Minggu, Agustus 08, 2010

7%

Suatu hari seorang pemuda berdoa dan dalam doanya itu, dia meminta untuk diperlihatkan seperti apa bentuk neraka dan surga. 

TUHAN kemudian menuntunnya dan membawa masuk ke dalam sebuah ruangan. Ruangan itu sangat besar dan tepat di tengah-tengah ruangan itu ada sebuah meja bundar yang sangat besar dan mampu menampung banyak orang. 

Tepat di tengah meja itu, ada semangkuk sup dalam ukuran sangat-sangat besar dan beraroma sangat lezat, membuat orang-orang tidak sabar ingin segera mencicipinya. Di sekeliling meja itu duduk orang-orang yang kurus dan tampak sangat kelaparan. Letak sup itu jauh dari jangkauan tangan, sehingga orang-orang tidak bisa berdiri dan mencedoknya. 

Untuk mengambilnya mereka harus menggunakan sebuah sendok yang bergagang panjang dan terikat pada lengan masing-masing. Karena sendok terlalu panjang, mereka tidak dapat mencedoknya dan memasukkannya ke mulut mereka, akibatnya sup itu berceceran kemana-mana. Tak heran, sekalipun ada sup lezat di depan mata mereka, tubuh mereka tetap kurus dan sangat kelaparan. 

Melihat hal ini, tubuh si pemuda merinding, menyaksikan penderitaan dan kesengsaraan di depan matanya. Lamat-lamat, TUHAN berkata, “Itulah NERAKA. Sekarang ikutlah AKU, masuk ke ruangan yang lain.” 

Dari kejauhan mulai terdengar gelak tawa yang tak henti-hentinya dan begitu memasuki ruangan itu terasa atmosfir yang menghangatkan dan aroma sup menerbitkan air liur memenuhi udara di tempat itu. 

Tepat di tengah-tengah ruangan itu ada sebuah meja yang sangat besar dan semangkuk sup ukuran sangat-sangat besar, sama seperti yang ada di ruangan pertama. Yang membedakan adalah tubuh orang-orang-orang di ruangan kedua, sehat, kuat, berisi dan diwajah mereka selalu tersungging sebuah senyuman atau tawa. 

Melihat hal ini, si pemuda menjadi bingung dan bertanya kepada TUHAN, “Apa yang terjadi? Mengapa di ruangan ini, orang-orangnya terlihat bahagia, sangat kontras dengan keadaan orang-orang di ruangan kesatu?” 

TUHAN berkata, “Sangat sederhana, yang dibutuhkan hanyalah satu yaitu KEBAIKAN. Perhatikan, orang-orang ini dengan rela menyuapi orang lain yang dapat dicapainya dengan sendok tersebut, sedangkan yang di ruangan lain orang-orang itu serakah. Hanya memikirkan kepentingan sendiri.” 

PESAN: Ketika kita melakukan kebaikan dan berbelas kasihan terhadap sesama, itu adalah surga di bumi. Namun kita akan menjadikan neraka di bumi, ketika kita bersikap egois dan sudah tidak peduli lagi akan kebutuhan sesama. 


visit: http://myjourney-hliesye.blogspot.com

3 PERTANYAAN


Ada seorang pemuda yang baru saja menyelesaikan kuliah di negeri paman SAM, sekembalinya dari sana sang anak menjadi atheis dan hal ini sangat menyedihkan hati kedua orang tuanya. 

Bagaimana tidak, sejak kecil sampai dewasa anak ini dimasukkan dalam sekolah KRISTEN namun rupanya pengaruh lingkungan sangat besar dan mengubahkan sang anak. Karena desakan keluarga, akhirnya sang anak mendatangi gereja tempat keluarganya selama ini berjemaat dan melakukan tanya jawab dengan sang pendeta. 

PEMUDA: “Pak, saya tahu anda seorang pendeta. Tapi apakah anda bisa menjawab pertanyaan saya selama ini, karena banyak professor, cendekiawan dan orang-orang pintar yang tidak mampu menjawab pertanyaan saya ini.”

PENDETA: “Saya akan coba”

PEMUDA: “Saya punya 3 buah pertanyaan, “yang pertama, kalau TUHAN itu memang ada, tunjukkan wujud-NYA kepada saya. Kedua, apakah yang dinamakan takdir. Ketiga, kalau setan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang terbuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat setan sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah TUHAN tidak memikirkan akan hal ini?”
Sekonyong-konyong, pendeta tersebut menampar pipi sang pemuda dengan keras.


PEMUDA: “(seraya menahan sakit) Mengapa anda menjadi marah dan menampar saya. Apa yang telah saya perbuat?”

PENDETA: “Saya tidak marah. Tamparan itu adalah jawaban atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.”


PEMUDA: “(seraya menggeleng-gelengkan kepala) Saya tidak mengerti”

PENDETA: “Bagaimana dengan tamparan tadi?”


PEMUDA: “Tentu saja sakit”

PENDETA: “Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?”

PEMUDA: “YA”



PENDETA: “Tunjukan pada saya wujud sakit itu!”


PEMUDA: “Saya tidak bisa”





PENDETA: “Itu adalah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan  keberadaan TUHAN tanpa mampu melihat  wujudnya.

PENDETA: “Apakah tadi malam anda bermimpi atau terpikir untuk ditampar oleh saya?”

PEMUDA: “Tidak”

PENDETA: “Itulah yang dinamakan takdir”

PENDETA: “Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda dan terbuat dari   apakah pipi anda?”

PEMUDA: “Kulit”

PENDETA: “Bagaimana rasanya tamparan saya?”


PEMUDA: “Tentu saja sakit!”


PENDETA: “Walaupun setan dan neraka terbuat dari api, jika TUHAN berkehendak maka neraka pun akan menjadi tempat menyakitkan bagi setan.

PESAN: 
Seringkali kita berfikir seperti pemuda ini, yang baru bisa menerima keberadaan ALLAH dengan logika. Sehingga kita memungkiri ke-MAHA KUASA-an NYA. Kita hanya bisa menerima keberadaan ALLAH dengan iman.


visit: http://myjourney-hliesye.blogspot.com