAN. Mengapa? Karena apa yang kita lakukan menurut standart manusia dan keinginan hati kita sendiri  bukan menurut standart TUHAN dan kehendak TUHAN.

              Apakah melayani di gereja baik, tentu saja baik. Apakah berkotbah baik, tentu saja baik. Tetapi apakah berkenan di hati TUHAN? Belum tentu. Ketika kita hendak melayani check hati kita, apa yang menjadi motivasi kita untuk melayani, apakah untuk dilihat orang, untuk menyalurkan bakat atau untuk memuliakan TUHAN. Demikian pula ketika kita dipanggil untuk berkotbah entah itu dipanggil untuk berkotbah di gereja lokal atau gereja lain, kita harus bertanya dulu, apakah TUHAN mengizinkan kita untuk berkotbah di tempat itu. Bila TUHAN tidak mengizinkan dan kita mengambilnya, itu artinya kita tidak sedang melayani TUHAN tapi sedang melayani diri sendiri.  TUHAN bukan lagi menjadi prioritas utama lagi tetapi ego-nya-lah yang menjadi tuhan atas dirinya.

            Jangan pernah memakai alasan pelayanan untuk TUHAN dengan mengorbankan kewajiban, entah itu dengan posisi kita sebagai anak, kepala keluarga, istri, warganegara, KECUALI TUHAN yang menyuruh, mau tidak mau kita harus tunduk kepada-NYA.

            Sebuah pembelajaran berharga dari seorang KINGSLEY FLECHER, dimana pada saat yang bersamaan ayahnya meninggal dunia dan beliau harus mengajar di WAGNER INSTITUTE. Sebagai putra mahkota, seharusnya KINGSLEY hadir untuk  mengikuti upacara tersebut. Namun beliau tidak hadir karena beliau lebih mematuhi perintah ALLAH untuk berada di COLORADO  dan mengajar mata kuliah.

            Sebagian besar orang pasti tidak akan setuju dengan keputusan ini dan berfikir bahwa KINGSLEY adalah anak durhaka yang tidak menghormati orang tuanya. Saya rasa di dalam hati kecilnya, KINGSLEY mungkin merasa gamang akan hal ini, apakah akan menghadiri upacara pemakaman atau tetap mengajar di WAGNER. Hingga akhirnya, KINGLEY memantapkan hati untuk tetap berangkat ke COLORADO mematuhi perintah ALLAH.

Matius  10:37, “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.”

            Ketika kita memutuskan untuk menempatkan ALLAH sebagai prioritas utama di dalam hidup kita, ada harga yang harus kita bayar dan itu tidak murah. Pengorbanan yang kita berikan saat di dunia tidak sebanding dengan kemuliaan kekal yang akan kita terima.


b.     BANGUN HUBUNGAN PRIBADI DENGAN ALLAH
            Membangun kebersamaan tidak cukup hanya dengan say “HELLO…..APA KABAR” atau hanya menghubunginya sesekali, itupun kalau ingat ^_^ . Tapi harus dibangun hari demi hari dengan komunikasi 2 arah bukan 1 arah, komunikasi yang dibangun melalui keterbukaan, penerimaan,  telinga yang mendengar, disertai kerendahan hati. Sebuah hubungan akan rusak bila salah satu pihak memaksakan kehendaknya untuk di dengarkan, atau hanya berdasarkan formalitas belaka.

            Sudahkah kita membangun hubungan yang benar dengan ALLAH? Sudahkah kita benar-benar meluangkan waktu  khusus hanya untuk bersama ALLAH? Hanya untuk bercakap-cakap dengan-NYA dan bukan hanya meminta kepada-NYA. Bila belum, mulailah bangun waktu yang ekslusif bersama TUHAN, tariklah diri saudara dari kebisingan dunia dari kesibukan kita dan benar-benar menyediakan waktu bagi TUHAN.

            Membangun hubungan pribadi dengan TUHAN bukan hanya dengan hadir ibadah, saat teduh, baca FIRMAN, pelayanan, aktf dengan kegiatan keagamaan tapi membangun komunikasi 24 jam tiap hari dengan-NYA. Sekalipun kita sedang sibuk beraktivitas, pikiran kita sedang tercurah pada pekerjaan, telinga kita sedang mendengar perkataan dosen, tangan kita sedang sibuk memasak, bahkan ketika tidur pun, kita tetap bisa berkomunikasi dengan TUHAN, melalui roh kita. Ketika kita lahir baru, roh kita dilahirkan kembali, melalui roh kita-lah kita bisa terhubung dengan ALLAH yang adalah ROH.  ROH KUDUS membawa kita untuk bisa mengerti apa yang ALLAH kehendaki dan oleh ROH pula dinyatakan segala sesuatu yang tersembunyi di dalam diri ALLAH.


Semakin kita dekat dengan ALLAH, ALLAH semakin membuka diri-NYA kepada kita.
Semakin kita intim dengan ALLAH, seluruh kepenuhan dan kekayaan-NYA dilimpahkan-NYA kepada kita
Semakin kita percaya kepada ALLAH, maka tidak ada perkara mustahil bagi kita


c.      TINGKATKAN KUALITAS HUBUNGAN DENGAN ALLAH         
            Kualitas dari sebuah hubungan yang terjalin diantara 2 orang atau sekelompok orang akan teruji ketika datang masalah. Masalah yang terjadi dapat membuat kualitas  hubungan itu meningkat atau malah menghancurkannya. 

I Tesalonika  2:4, “Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.”

             ALLAH senang menguji hati manusia dan sangat senang menguji hati manusia, untuk menemukan orang-orang yang dapat dipercayai-NYA perihal rahasia KERAJAAN SURGA. ALLAH tidak mungkin mempercayakan rahasia terdalam-NYA kepada orang yang bocor mulut dan tidak setia, karena jangan-jangan hal itu akan digunakan untuk mempermuliakan dirinya sendiri.  

            Semakin tinggi kualitas hubungan kita dengan ALLAH, telinga kita menjadi semakin peka.
Ketika telinga kita menjadi semakin peka, kita akan dengan mudah membedakan manakah suara ALLAH dan suara iblis. Kepekaan akan membawa kita kepada suatu hubungan yang intim lagi dengan ALLAH. Hingga keserupaan dan kesetaraan dengan ALLAH tergenapi.



Bila ADAM dan HAWA dekat dengan ALLAH dan bisa mendengar suara-NYA, lalu mengapa mereka bisa jatuh ke dalam dosa? 

1. KEHENDAK BEBAS
Manusia diciptakan dengan kehendak bebas, kehendak manusia lah yang mencondongkan dirinya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal. Sama halnya dengan YESUS, selama di bumi YESUS mengenakan tubuh manusia lengkap dengan emosi, kekurangan dan kelemahannya. Namun YESUS tidak membiarkan dirinya untuk dikuasai oleh keadaan, YESUS memilih untuk  mengosongkan dirinya, menundukkan dirinya sedemikian rupa dan mengambil kehendak ALLAH menjadi kehendak diri-NYA. YESUS tahu untuk apa diri-NYA lahir di muka bumi ini dan kemana DIA harus pergi. 


2. LUPA TUJUAN HIDUP
Terlalu lama berada di zona nyaman dapat membuat kita lupa akan tujuan hidup. Hal ini lah yang terjadi pada ADAM dan HAWA, dimana mereka merasa nyaman berada di taman EDEN dengan segala kelimpahannya, dan pasangan disampingnya, membuat mereka terlena dan lupa akan perintah yang ALLAH berikan atas hidup mereka.   


3. MENGANGGAP REMEH FIRMAN TUHAN
Coba saudara amati apa yang dikatakan oleh HAWA dan dengan FIRMAN TUHAN yang diberi tulisan warna merah, sepintas kelihatan sama namun sebetulnya ada perbedaan yang sangat besar.  HAWA berkata, “(ay 3)…. Tetapi tentang buah pohon yang ada  tengah-tengah taman, ALLAH berfirman: Jangan kamu makan atau raba buah itu, nanti kamu mati.”
                                                                         
Sedangkan TUHAN berfirman (KEJADIAN 2:16-17), “……….. Semua pohon dalam taman ini boleh  kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”

Di tengah taman itu ada 2 pohon, yang satu pohon kehidupan dan yang lainnya adalah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat (KEJADIAN 2:9b). HAWA tidak menyimak apa yang diperkatakan oleh TUHAN dengan benar, dan hal ini diperparah dengan sikap sok tahunya dengan mencoba menjelaskan perintah TUHAN menurut pengertiannya sendiri.

Seandainya, HAWA bertanya kembali kepada TUHAN apa maksud perkataan TUHAN mengenai larangan memakan buah yang ada di tengah taman itu, saya rasa HAWA tidak akan tertipu oleh iblis dan kita semua selamat.


4. MERASA DIRI PUAS
Rasa puas adalah kesombongan terselubung dapat membuat seseorang loss control dan tidak menyadari ada bahaya yang sedang mengintainya. ADAM dan HAWA merasa puas dengan apa yang mereka miliki selama ini dan mereka lupa bahwa ada oknum ke-3 yang diam-diam mengintai kehidupan mereka dan hendak menghancurkannya. 

Di tengah suasana sukacita yang dimiliki oleh ADAM dan HAWA, mereka tidak menyadari bahwa ular yang menjadi teman main mereka selama ini, sudah dikuasai oleh iblis dan tanpa sadar mereka sudah termakan oleh bujuk rayu si iblis.

Godaan datang bukan pada saat kita sedang bersiaga tapi saat kita sedang lengah. Karena mudah sekali untuk membuat orang jatuh saat sedang berada di atas angin daripada ketika sedang berada di dalam kesusahan. 


            Saudaraku, kita sudah melihat bahwa akibat salah mendengar akibatnya sangat fatal. Hari ini, mari kita perbaharui kembali komitmen kita di hadapan TUHAN dan menyerahkan seluruh keberadaan kita kepada TUHAN. Condongkan telinga kita hanya untuk mendengar TUHAN dan bukan yang lainnya.


LISTEN THE VOICE NOT THE NOISE


With a warm love from GOD! (lyn-29102010)

 visit http://myjourney-hliesye.blogspot.com

Sabtu, November 06, 2010

KISAH ABRAHAM

Written by: Frans Tamelan


Kisah Abraham menggambarkan seorang yang berjalan bersama Allah, Allah memproses hidupnya menjadi Manusia Allah (Ilahi).

Melalui  hidup dan kehadirannya, ia telah membuat orang-orang sekelilingnya diberkati, tanah tandus menjadi tanah berlimpah susu dan madunya, seorang tua yang mandul telah menjadi bapa segala bangsa.

Melalui keturunannya, telah lahir nabi-nabi besar, raja-raja besar bahkan Yesus Kristus lahir dari keturunan Abraham, Juru Selamat dunia, tuhan segala Tuhan, raja di atas segala Raja dan nama di atas segala nama.

Awalnya, Abraham bukan orang yang sempurna, seorang yang tidak berani mengambil keputusan, seorang yang menghindar dari masalah dan mencari aman untuk dirinya sendiri.

Abraham menjadi ‘manusia Allah’ melalui proses pemisahan-pemisahan dalam hidupnya. Setiap kali Abraham mengalami pemisahan, saya mengerti bahwa ia mengalami rasa sakit dan terluka yang amat dalam.

Itulah arti dari membayar harga dari sebuah ibadah, menderita aniaya karena Kristus lewat proses pemisahan demi pemisahan sehingga tidak ada lagi yang tersisa di hati selain Tuhan saja dan hanya Tuhan saja akar [tempat bergantung harapan] dari kehidupan seorang manusia Allah.

Tetapi justru melalui pemisahan-pemisahan itu, Allah membawa Abraham naik ke level yang lebih tinggi untuk mendapat “berkat yang lebih besar.

Apakah Anda pernah mengalami pemisahan? Dipisahkan oleh seseorang yang sangat Anda cintai? Dipisahkan dari sesuatu yang menjadi andalan dan harapan Anda selama ini?

Ada beberapa proses pemisahan yang dialami Abraham dalam hidupnya sehingga menjadikan dia  seorang “manusia Allah.”


A. ABRAHAM DIPISAHKAN DARI TERAH, BAPANYA
Apabila kita melihat dari Kisah 7:1-3. sesungguhnya Allah hanya berbicara Abraham untuk keluar dari negerinya menuju sebuah tanah perjanjian, tetapi nyatanya yang membawa keluar Abraham justru Terah, bapanya [Kejadian 11:31-32].

Abraham telah menyalahi perintah Tuhan. Allah berfirman kepada Abraham, "Engkau harus pergi sendiri.” Tetapi nyatanya Terah yang membawanya pergi keluar dari Ur-Kasdim, negerinya itu.

Apakah akibatnya? Abraham hanya tinggal menetap di Haran, ia tidak pernah tiba di tanah perjanjian. Mengapa? Karena Terah, bapanya tidak berminat untuk bergerak maju dan melangkah menuju tanah perjanjian.

Abraham mendapat banyak harta kekayaan di Haran tetapi Allah tidak ingin Abraham berhenti  di sana, sebab berkat-Nya yang seharusnya diterima belum sempurna. Allah menghendaki Abraham bergerak maju sampai tanah perjanjian. Di sanalah Abraham akan mendapatkan kepenuhan janji dan berkat Allah.

Terah berarti delay atau penundaan. Allah harus memisahkan Abraham dari Terah, karena selama ini Abraham menganggap Terah sebagai tempat menaruh harapan dan ‘sumber dari hidupnya.’

Allah ingin Abraham dapat belajar bergantung hanya kepada Dia dan melihat Allah sebagai “Sumber Kehidupannya.”

Berapa banyak orang Kristen yang telah menerima perintah Tuhan dalam hidupnya tidak pernah berani bergerak dan melangkah maju? Mereka masih berada di bawah ikatan orang-orang tertentu atau situasi dan kondisi tertentu.

Memang dipisah dari seseorang atau sesuatu yang selama ini menjadi andalan dan sumber dari hidup kita adalah sulit dan berat. Saat ini mungkin Anda kehilangan pekerjaan atau bisnis yang menjadi andalan Anda atau kehilangan seseorang yang telah menopang dan mendukung Anda…

Setiap proses pemisahan selalu diikuti dengan berkat dan kemurahan Allah apabila Anda tidak menjadi kecewa dan mundur melainkan  Anda tetap beribadah dan melayani Dia.


B. ABRAHAM HARUS DIPISAHKAN DARI LOT, KEPONAKANNYA 
(Kejadian 13:1-11]  
Proses pemisahan Abraham dari Lot menggambarkan sebuah peristiwa dimana tidak semua masalah yang kita hadapi, atau setiap perlakukan tidak adil yang menimpa hidup kita, semuanya itu akan dapat menghancurkan hidup kita; pekerjaan, bisnis kita atau masa depan kita.

Perpisahan Abraham dengan Lot, oleh karena harta mereka terlalu banyak sehingga negeri itu tidak cukup lagi menampung kekayaan mereka. Abraham memberikan kesempatan Lot untuk memilih tanah baginya, Lot memilih tanah yang terbaik yaitu Sodom dan Gomora, sebuah lokasi bisnis yang nampaknya memiliki prospek cerah namun lingkungan penduduknya tidak bermoral dan jahat di mata Tuhan.

Abraham hanya mendapat sisa tanah yang kering dan tandus, tanah yang tidak cocok untuk bisnis peternakannya ini. Secara kasat mata nampaknya Abraham akan mengalami kebangkrutan, ternaknya akan sulit mendapat rumput dan air yang jernih…

Apakah Anda pernah mengalami hal sama? Anda berpisah dengan Lot? Anda harus keluar dari bisnis atau pekerjaan yang telah Anda bangun selama ini? Rekan bisnis atau keluarga Anda mengambil bagian yang terbaik lalu Anda hanya menerima sisanya saja? Apakah Anda tiba-tiba kehilangan pekerjaan atau dipaksa untuk mundur? Apakah Anda sedang diperlakukan tidak adil?

Nama Lot artinya Veil atau selubung, sesuatu yang menghalangi atau menutupi pandangan sehingga gagal melihat kenyataan yang sebenarnya.

Abraham harus dipisah dari Lot agar Abraham mampu melihat perkara-perkara rohani yang mulia dan berharga. Allah ingin mengajar Abraham bahwa perkara-perkara jasmani dan materi selalu ditopang oleh perkara-perkara rohani.

Sekalipun, Abraham mendapat tanah tandus, usahanya terancam gulung tikar karena perpisahannya dengan Lot, tetapi Allah berjanji bahwa Allah akan memberikan sebuah tanah air yang jauh lebih baik, tanah yang tandus itu akan diubahnya menjadi tanah yang penuh susu dan madunya. Tanah itu akan menjadi milik pusaka anak cucunya untuk selama-lamanya [Kejadian 13:14-16]

Saat Anda diperlakukan tidak adil, belajarlah lewat kisah Abraham. Tuhan memang izinkan proses pemisahan supaya kita tidak selalu menggunakan kekuatan sendiri melalui apa yang dapat dilihat mata atau didengar telinga yang nampaknya baik dan menguntungkan. Tuhan mau mengajar kita melihat dengan mata hati yang terang untuk melihat janji Allah dalam hidup ini.


C. ABRAHAM DIPISAHKAN DARI HAGAR DAN ISMAIL
[Kejadian 21:8-12] 
Proses pemisahan Abraham dengan Hagar dan Ismail menyakut proses harga diri dan perasaannya. Allah tidak menghendaki kita menggunakan cara-cara kita sendiri tanpa melibatkan Dia atau sekedar berdasarkan panca indera kita saja.

Ingat, setiap proses pemisahan selalu diikuti oleh berkat dan kemurahan Tuhan yang lebih besar sehingga kita sanggup menanggungnya dan keluar sebagai pemenang.

Dalam proses pemisahan ini, Allah pun berfirman kepada Abraham bahwa Allah menjamin keturunan Ismail akan menjadi suatu bangsa yang besar dan terbukti hingga hari ini, mereka termasuk orang-orang yang kaya karena Tuhan memberkati mereka dengan minyak bumi yang berlimpah.

Pesan melalui pemisahan Abraham dengan Hagar dan Ismail adalah apabila kita merelakan kekuatan diri kita dipotong bahkan diremukkan-Nya janganlah menjadi kecewa, Dia menjamin akan memelihara dan memberkati hidup kita.


D. ABRAHAM DIPISAHKAN DARI ISHAK, ANAKNYA 
[Kejadian 22:1-2]
Abraham harus mengalami proses pemisahan hubungan dari ikatan batin manusiawinya.

Allah mengerti bahwa Abraham sangat mencintai Ishak, anaknya yang tunggal itu. Maka Allah berfirman kepada Abraham, "Ishak, anak yang engkau kasihi, yang hatimu mulai melekat kepadanya, sekarang persembahkanlah dia kepada-Ku.” 

Saya yakin bahwa proses pemisahan Abraham dari Ishak adalah proses pemisahan yang terberat dalam hidupnya. Ishak adalah seorang anak yang sangat dinantikan dan dicintai. Ishak diharapkan akan meneruskan keturunan bagi Abraham kelak. Namun sekarang, apa yang telah Tuhan berikan sekarang Tuhan sendiri yang memerintahkannya untuk “menghilangkan” Ishak itu dari hatinya atau hidupnya.

Pernahkah Anda mengalami hal yang sama? Tuhan yang telah memberikan perasaan khusus lalu Tuhan sendiri memerintahkan untuk menghapus perasaan itu demi Dia, ini sesuatu yang paling  berat karena menyangkut pribadi yang telah melekat di hati kita…

Mengapa Tuhan seolah-olah tega melakukan hal itu kepada kita? Hal ini mengajar kita bagaimana rasanya jatuh cinta dan melekatkan hati kita kepada Tuhan. Tuhan ingin menjadi yang utama dan segalanya dalam hidup kita. Tidak boleh ada seseorang atau sesuatu yang lain kecuali Dia saja.

Apa yang bisa memikat hati kita agar semuanya itu dipersembahkan kepada-Nya supaya kita tidak berakar kepada sesuatu yang sementara tetapi kepada Dia yang Kekal dan Setia.

“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang tidak berhenti menghasilkan buahnya.” [Yeremia 17:7-8]


Sumber: nehemia@groups.facebook.com