Written by: liesye herlyna
2 TIMOTIUS 4:7, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”
MOTHER TERESA terlahir dengan nama AGNES GONXHA BOJAXHIU yang berasal dari keturunan ALBANIA di MACEDONIA. Sejak berusia 12 tahun, ia sudah menemui panggilan hidupnya untuk hidup menjadi biarawati.Di usia 14 tahun, AGNES bergabung dengan ordo LORETO di BENGAL dan mendapatkan nama baptis TERESA. Di LORETO, AGNES belajar bahasa HINDI dan BENGALI dan ilmu pengetahuan lainnya. Pekerjaan pertamanya adalah menjadi guru, walaupun demikian TERESA tidak dapat memungkiri panggilan hatinya untuk menolong orang-orang yang menderita di luar sana.
Suatu hari terjadilah kerusuhan di daerah CALCUTTA tempat ia menjabat sebagai kepala sekolah. Hati TERESA sangat terenyuh saat beliau melihat banyak penduduk setempat yang bergelimpangan di jalanan, tanpa ada seorang pun yang menolongnya.
Bulan berikutnya, dalam sebuah perjalanan menuju sebuah retreat di DARJEELING, TERESA mengalami apa yang disebut “panggilan dalam sebuah panggilan” untuk “meninggalkan biara dan membantu orang-orang miskin ketika tinggal di tengah-tengah mereka.” Tahun berikutnya, ROMA memberikan izin kepadanya untuk mendirikan ordo sendiri dan untuk bekerja dengan orang-orang miskin.
Sebelum memulai pelayanannya ini, TERESA telah mempersiapkan dirinya dalam pelatihan-pelatihan dasar medis. TERESA benar-benar memberikan dirinya dan menghabiskan malam di ST.JOSEPH. Tak segan-segan, ia mengangkat seorang pria yang dimakan hidup-hidup oleh cacing, sangat bau sehingga tidak ada seorangpun yang mau mendekatinya. Dengan penuh kasih sayang TERESA mengangkat dan membersihkannya dan saat orang itu bertanya “ Kenapa anda mau melakukan ini?” Hanya satu jawaban yang keluar dari mulutNYA “ Karena saya mengasihimu.”
Hingga menjelang akhir hayatnya, semangat MOTHER TERESA untuk melayani kaum papa tidak pernah pudar. Ia banyak mendirikan misionaris-misionaris di 95 negara dan asosiasi dari “COWORKES”
Di sini dapat kita lihat ada 2 hal yang dilakukan oleh ibu TERESA, beliau setia akan panggilannya yaitu menjadi biarawati dan melayani kaum miskin yang menderita penyakit menular. Dan yang terutama beliau memberikan seluruh hidupnya untuk melayani sesama. TUHAN melihat kesungguhan hatinya, selama beliau melayani orang-orang ini, ibu TERESA tidak pernah sekalipun tertular.
Kasih yang diberikan dengan tulus dan tanpa pamrih akan menjadi benteng yang melindungi kita dari segala marabahaya. Ibu TERESA telah menjadi perpanjangan tangan YESUS dalam menjangkau orang-orang yang terhilang di muka bumi ini.
Bagaimana dengan kita, apakah kita memiliki semangat yang sama dalam menjalani kehidupan seperti yang MOTHER TERESA lakukan. Tetap setia mengiring YESUS sampai mati dan tetap setia menebarkan kasih kepada orang-orang yang membutuhkan.
Ataukah kita sibuk menyelamatkan diri dan tidak peduli orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan kasih KRISTUS ?
Banyak dari kita yang hanya sekedar menjadi KRISTEN tanpa pernah tahu apa panggilan khusus dalam dirinya. Menjadi orang percaya adalah panggilan kepada semua orang, tapi setiap orang memiliki panggilan khususnya sendiri. Saya tidak bisa seperti ibu TERESA yang rela menceburkan dirinya dalam dunia kaum miskin atau saya tidak bisa seperti MARIAH CAREY menjadi penyanyi, karena memang talent saya bukan disana. Kita hanya dapat menjadi diri kita sendiri dan benar-benar mengenali siapa diri kita yang sesungguhNYA dan untuk tujuan apa kita dipanggil ke dunia ini.
YESUS bisa setia sampai mati di atas kayu salib, karena DIA tahu siapa diriNYA dan untuk apa DIA dilahirkan di dunia ini. Sehingga tidak pernah keluar satu pun kata TIDAK dari mulutNYA, YESAYA katakan DIA (YESUS) seperti domba kelu yang dibawa ke pembantaian. Tidak ada satupun penolakan dari dalam diriNYA. YESUS menerimanya sebagai tugas yang harus DIA emban selama di muka bumi ini.
Kita lihat para martir-martir ALLAH, mereka berani bayar harga dengan kematian demi mempertahankan iman kepada YESUS.
Bagaimana dengan anda, apakah anda siap bayar harga saat mengiring YESUS ?
FIRMAN TUHAN katakan barang siapa yang tidak mau memikul salibnya saat mengikut AKU, dia tidak layak disebut pengikut KRISTUS. Barang siapa mau ikut YESUS, dia harus mau bayar harga dan memikul salibnya setiap hari. Karena memang itulah harga yang harus kita bayar.
Kalau toch kita mendapat kasih karunia untuk mati sebagai martir, anggaplah itu sebagai kasih karunia TUHAN. Tujuannya hanya 1 yaitu untuk kemuliaan TUHAN.
TUHAN memberkati ! (lies)
2 TIMOTIUS 4:7, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”
MOTHER TERESA terlahir dengan nama AGNES GONXHA BOJAXHIU yang berasal dari keturunan ALBANIA di MACEDONIA. Sejak berusia 12 tahun, ia sudah menemui panggilan hidupnya untuk hidup menjadi biarawati.Di usia 14 tahun, AGNES bergabung dengan ordo LORETO di BENGAL dan mendapatkan nama baptis TERESA. Di LORETO, AGNES belajar bahasa HINDI dan BENGALI dan ilmu pengetahuan lainnya. Pekerjaan pertamanya adalah menjadi guru, walaupun demikian TERESA tidak dapat memungkiri panggilan hatinya untuk menolong orang-orang yang menderita di luar sana.
Suatu hari terjadilah kerusuhan di daerah CALCUTTA tempat ia menjabat sebagai kepala sekolah. Hati TERESA sangat terenyuh saat beliau melihat banyak penduduk setempat yang bergelimpangan di jalanan, tanpa ada seorang pun yang menolongnya.
Bulan berikutnya, dalam sebuah perjalanan menuju sebuah retreat di DARJEELING, TERESA mengalami apa yang disebut “panggilan dalam sebuah panggilan” untuk “meninggalkan biara dan membantu orang-orang miskin ketika tinggal di tengah-tengah mereka.” Tahun berikutnya, ROMA memberikan izin kepadanya untuk mendirikan ordo sendiri dan untuk bekerja dengan orang-orang miskin.
Sebelum memulai pelayanannya ini, TERESA telah mempersiapkan dirinya dalam pelatihan-pelatihan dasar medis. TERESA benar-benar memberikan dirinya dan menghabiskan malam di ST.JOSEPH. Tak segan-segan, ia mengangkat seorang pria yang dimakan hidup-hidup oleh cacing, sangat bau sehingga tidak ada seorangpun yang mau mendekatinya. Dengan penuh kasih sayang TERESA mengangkat dan membersihkannya dan saat orang itu bertanya “ Kenapa anda mau melakukan ini?” Hanya satu jawaban yang keluar dari mulutNYA “ Karena saya mengasihimu.”
Hingga menjelang akhir hayatnya, semangat MOTHER TERESA untuk melayani kaum papa tidak pernah pudar. Ia banyak mendirikan misionaris-misionaris di 95 negara dan asosiasi dari “COWORKES”
Di sini dapat kita lihat ada 2 hal yang dilakukan oleh ibu TERESA, beliau setia akan panggilannya yaitu menjadi biarawati dan melayani kaum miskin yang menderita penyakit menular. Dan yang terutama beliau memberikan seluruh hidupnya untuk melayani sesama. TUHAN melihat kesungguhan hatinya, selama beliau melayani orang-orang ini, ibu TERESA tidak pernah sekalipun tertular.
Kasih yang diberikan dengan tulus dan tanpa pamrih akan menjadi benteng yang melindungi kita dari segala marabahaya. Ibu TERESA telah menjadi perpanjangan tangan YESUS dalam menjangkau orang-orang yang terhilang di muka bumi ini.
Bagaimana dengan kita, apakah kita memiliki semangat yang sama dalam menjalani kehidupan seperti yang MOTHER TERESA lakukan. Tetap setia mengiring YESUS sampai mati dan tetap setia menebarkan kasih kepada orang-orang yang membutuhkan.
Ataukah kita sibuk menyelamatkan diri dan tidak peduli orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan kasih KRISTUS ?
Banyak dari kita yang hanya sekedar menjadi KRISTEN tanpa pernah tahu apa panggilan khusus dalam dirinya. Menjadi orang percaya adalah panggilan kepada semua orang, tapi setiap orang memiliki panggilan khususnya sendiri. Saya tidak bisa seperti ibu TERESA yang rela menceburkan dirinya dalam dunia kaum miskin atau saya tidak bisa seperti MARIAH CAREY menjadi penyanyi, karena memang talent saya bukan disana. Kita hanya dapat menjadi diri kita sendiri dan benar-benar mengenali siapa diri kita yang sesungguhNYA dan untuk tujuan apa kita dipanggil ke dunia ini.
YESUS bisa setia sampai mati di atas kayu salib, karena DIA tahu siapa diriNYA dan untuk apa DIA dilahirkan di dunia ini. Sehingga tidak pernah keluar satu pun kata TIDAK dari mulutNYA, YESAYA katakan DIA (YESUS) seperti domba kelu yang dibawa ke pembantaian. Tidak ada satupun penolakan dari dalam diriNYA. YESUS menerimanya sebagai tugas yang harus DIA emban selama di muka bumi ini.
Kita lihat para martir-martir ALLAH, mereka berani bayar harga dengan kematian demi mempertahankan iman kepada YESUS.
Bagaimana dengan anda, apakah anda siap bayar harga saat mengiring YESUS ?
FIRMAN TUHAN katakan barang siapa yang tidak mau memikul salibnya saat mengikut AKU, dia tidak layak disebut pengikut KRISTUS. Barang siapa mau ikut YESUS, dia harus mau bayar harga dan memikul salibnya setiap hari. Karena memang itulah harga yang harus kita bayar.
Kalau toch kita mendapat kasih karunia untuk mati sebagai martir, anggaplah itu sebagai kasih karunia TUHAN. Tujuannya hanya 1 yaitu untuk kemuliaan TUHAN.
TUHAN memberkati ! (lies)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar