Kamis, Oktober 22, 2009

MENCINTAI TANPA SYARAT


JOHN dan JESSICA telah berumah tangga selama 7 tahun. Mereka saling mencintai, namun sejak awal JESSICA menutupi semua perasaan cintanya terhadap JOHN. Ia begitu takut apabila JOHN mengetahui betapa ia mencintai pria itu, JOHN lantas meninggalkannya sebagaimana kekasih-kekasihnya selama ini. 

Tapi tidak bagi JOHN, ia selalu menyatakan perasaan cintanya kepada JESSICA dengan tulus dan begitu terbuka. Setiap saat ketika bersama JESSICA, JOHN selalu menunjukkan cintanya yang besar, seolah-olah itulah saat terakhirnya. 

JESSICA selalu bersikap tidak menyenangkan terhadap JOHN. Setiap saat dia selalu mencoba menguji seberapa besar cinta JOHN terhadapnya. JESSICA selalu mencoba melakukan hal-hal yang keterlaluan dan di luar batas kepada JOHN. Meskipun di dalam hati kecilnya, JESSICA tahu hal itu salah. Namun melihat sikap JOHN yang tetap berlaku baik kepadanya membuat JESSICA tetap bertahan untuk melihat seberapa besar kesungguhan cinta pria yang dinikahinya itu. 

TAHUN PERTAMA 
JESSICA bangun siang. Dia tidak sempat menyiapkan sarapan. Namun JOHN tetap tersenyum dan mengatakan, “Tidak apa-apa, nanti aku bisa sarapan di kantor.” Saat pulang dari kantor, JOHN menemukan bahwa istrinya telah memasak makanan yang tidak disukainya. Meskipun demikian, JOHN tetap tersenyum dan berkata, “ Wah, sepertinya sekarang sudah saatnya aku belajar menghadapi tantangan. Masakanmu sepertinya tantangan yang hebat, sayang. Aku sudah tidak sabar untuk menyantapnya.” Jessica terkejut, tapi tidak mengatakan apa-apa. 

Malam-malam saat istrinya telah terlelap, John memanjatkan doa, ”TUHAN, di pagi pertama pernikahan kami Jessica tidak membuatkanku sarapan. Padahal aku begitu ingin bercakap-cakap bersamanya di meja makan sambil membicarakan betapa indahnya hari ini. Saat di mana kami menjalani kehidupan baru sebagai suami istri. Tapi tidak apa-apa, TUHAN, karena sepertinya istriku sangat kelelahan setelah resepsi pernikahan kami tadi malam. 

Bantulah kekasih hatiku ini, agar dia memiliki tenaga yang cukup untuk menghadapi hari-hari baru bersamaku. TUHAN, Engkau tahu, aku tidak bisa makan spaghetti karena pencernaanku yang tidak begitu baik. Tapi sepertinya Jessica sudah bekerja keras untuk masak makanan itu. Mampukan aku untuk menghargai semua hal yang dilakukan istriku. TUHAN jangan biarkan aku menyakiti perasaannya meskipun hal itu tidak mengenakkan bagiku.” 

TAHUN KEDUA 
John membangunkan Jessica pagi-pagi untuk berdoa bersama. Namun Jessica menolak dan lebih memilih melanjutkan tidurnya. John tersenyum dan akhirnya berdoa seorang diri. Sore hari sepulang kantor, John mengajak istrinya berjalan-jalan ke taman sambil menghiurp udara sore. Dengan penuh keengganan, Jessica akhirnya mengikuti keinginan JOHN, mengenang masa-masa mereka berpacaran dulu. Namun ketika tangan JOHN hendak merangkulnya, serta merta JESSICA menepisnya seraya berkata, “Jangan John, aku malu.” John tersenyum dan berkata, “Ya, aku mengerti.” Jessica melihat kekecewaan dimata John, namun ia mengabaikannya. 

Malam-malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doa, ”TUHAN, ampuni aku yang tidak bisa membawa istriku untuk lebih dekat pada-MU pagi hari ini. Mungkin dia kurang tidur karena banyak hal yang harus dia pikirkan. Tapi aku yakin Tuhan, besok Jessica pasti mau bersama-sama denganku bercakap-cakap dengan Engkau. TUHAN, aku sedih saat Jessica menolak rangkulanku, padahal aku ingin sekali menyatakan rasa sayangku kepadanya. Tapi tidak apa-apa TUHAN, mungkin saat itu dia perasaannya sedang sensitive. Mampukan aku untuk melihat suasana hatinya, TUHAN.” 

TAHUN KETIGA 
Kini mereka memiliki seorang putra bernama MARK. JESSICA sekarang tidak pernah lagi meneruskan kebiasaannya membaca buku sebelum tidur bersama JOHN. JEESSICA semakin sering menolak ciuman JOHN dan memarahi JOHN habis-habisan suatu hari ketika JOHN lupa mencuci tangan saat akan menggendong MARK. JESSICA tahu hal itu membuat John terpukul, namun idealismenya terhadap keadaan MARK membuat Jessica mengabaikan perasaan John yang terluka. 

Malam-malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doanya, ”TUHAN, Engkau tahu betapa sedih hatiku saat ini. Semenjak kelahiran MARK, aku begitu banyak kehilangan waktu untuk bercengkrama bersama istriku. aku merindukan saat-saat kami membaca bersama sebelum tidur dan menciuminya sebelum ia tertidur. Tapi tidak apa-apa,mungkin istriku begitu capek mengurusi anak kami seharian. TUHAN, biarkan dia tetap terus tertidur dalam pelukanku, karena aku begitu mencintainya. TUHAN, sore tadi Jessica memarahiku karena aku lupa mencuci tangan saat menggendong Mark. Aku sangat kangen pada MARK, sehingga aku lupa untuk menjaga kebersihan tubuh. Dan aku sangat terluka oleh perkataannya itu. Tapi tidak apa-apa TUHAN, mungkin dia kelewat sayang dengan anak kami sehingga dia menjaganya dengan sangat telaten.” 

TAHUN KEEMPAT 
Jessica lupa bahwa hari ini adalah ulang tahun JOHN dan lupa untuk membuat kue kesukaa JOHN BLACKFOREST dengan taburan coklat dan cherry diatasnya. Saking terburu-burunya, JESSICA lupa bahwa dia harus menyiapkan pakaian suaminya, sehingga suaminya harus mempersiapkannya sendiri. 

Malam-malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doanya. “Tuhan, kali ini JESSSICA lupa membuatkan kue BLACKFOREST kesukaanku. Padahal aku sangat menyukai kue buatannya itu, menikmati kue buatannya, membuatku bersyukur bahwa aku memiliki istri yang pandai memasak. .Namun tahun ini aku tidak mendapatinya, tapi tidak apa-apa. Paling tidak, aku masih mendapatkan senyuman dan ciumannya. Ampuni aku TUHAN, apabila tadi pagi aku lupa memberikan senyum kepada istriku. Aku sibuk menyetrika baju dan memikirkan pekerjaanku di kantor. Jessica sepertinya lupa untuk melakukan hal itu, meski aku sudah meminta tolong padanya tadi malam. 

Jangan biarkan aku melampiaskan emosi kepadanya, sebagai akibat keterlambatanku dan dampratan atasanku. TUHAN, istriku mungkin keliru menyetrika kemeja mana yang seharusnya kupakai hari ini. Lagipula, sepatuku begitu mengkilap. Aku yakin istriku sudah berusaha keras agar aku kelihatan menarik saat presentasiku tadi, terima kasih untuk kebaikan istriku, TUHAN.” 

TAHUN KELIMA 
JESSICA menampar dan menyalahkan JOHN karena MARK sakit dan harus dirawat di rumah sakit sepulang mereka berenang. JOHN terlalu asyik bermain-main dengan MARK, sehingga tidak menyadari betapa MARK sangat sensitive terhadap dinginnya air kolam renang. JESSICA mengancam akan meninggalkan JOHN apabila terjadi sesuatu dengan anak mereka. JESSICA melihat genangan air mata di mata JOHN, namun kekerasan hati telah membutakan matanya. 

JESSICA tidak tahu, bahwa saat itu John pergi ke kapel rumah sakit dan memanjatkan doanya sambil menangis, “TUHAN, tadi JESSICA menamparku karena aku lalai menjaga MARK sehingga dia sakit. Belum pernah istriku bersikap dan berkata sekasar itu, TUHAN. Tapi tidak apa-apa, dia benar-benar kuatir terhadap anak kami sehingga ia bersikap seperti itu. TUHAN, jujur, aku sangat terluka saat ia mengatakan akan meninggalkanku. Engkau, tahu, ia adalah belahan jiwaku. Jangan biarkan hal itu terjadi, TUHAN. Dia sangat dikuasai kekuatiran sehingga melampiaskannya kepadaku. Tolong kami berdua TUHAN, supaya kami mampu bersikap tenang. Sembuhkanlah putera kami, MARK, agar dia sembuh dan kembali ceria untuk bermain bersama teman-temannya.” 

TAHUN KEENAM 
JESSICA semakin menjaga jarak dengan JOHN, setelah kehadiran REBECCA, puteri mereka. JESSICA tidak pernah lagi menemani JOHN makan malam karena harus menjaga puteri mereka yang baru berusia 5 bulan. JESSICA juga menjual kalung berlian pemberian JOHN hadiah ulang tahun pernikahan mereka dan menggantinya dengan perhiasan lain yang lebih baru. 

Ketika JOHN mengetahui hal itu, betapa sangat marahnya dia namun dia berusaha untuk menahannya. Melihat respon suaminya, JESSICA berkata, “JOHN, itu khan hanya kalung berlian biasa, lagipula aku tidak menjualnya. Aku menukarnya dengan perhiasan yang lebih baru. 

Malam-malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doanya, ”TUHAN, aku begitu kesepian melewatkan makan malam sendirian tanpa Jessica disampingku. Aku ingin meluapkan perasaanku kepadanya, bercerita, tertawa dan bersenda gurau bersamanya. Itulah penghiburanku untuk melepaskan kepenatan setelah seharian bekerja di kantor. Tapi tidak apa-apa, TUHAN, REBECCA lebih membutuhkan perhatiannya lebih daripadaku. Lagipula, masih ada MARK yang menemaniku. TUHAN, tolong aku, untuk tidak memendam sakit hati karena JESSICA telah menjual kalung pemberianku. Sekian lama aku menabung dan bekerja ekstra demi seuntai kalung itu. hanya untuk membuktikan terima kasihku padanya atas kesetiaan dan pengabdiannya sebagai istriku dan ibu dari anak-anakku. .Ampuni aku apabila tadi aku sangat marah kepadanya.” 

TAHUN KETUJUH 
Suatu hari JESSICA lupa untuk membelai dan mencium kening JOHN, sebelum berangkat kerja. Padahal JESSICA tahu, selama ini apabila dia lupa melakukannya, JOHN akan selalu kembali ke rumah siang hari demi mendapatkan belaian dan ciuman mesra istrinya. JOHN tidak akan bisa tenang bekerja bila JESSICA belum melakukan hal itu kepadanya. Memang JESSICA, tidak pernah mengucapkan kata I LOVE YOU kepadanya selama ini, namun belaian dan ciuman di kening, itu sudah cukup bagi JOHN. 

Sebuah peristiwa naas terjadi hari itu, karena memikirkan sikap JESSICA, JOHN hilang kendali, hingga akhirnya mengalami kecelakaan dan pendarahan hebat. JOHN tidak sadarkan diri saat itu juga. Mendengar berita ini. JESSICA sangat terguncang dan terpukul. Ia belum siap untuk kehilangan JOHN, seseorang yang sangat teramat dia cintai. JOHN yang selalu ada disampingnya, selalu siap menemani kemanapun ia hendak pergi. JOHN yang selalu tersenyum menampung semua emosi dan kemarahannya. JOHN yang selalu mengucapkan kata I LOVE YOU dimanapun mereka berada. 

JESSICA tak pernah sedikitpun beranjak dari samping ranjang JOHN atau mengalihkan tatapannya dari wajah JOHN yang terlihat kuyu dan pucat. JESSICA menggenggam erat tangan JOHN seraya membisikkan kata I LOVE YOU terus menerus kepada suaminya. Dalam keadaan setengah tertidur, JESSICA merasa dirinya dibawa terbang dan tiba disuatu tempat yang dia kenali itu adalah rumahnya dan kamar tidurnya. 

JESSICA melihat setiap malam yang JOHN lewatkan untuk berdoa bagi dirinya. Tanpa sadar, air matanya menetes demi melihat ketulusan dan rasa cinta JOHN yang sangat besar kepada dirinya. JOHN tidak pernah marah atas semua sikapnya selama ini yang terbilang sangat kurang ajar. Alih-alih demikian, John malahan menyalahkan dirinya sendiri. 

Tak tahan melihat semua itu, JESSICA menangis tersedu-sedu dengan penuh penyesalan dan berseru, “TUHAN, ampuni aku yang selama ini menyia-nyiakan rasa cinta suamiku. Ampuni aku yang tidak memahami perasaan dan harga dirinya selama ini. Beri aku kesempatan untuk menunjukkan rasa cintaku kepadanya. TUHAN, beri aku kesempatan untuk minta maaf dan melayaninya dengan kasih sebagaimana layaknya seorang istri melayani suami.” 

JESSICA merasakan sebuah gerakan kecil di tangannya. Lamat-lamat ia membuka mata yang tergenang oleh air mata. JESSICA menemukan sebuah tatapan penuh pancaran kasih dari mata suaminya. “Kamu begitu lelah, sayang. Maafkan aku yang tidak berhati-hati mengendarai mobil sehingga aku terluka dan membuatmu kuatir. Aku tidak konsentrasi saat itu karena memikirkan dirimu bahwa kamu lupa untuk mengatakan I LOVE YOU padaku.” 

Belum selesai JOHN berbicara, seketika itu juga JESSICA langsung ambruk di dada JOHN sambil menangis keras. “Maafkan aku, JOHN……maafkan aku…..I LOVE YOU…..I REALLY LOVE YOU….. KAULAH MATAHARIKU, JOHN. Aku tidak bisa bertahan tanpamu. Aku berjanji tidak akan pernah lupa lagi mengatakan betapa aku mencintaimu. Aku berjanji tidak akan pernah mengabaikan perasaan dan harga dirimu lagi…..I LOVE YOU, JOHN.....I LOVE YOU…” 

PESAN: 
Berapa banyak diantara kita yg menjadi seperti JESSICA, yang mengabaikan perasaan pasangan demi kepentingan diri kita sendiri. Jangan sampai kita kehilangan moment hanya untuk menyatakan rasa sayang kepada pasangan kita. Lebih dari itu, cinta yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa seperti JOHN, yang mengabaikan kepentingan dirinya sendiri dan perasaannya demi menjaga dan menunjukkan cintanya kepada pasangannya. JOHN mengajarkan kepada kita untuk mencintai pasangan tanpa syarat.

Tidak ada komentar: