Senin, Februari 09, 2009

TELINGA YANG MENDENGAR (part 2)

Written by: liesye herlyna 

Di part 1, kita sudah belajar akibat dari salah mendengar yaitu jatuh ke dalam dosa dan putus hubungan dengan TUHAN dan ini sangat fatal. Di part 2 ini, kita akan membahas kenapa kita harus memilikiki telinga yang mendengar. Dalam artian sungguh-sungguh mendengarkan dengan hati bukan pikiran. Bila kita hanya mendengar, apa yang kita terima itu hanya sampai di pikiran dan kesimpulan yang keluar berdasarkan pertimbangan diri sendiri. 

AMSAL 16:4, “Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati.” 

Tetapi bila kita mendengarkan dengan hati, apa yang kita terima itu akan teruji oleh kebenaran FIRMAN TUHAN. 


KENAPA HARUS SUNGGUH-SUNGGUH MENDENGARKAN SUARA TUHAN
1. Tanpa mengenal suara TUHAN, kita akan menjadi orang linglung yang tidak tahu arah kehidupan. 
MAZMUR 119:105, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”


2. Tanpa mengenal suara TUHAN, kita akan menjadi orang-orang biadab. 
Amsal 29:18, "Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.”

3. TUHAN akan menyatakan diriNYa kepada kita. 
MAZMUR 25:14, “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.”

4. Ada jalan keluar. 
MAZMUR 46:3, ”…..sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.”

5. Hidup yang berhasil dan diberkati. 
AMSAL 22:4, “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.”



AKIBAT TIDAK MAU MENDENGARKAN TUHAN

HIDUP DALAM KUTUK
Di dalam TUHAN tidak ada yang namanya zona abu-abu. Hidup didalam TUHAN mendapat berkat dan hidup di luar TUHAN adalah kutuk. Kutuk adalah hidup yang terpisah dari ALLAH dan bukan hanya itu, kematian kekal yang kita dapatkan.

Banyak gereja yang mulai bersikap lunak terhadap hal ini, bersikap lunak terhadap kekudusan, menutup mata terhadap dosa perzinahan, mengagung-agungkan berkat atau mujizat, demi mendapatkan banyak jemaat melakukan door price, menggampangkan kasih karunia TUHAN dengan berbuat dosa terus-terusan. 

Gereja saat ini sudah mengalami krisis jati diri. Mereka sudah tidak lagi mendengarkan suara TUHAN tapi lebih mendengarkan suara para penyokong dana, suara jemaat, suara kata hati bahkan yang lebih parah mendengar suara iblis. Gereja saat ini bukan lagi tempat umat mengalami perjumpaan pribadi bersama TUHAN tapi tidak bedanya menjadi tempat pesugihan/ ngalab berkat.


Orang yang datang ke gereja di sambut dengan hingar bingar musik yang memuaskan jiwa, bahasa roh yang dibuat-buat, firman TUHAN yang berkisar pada berkat…berkat… dan berkat atau mujizat. Tidak lagi mengajarkan mengenai bayar harga, memikul salib, menyangkal diri. Datang ke gereja hanya supaya TUHAN memberkati hidup mereka, memberikan kedamaian pada mereka dan mengabulkan semua permintaan mereka. 

Akibatnya gereja yang mengajarkan mengenai pembentukan karakter, bayar harga, puasa, iman, banyak ditinggalkan jemaat. Banyak yang berlarian ke gereja-gereja yang menyediakan produk instant dan berisi pengharapan semu yang menina bobokan jemaat. Bila gereja tidak mampu memuaskan keinginan hati, maka mereka akan berbondong-bondong pergi meninggalkan gereja tersebut.

Gereja memang harus mampu mengakomodir kebutuhan jemaat tapi bukan memenuhi keinginan hati jemaat. Gereja harus mampu membaca perkembangan jaman tapi bukan mengikuti perkembangan jaman. Gereja memang harus membuka diri terhadap kemajuan tapi tetap menjaga kekudusan dan menjadi penyambung suara TUHAN di muka bumi ini.

Baru-baru ini ada salah seorang pelayan TUHAN, yang sharring kepada saya. Dia bertanya, bagaimana mendengar suara TUHAN. GUBRAK….
Dalam hati, saya menangis. Bagaimana mungkin seseorang yang mengaku pelayan TUHAN/pengerja gereja tidak bisa mendengar suara TUHAN. Bila dia tidak bisa mendengar suara TUHAN, bagaimana dia bisa mengerjakan tugas pelayanannya dengan baik. Anda paham maksud saya ?

Sama seperti pelayan di dunia ini, dia pasti memiliki tuan/boss yang memerintah atas dirinya. Tuannya ini memberi perintah A. perintah B, perintah C untuk dia kerjakan. Seorang pelayan hanya melakukan apa yang disuruh oleh tuannya dan dia hanya mematuhi tuannya dan bukan tuan yang lain. Apa jadinya bila pelayan ini memiliki 2 tuan, tuan yang satu memerintahkan tugas A sedangkan tuan yang lain memerintahkan tugas B. Tidak akan ada satu pekerjaan pun yang berhasil. Demikian pula bila kita memiliki 2 tuan, kita akan cenderung mematuhi yang satu dan menolak yang lain.

Seorang pelayan yang baik dan setia, dia hanya akan “mendengarkan” apa yang diperintahkan oleh tuannya. Dia akan menyimak detail-detail tugas yang diperintahkan dan melakukannya dengan tekun.

Coba anda bayangkan bila anda memiliki pelayan/pembantu, tapi si pelayan ini membangkang dan tidak mematuhi perintah anda. Anda tentu akan merasa jengkel, kesal atau bila anda memberikan perintah A, dia melakukan perintah B, atau bahkan melakukan pekerjaan lain. Saya yakin cepat atau lambat anda akan segera memecatnya.

JADI, bisa anda bayangkan bila seseorang mengaku pelayan TUHAN tapi tidak bisa mendengar suara TUANnya itu seperti apa, betapa parahnya orang itu. DIA tidak mengenali siapa yang memberinya perintah, apa yang harus dia kerjakan, kepada siapa dia harus mempertanggungjawabkan, etc. Makanya tak heran, banyak orang yang mengaku pelayan TUHAN, aktif di gereja, sibuk pelayanan ke sana ke sini, tapi tetap menjadi biang keributan, menimbulkan perpecahan di dalam gereja, menjadi tukang gossip, etc.

Mengapa bisa seperti ini ? 
Karena orang tersebut tidak menundukkan diriNYA kepada TUHAN dan lebih mendengarkan apa yang dikatakan oleh kedagingannya.

Hati manusia memiliki 2 kecenderungan, pro ke yang satu dan kontra terhadap yang lain. Saat seseorang kontra terhadap suatu hal, maka dia akan menutup seluruh inderanya dari segala informasi yang berkaitan dengan hal tersebut. Bukan berarti telinganya disumbat dengan barang atau kaos kaki seperti yang dilakukan oleh MR.BEAN. 

Tapi dari sikap hati yang mendirikan kubu-kubu pertahanan. Mungkin saja secara visual dia bersikap manis dan sopan di depan kita, tapi jauh di ke dalam hatinya, dia sedang menolak omongan kita. Keputusan diri kitalah yang menentukan apakah kita akan merubuhkan kubu-kubu pertahanan itu dan menerima kebenaran FIRMAN.

Manusia daging bertolak belakang dengan manusia roh. Dia selalu ingin mendengar hal-hal yang menyenangkan hatinya, memuaskan keegoannya, dan menguntungkan dirinya. Makanya tak heran, orang yang hidup di dalam daging tidak akan pernah dapat berdamai dan hidup di dalam kasih. Manusia roh senantiasa menyukai perdamaian dan kasih, karena yang menjadi pimpinannya adalah ROH ALLAH. Karakter KRISTUS hidup di dalam dirinya.



SYARAT 

MENCONDONGKAN HATI KEPADA TUHAN
Cara:
- Dengan bergaul intim bersama TUHAN 24 jam
- Senantiasa mendengar bukan hanya dengar-dengaran apa yang dikatakan       oleh FIRMAN ALLAH
- Berani melangkah dengan iman

Tanpa memiliki hati yang mendengar, kita akan kehilangan tuntutan dalam hidup kita. Kita tidak akan pernah tahu apa yang telah TUHAN rencanakan dalam kehidupan kita. Akibatnya hidup kita kan terus-terusan berputar-putar di padang gurun kesulitan dan mati pun di sana.

IBRANI 3:15,”….. "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman"


Miliki telinga yang mendengar supaya kehidupan anda diubahkan,
Miliki telinga yang mendengar supaya ROH KUDUS dapat bekerja dalam kehidupan anda
Miliki telinga yang mendengar supaya engkau dapat menjadi pelaku mujizat
Miliki telinga yang mendengar supaya karakter lamamu diubahkan menjadi semakin serupa dengan KRISTUS

Memiliki telinga yang mendengar, identik dengan kerendahan hati
Memiliki telinga yang mendengar, menunjukkan engkau sebagai pewaris kerajaan surga
Memiliki telinga yang mendengar, menandakan engkau adalah hamba yang taat dan setia


TUHAN memberkati ! (lies)

Tidak ada komentar: