Saat mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara, "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa dulunya aku tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun pada suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.
Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. "Stop! Stop!" aku berteriak. Tetapi orang itu berkata "Belum!" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. "Stop!Stop!" teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. "Panas! Panas! " teriakku dengan keras. "Stop! Cukup!" teriakku lagi. Tapi orang ini berkata "Belum!". Akhirnya ia mengangkatku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh… ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. "Stop!Stop!" aku berteriak.
Wanita itu berkata, "Belum!" lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya. "Tolong! Hentikan penyiksaaan ini!" sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagiNYA untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan-NYA.
"Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila anda jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. "Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan berkecil hati, karena DIA sedang membentuk anda. Proses pembentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar