Written by: liesye herlyna
Saya punya seorang keponakan berusia 6 tahun, namanya Catherine. Sejak usia 2 tahun saya mulai memberikan dia mainan yang merangsang syaraf motorik, mulai dari buku cerita bergambar, puzzle gambar dengan tingkat kesulitan yang berbeda, block- block dari yang sederhana sampai yang cukup sulit.
Setiap saya berikan mainan baru entah berupa puzzle atau block dia selalu bilang “tak bisa”, “tak bisa”, “ini susah”, “kukuh (panggilan bibi di orang chinese) aja yang bikin, Catherine gak bisa.”
Suatu saat keponakan datang ke rumah, terus bertanya kepadaku,” kukuh, mainan Chaterine mana?”
“Tuch, di tempat biasa, kukuh simpan. Kamu ambil sendiri.”
Segera saja dia berteriak,” Kukuh, gak ada, manaaaaaaa?”
Dia lakukan terus-menerus, akhirnya aku bilang,” Cari pakai mata bukan pakai mulut, ayo cari sendiri jangan mengandalkan orang lain.”
Kadang aku suka gemes, anak ini koq tidak punya inisiatif maunya mengandalkan orang lain untuk menolongnya.
Tiba-tiba roh kudus bilang, "Lihat orang tuanya, sifat itu juga ada dalam diri adikmu, bukankah dia juga seperti itu.”
Ooooh ternyata dan ternyata saudaraku, sifat itu turun dari papanya. Ibarat pepatah "buah jatuh tak jauh dari pohon.”
Banyak orang tua yang kewalahan dengan sikap anaknya yang cenderung memberontak, cuek, apatis, keras kepala sampai menyerah. Coba cross check, jangan-jangan kita pun sebagai orang tua pun bersikap demikian. Anak belajar bersosialisasi mulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Dia melihat apa yang terjadi di sekitarnya, mulai meniru dan mempraktekkan tanpa tahu tujuannya untuk apa.
Sesuatu yang dilakukan terus menerus akan menjadi kebiasaan dan kebiasaan itu akan membentuk karakter. Anak adalah cerminan orang tua, karena mereka adalah saksi hidup yang berdiri disekeliling kita. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, dari kecil sampai besar dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di tengah keluarga (keluarga formal atau informal).
Kita adalah anak-anak Allah dan kita mencerminkan kemuliaan ALLAH. Yuk, sekarang kita bercermin apakah kita sudah menjadi seperti yang Tuhan inginkan?
Anda pasti bertanya, karakter yang Tuhan inginkan itu seperti apa ?
Tuhan menginginkan setiap dari kita memiliki karakter KRISTUS. KRISTUS adalah kepenuhan ALLAH mencakup sifat, keberadaan, kuasa, mujizat, kasih, keilahian, potensi yang luar biasa. Jati diri ALLAH ada didalam KRISTUS. Dan KRISTUS adalah ALLAH sendiri.
Saat ALLAH menciptakan manusia, DIA mengembuskan nafas kehidupan pada kita ( bukan binatang atau tumbuhan) tapi pada kita = manusia. Artinya ada sebagian dari diri ALLAH yang dialirkan pada kita, mengutip ucapan DR. Myles Munroe, kita adalah “allah-allah kecil”.
Sama seperti YESUS didalam diriNYA terdapat kepenuhan ALLAH dan karakter KRISTUS itu ada dalam diri-NYA. Kita sudah diperdamaikan dengan ALLAH dan diberikan kuasa yang sama seperti YESUS. Karena kita tidak dilahirkan melalui daging lagi tapi melalui air dan roh, sehingga kita dapat memanggil,” YA ABBA, YA BAPA”
ROMA 8-14-16,
8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Dalam pikiran anda mungkin timbul, Wah, ini pengajaran sesat, masa kita disamakan dengan ALLAH. BAPA kita adalah ALLAH, otomatis kita adalah allah-allah kecil. Orang kan sering bilang,” Budi ini anaknya Pak Amir, direktur PT. ANGIN RIBUT” Berarti secara keturunan Budi membawa gen bapaknya (Pak AMIR), bukan Pak Toha, atau Pak SIMON (contoh red) dan punya otoritas yang sama seperti bapaknya. Bila bapaknya tidak ada, BUDI berhak untuk mengatur perusahaannya, karena dia anak dari pemilik perusahaan tersebut. Sama seperti kita sudah diperdamaikan dengan darah YESUS, manusia rohani kita diperbaharui.. Kita membawa gen yang sama dengan ALLAH dan punya otoritas ALLAH karena kita adalah perwakilan ALLAH di muka bumi ini.
Saya senang sekali browsing melihat tempat-tempat di dunia terutama daerah pantai dan pegunungan, bisa merasakan keindahan pantai di Hawaii, Turki, India, etc. Walaupun saya belum pernah ke sana tapi saya dapat merasakan seakan-akan berada disana dan menikmati pemandangan yang disuguhkan. Seringkali terlontar ucapan “Wow, Amazing, it’s wonderfull”
Semuanya adalah riil dan diproyeksikan melalui gambar. Demikian pula kita adalah proyeksi dari ALLAH sendiri,. Orang-orang dapat melihat dan mengenal ALLAH melalui diri kita yang adalah gambaran diri ALLAH seutuhnya. Sama seperti YESUS yang adalah gambaran diri ALLAH, melalui diriNYA kita dapat mengenal secara utuh siapa BAPA.
Seorang pemahat tidak akan langsung memahat sebongkah batu dihadapannya. Tapi dia akan memikirkan sebuah ide, akan dibentuk apa batu ini, apakah akan dipotong-potong menjadi batu-batu kecil, ataukah akan dibuat coet, atau dibuat hiasan pagar, atau akan dibuat sebuah karya seni yang indah. Pastilah pemahat ini akan memilih untuk menjadikannya sebuah karya seni yang indah, punya nilai estetika dan pastinya bernilai tinggi.
Mulailah pemahat ini menatah bagian demi bagian, ada bagian yang ditatah terlalu keras sehingga patah, ada bagian yang terlalu lembut dan harus hati-hati menatahnya. Menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan,tahun demi tahun tidak menyurutkan semangat untuk segera menyelesaikannya.
Hingga tiba waktunya dan karya seni ini dipajang dalam ruangan pameran, semua mata terbelalak dan terpesona melihatnya dan berkata, "WOW, sebuah karya seni yang sangat indah, saya belum pernah melihat hasil karya yang seindah ini sebelumnya. Anda sungguh luar biasa."
Sambil bersenyum pemahat ini berkata, "Saya menciptakan segala sesuatunya unik dan berbeda. Karena saya tahu, setiap bongkahan batu yang saya temui tidak sama dan memerlukan sentuhan yang berbeda. Walaupun memakan waktu yang lama sampai bertahun-tahun, akan tetap saya kerjakan karena saya memandang jauh kedepan arti dari sebongkah batu.”
Manusia adalah sebuah karya seni ALLAH yang teragung dan termulia. Di ambilnya sebongkah tanah liat, dibentukNYA tubuh kita, mata kita, mulut, telinga, rambut, tangan , kaki kita. Ada yang dibuatnya tinggi, kurus, rambutnya ikat, lurus, matanya ada yang sipit, belo, kulitnya ada yang hitam, putih, sawo matang, hidungnya ada yang mancung ada yang sipit. Ide Tuhan lah, kita ada di dunia, bukan ide orang tua. Bila Tuhan tidak menghendaki, kita tidak akan ada di dunia.
Tuhan membentuk kita unik, berbeda. Sebelum dan sesudah kita tidak ada yang sama, setiap manusia menempati posisinya masing-masing di hati Tuhan. Tidak ada yang lebih diistimewakan atau dianak emaskan.
SEMUANYA ISTIMEWA, MANUSIA ADALAH HASIL KARYA TERBAIK ALLAH
TUHAN memberkati! (lies-30042008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar