Ulangan 5:1, “Hormatilah ayahmu dan ibumu,
seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu
dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.”
Konon
dulu di Jepang ada tradisi anak akan membuang orang tua mereka yang sudah uzur
ke hutan. Alkisah, suatu hari seorang pria berjalan tertatih-tatih karena
membopong seorang wanita tua ke hutan untuk dibuang.
Wanita tua itu adalah ibu
kandungnya sendiri. Ketika pria itu menggendong ibunya ketengah hutan,
disepanjang perjalanan sang ibu mematahkan ranting-ranting kecil yang bisa
digapainya.
Setelah
sampai ditengah hutan, pria itu menurunkan ibunya sembari berkata: “Bu, kita
sudah sampai.”
Sebenarnya
pria itu bergumul dengan perasaan sedih di hatinya, tetapi entah kenapa dia
tega melakukannya.
“Nak,
Ibu sangat mengasihimu. Sejak kau kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan
cinta yang Ibu miliki dengan tulus, bahkan sampai detik ini. Ibu tidak ingin
engkau tersesat saat pulang nanti, karena itu tadi Ibu mematahkan
ranting-ranting kecil disepanjang jalan. Ikutilah patahan ranting itu maka
engkau akan sampai dirumah dengan selamat.”
Sang ibu memberikan pesan seraya memeluk anaknya untuk yang terakhir kali. Mendengar perkataan ibunya yang seperti itu, si anak menjadi hancur hati, tak kuasa membendung air matanya lagi. Sambil
menangis ia memeluk ibunya sangat erat. Kemudian digendongnya wanita tua itu
untuk dibawa pulang.
Konon, pria itu merawat ibunya dengan penuh kasih sampai
ajal memanggil ibunda tercinta. Ketulusan kasih seorang ibu tidak berubah !
Kisah
ini menjadi peneguh bagi kita bahwa kasih sayang seorang ibu tidak pernah
berubah, meskipun seorang anak tega berbuat jahat kepada wanita yang sudah
mengandung, melahirkan, merawat dan membesarkannya. Di zaman ini, tidak sedikit
kita menjumpai kejadian yang demikian.
Memang sudah tidak ada lagi anak yang
membuang orang tuanya ke tengah hutan, tetapi ada banyak anak yang sibuk
mengurus bisnis atau kehidupannya sendiri dan membiarkan orang tuanya menjalani
hari tuanya dalam kesepian yang tidak bertepi. Ada pula anak yang karena tidak
mau susah malah memasukkan orang tuanya ke panti jompo, dan jarang sekali pergi
membesuknya.
Dulu
sewaktu kita kecil, orang tua kita juga sibuk mencari nafkah yang diperuntukkan
bagi kita, membeli susu, pakaian dan biaya sekolah kita, tetapi mereka tetap
merawat kita. Tentu akan lebih mudah dan tidak merepotkan jika mereka
menitipkan kita untuk diasuh serta dibesarkan dipanti asuhan atau di rumah
singgah, tetapi mereka tidak melakukannya karena mereka mengasihi kita dengan
tulus.
Mengapa
kita tidak memberikan cinta yang sama besarnya dengan cinta yang sudah kita
terima dari mereka selama puluhan tahun?
Sifat kasih adalah mengalirkan kebaikan, namun mengapa kasih kita tidak tidak dengan kasih orang tua kita ?
Seringkali kita berfikir sudah kewajiban orang tua merawat dan membesarkan kita. Namun bukan kewajiban kita untuk menjaga beliau-beliau ini di masa tuanya.
Saudaraku, kita ada sekarang adalah karena ada beliau-beliau ini. Sudah sepantasnya dan selayaknya kita sebagai anak memperlakukan dan mengasihi beliau dengan kasih yang tidak terbatas pula.
Selagi masih hidup, berikan apa yang beliau butuhkan yaitu perhatian dan kasih sayang dari kita anak-anaknya.
KATA-KATA
BIJAK: Anak yang berbudi pekerti menghormati dan mengasihi bapak-ibunya dalam
segala keadaan
with a warm love from GOD ( lyn - 25042010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar