Written by: liesye herlyna
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mampu mewujudkan mimpi/visi group/departemen yang dipimpinnya menjadi kenyataan. Bukan visi pribadi yang dipaksakan menjadi visi group. Bila hal ini dibiarkan, maka visi group menjadi kabur dan cepat atau lambat akan bubar dan ini diperparah bila masing-masing anggota membawa visi pribadi masing-masing.
Menjadi seorang pemimpin adalah keharusan, karena setiap orang dipanggil dan ditetapkan oleh TUHAN untuk menjadi pemimpin. Para bapak dipanggil untuk menjadi pemimpin di tengah keluarga, ibu-ibu dipanggil menjadi ratu rumah tangga, anak-anak menjadi pemimpin atas dirinya sendiri, seorang direktur menjadi pemimpin di perusahaannya, rektor menjadi pemimpin di unversitas, etc. Baik dalam segi rohani maupun jasmani, dalam dunia sekuler maupun di gereja, kita adalah pemimpin. Yang menjadi pertanyaan, kualitas seperti apa yang akan kita bawa ke tengah-tengah orang yang kita pimpin.
Kita dipanggil menjadi kepala dan bukan ekor. Ekor berbicara orang yang tidak membawa dampak bagi orang lain, hidupnya dikendalikan oleh situasi yang ada. Sedangkan kepala berbicara orang yang hidupnya membawa dampak, mempengaruhi keadaan sekitar dengan keberadaan dirinya. Contoh: presiden, setiap omongan nya akan di “yes man “ oleh bawahannya. Walaupun mungkin merugikan rakyat banyak. Tapi coba bila rakyat jelata yang mengadu, jarang sekali ditanggapi dengan benar.
Seorang pemimpin akan mengimpartasikan apa yang ada dalam dirinya kepada orang yang dipimpinnya. Dapat dibayangkan bila seorang pemimpin memiliki sikap arogan, sombong, suka berkelahi, korupsi, etc dan itu akan terimplementasikan pada anggotanya juga. Dan bukan hanya anggota, itu akan terimpartasi pada orang lain juga. Sebagai contoh: seorang bapak yang memiliki karakter buruk cenderung menurunkan karakter yang buruk juga kepada anaknya. Didukung oleh lingkungan yang salah membuat anak ini menerima persepsi yang salah dan menciptakan suatu pola yang terekam di alam bawah sadarnya. Pola tersebut menjadi acuan dalam setiap tingkah lakunya. Setelah dewasa, pola yang salah ini akan terus terbawa hingga berumah tangga dan akibatnya dia akan menerapkan prinsip yang sama seperti yang dahulu pernah diterimanya.
Negara INDO bisa kacau seperti ini, dimulai dari pemimpin yang tidak mampu bertindak sebagaimana harusnya. Dengan membiarkan praktek KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) dan ABS (asal bapak senang) selama 32 tahun. Dan dampaknya sekarang baru kita rasakan, kekacauan dalam segala bidang. Setiap orang berbondong-bondong ingin menjadi pemimpin, bukan dengan dasar melayani rakyat/jemaat tapi demi untuk melegalisasi kekuasaan dan mewujudkan ambisi pribadi.
Seorang pemimpin adalah seorang guru yang harus digugu dan ditiru bagi orang yang dipimpinnya baik sebagai guru dalam hal spiritual maupun jasmani. Seorang rekan saya bercerita bahwa jaman dahulu seorang pemimpin akan terus diikuti oleh pengikutnya kemanapun dia pergi kecuali untuk hal-hal yang bersifat pribadi. Dari sana pengikut ini akan belajar dari apa yang dikatakan oleh pemimpin dan prakteknya dalam kehidupan. Karenanya pemimpin-pemimpin jaman dahulu sangat disegani oleh para pengikutnya karena mereka benar-benar menjadi teladan dalam setiap tindakannya.
KARAKTER YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG PEMIMPIN
(1 TIMOTIUS 3:1-7):
1. MORALITAS (TIDAK BERCACAT)
Moralitas atau yang kita sebut kekudusan adalah hal penting yang harus kita miliki sebagai seorang pemimpin. Dengan menjunjung tinggi kekudusan, kita dapat menepis setiap gunjingan atau musuh yang hendak menjatuhkan kita. Kekudusan menjaga kita dari serangan-serangan dan omong kosong dari pihak luar.
2. VISI YANG JELAS (SUAMI DARI SATU ISTRI)
Seorang pemimpin (pria dan wanita) dituntut untuk memiliki fokus yang benar, tidak mendua hati atau dipengaruhi oleh isme-isme dari luar. Saat visi telah terbentuk, seorang pemimpin menetapkan rencana jangka pendek, menengah dan panjang untuk mewujudkan visi tersebut.
3. PENGUASAAN DIRI (DAPAT MENAHAN DIRI)
Seorang pemimpin dituntut untuk mampu menguasai dirinya dalam hal perkataan, tingkah laku, disiplin, bertanggung jawab dalam setiap perkataan yang diucapkan.
4. BIJAKSANA
Kemampuan seorang pemimpin dapat dilihat dari langkah-langkah yang diambil saat menghadapi situasi genting atau di luar kendali. Dari sanalah teruji kapasitas yang sesungguhnya dari pemimpin tersebut.
5. SOPAN
Makna sopan mencakup dalam segi berpakaian, cara berbicara, bagaimana memperlakukan lawan jenis, dan juga dalam berbisnis. Sopan dalam berbisnis dalam arti tidak merugikan orang lain dengan cara menipu atau me mark up harga.
6. SUKA MEMBERI TUMPANGAN
Bukan hanya membuka pintu rumahnya bagi orang asing tapi juga berarti memiliki hati yang luas untuk menerima keberadaan orang lain yang berbeda dengan dirinya. Kita belajar dari karakter KRISTUS yang memiliki hati melayani dan bukan untuk dilayani. Dengan tangan terbuka YESUS menyambut orang-orang yang terhilang, pelacur, pemungut cukai, nelayan, orang sakit, orang gila, etc.
7. CAKAP MENGAJAR ORANG LAIN
Seorang pemimpin tidak hanya cakap dalam ilmu dan pengetahuan tapi dia harus cakap dalam menghadapi setiap orang. Cara yang dipergunakan untuk menghadapi A tidak dapat digunakan untuk menghadapi B, C, D, E. Setiap orang adalah unik. Karenanya seorang pemimpin harus memiliki kecakapan untuk menghadapi berbagai macam tipe manusia.
Saat kita bisa memperlakukan orang lain dengan tepat, orang tersebut akan merasa dihargai. Dan saat keberadaan dirinya itu diakui, maka apapun yang kita suruh akan dengan senang hati dia lakukan. Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki kelemahlembutan dalam menghadapi setiap orang dan dituntut mampu untuk dapat memandang suatu masalah dari berbagai segi.
8. BUKAN PEMINUM
Kata “peminum” disini bukan hanya sebatas minum anggur/minuman keras tapi “anggur” berbicara mengenai pujian, sanjungan, penghormatan. Sifat anggur adalah membuat haus, memabukkan dan membuat orang lupa akan jati dirinya.
Sebagai seorang pemimpin hindari hal ini, karena ini akan menjatuhkan anda. Pada saat anda haus akan pujian, haus akan sanjungan, haus akan nama baik, anda akan terus berusaha untuk mendapatkan itu dan mengorbankan orang-orang di sekeliling anda. Hingga semua cara dilegalkan demi pencapaian kepuasaan diri anda.
Sekalipun pelayan TUHAN, cepat atau lambat akan jatuh ke dalam jurang yang dalam dan tidak akan terselamatkan lagi. Jangan pernah melayani TUHAN tapi dengan motivasi untuk membanggakan nama anda.
9. TIDAK ANGKUH
Angkuh adalah penyakit yang sering menyerang pemimpin. Penyakit ini menggerogoti dari dalam dan tanpa sadar pemimpin itu telah jatuh dalam dosa kesombongan.
Ketika kita dipuji atas suatu pekerjaan, hendaklah rendah hati karena tanpa bantuan TUHAN dan orang-orang di sekitar kita, pekerjaan itu tidak akan berhasil. Semua bisa terjadi karena ada orang-orang yang mendukung anda.
10. BUKAN PEMARAH
Marah beda dengan marah-marah, marah adalah suatu ekspresi alamiah manusia saat melihat kondisi yang tidak sesuai. Tapi marah-marah menandakan suatu kondisi tidak stabil dalam diri anda dan menunjukkan anda dikuasai oleh roh amarah.
Contoh YESUS saat datang ke bait ALLAH dan melihat bait ALLAH penuh dengan orang yang berjualan. Disana YESUS marah terhadap kelakuan orang-orang itu yang mencemari bait ALLAH namun YESUS tidak menyerang pribadi orang-orang itu dengan bersikap marah-marah.
Saat kita marah-marah, itu artinya kita sudah tidak mampu mengendalikan diri dan orang yang seperti ini cenderung menyebarkan amarah itu pada orang-orang di sekitarnya dan membuat orang lain terluka. Kita membuat mereka terluka karena kita telah menyerang pribadi mereka bukan kelakuan mereka.
11. TIDAK SUKA BERKELAHI
Pemimpin adalah bapak dan ibu secara rohani. Apa yang dilakukan oleh pemimpin akan dilakukan oleh bawahannya. Pemimpin yang suka bersikap anarkis akan mengimpartasikan hal yang sama pada bawahannya. Sebuah peribahasa mengatakan “GURU KENCING BERDIRI MURID KENCING BERLARI” Apa yang dilakukan oleh pemimpin akan dilakukan juga oleh pengikutnya bahkan lebih parah.
12. TIDAK SUKA BERTENGKAR
Bertengkar berbicara mengenai selisih paham, saling menjatuhkan melalui perkataan atau tulisan. Sedangkan berkelahi lebih kepada tindakan fisik saling adu tenaga.
13. PENDAMAI
Saat suatu organisasi/perkumpulan didirikan akan banyak melibatkan orang dengan berbagai macam karakter Seorang pemimpin harus dapat menjadi juru damai bila ada yang berselisih paham. Dia harus berada di posisi netral dan tidak memihak salah satu pihak. Dengan berada di posisi seperti itu, pemimpin akan mampu berfikir secara obyektif dan dapat memandang suatu masalah dengan jernih dan jelas.
14. LEMBUT HATI
Hati yang lembut berbicara hati yang mau diajar, hati yang mau dibentuk, hati yang siap ditegur dan mau menerima kesalahan. Setiap orang suatu saat bisa berbuat salah, pada saat kita mengakui kesalahan kita dan dengan rendah hati mau ditegur dan minta maaf. Orang-orang akan lebih simpatik dan menerima keberadaan kita seutuhnya.
Andaikan BILL CLINTON langsung mengakui perselingkuhannya, saya yakin bangsa AMERIKA akan lebih mudah memaafkannya dan mungkin akan memilihnya lagi untuk yang kedua kalinya. Namun akibat perbuatannya dengan mencoba menutup-nutupi kesalahan, bangsa AMERIKA menjadi tidak simpati dan mem-black list nama BILL CLINTON.
15. BUKAN HAMBA UANG
“CINTA AKAN UANG ADALAH AKAR SEGALA KEJAHATAN”. Anda tentu masih ingat beberapa bulan yang lalu, seorang senator AMERIKA menuntut laporan keuangan dari hamba-hamba TUHAN kelas kaliber. Senator ini menyorot mengenai kehidupan super mewah yang dimiliki oleh para hamba TUHAN ini. Ada yang memiliki rumah mewah di BEVERLY HILLS, mobil mewah sekelas ROY ROYCE, hanya mau kotbah bila dijemput dengan mobil mewah jenis tertentu, harus menginap di VVIP, memakai tenaga bodyguard, dan ada juga yang minta sniper untuk menjaga mereka dari penembak misterius.
Saat seorang pemimpin sudah dikuasai cinta akan uang, dia akan menyalah gunakan jabatannya demi memperkaya dirinya sendiri dengan mengatas namakan organisasi.
16. SEORANG KEPALA KELUARGA YANG BERTANGGUNG JAWAB DAN MAMPU MENGATUR ANAK-ANAK
Kemampuan memimpin seseorang dimulai dari kemampuannya dalam memimpin diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Bila dia tidak mampu memimpin diri sendiri dan keluarganya, dapat dipastikan dia tidak mampu memimpin orang lain.
Namun orang-orang saat ini salah kaprah, mereka mengejar posisi menjadi pemimpin di suatu organisasi/perkumpulan namun mereka membiarkan rumah tangga dan anak-anak mereka kacau balau dan hal ini tidak menjadi berkat bagi orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan dimulai dari lingkup kecil yaitu keluarga, dari keluarga ini akan melahirkan orang-orang yang memiliki karakter yang capable, integritas tinggi, punya komitmen, excellent sehingga pada saat mereka memimpin orang lain kapasitas sebagai pemimpin sudah mereka miliki.
17. MEMILIKI REPUTASI BAIK DI LUAR GEREJA
Kehidupan sesungguhnya para pemimpin bukan ditengah gereja, tempat di mana orang-orang yang datang berwajah malaikat dan dengan kesalehannya tapi di tengah masyarakat luas. Justru di luar sanalah kita harus menunjukkan reputasi sebagai pemimpin yang baik dan benar. Kita menunjukkan reputasi baik bukan untuk diri kita sendiri tapi untuk kemuliaan TUHAN. Di dunia luarlah, nama TUHAN dipertaruhkan melalui diri kita. Bila kita mengaku anak TUHAN namun menjadi pemimpin yang tidak excellent, itu artinya kita sedang mempermalukan TUHAN. Namun bila di luar sana, kita menunjukkan sebagai pemimpin yang memiliki integritas, itu artinya kita sedang memuliakan nama TUHAN.
18. SUKA AKAN KEBAIKAN
Kebaikan berbicara mengenai bersikap adil, tulus, murah hati, tidak bercabang lidah, konsisten dengan perkataannya
Seorang pemimpin dituntut untuk konsisten dengan perkataannya, saat dia memutuskan A dia harus siap dengan segala konsekuensi yang ada, sekalipun itu merugikannya. Seorang pemimpin yang plin-plan tidak layak menjadi pemimpin karena akan membingungkan anggota yang dipimpinnya dan itu menunjukkan ketidak dewasaan karakter.
19. BUKAN SEORANG YANG BARU BERTOBAT
Seorang petobat baru, memiliki semangat coca cola dalam pelayanannya dan biasanya 1-3 bulan langsung turun lagi. Setelah melewati masa 1-3 bulan inilah masa pengujian bagi iman dia, apakah dia mampu melewatinya atau malah kembali ke kehidupan lamanya. Jadi dapat anda bayangkan bila seorang pemimpin dipilih dari seorang yang baru bertobat, saat berhadapan dengan masalah, kemungkinan untuk undur lebih besar dibandingkan dengan orang yang lebih lama bertobat.
Harap dicatat, bukan berarti yang lama tidak bisa mundur, kemungkinan mundur tetap ada. Hal ini terjadi karena dia tidak berjaga-jaga di dalam doa dan bersekutu intim dengan TUHAN
Kenapa seorang petobat baru tidak boleh diangkat menjadi pemimpin ?
Saat baru bertobat dia masih bayi rohani dan perlu dibimbing untuk menuju kedewasaan rohani. Nah, bagaimana mungkin seorang bayi bisa memimpin orang lain, bila dia sendiri pun tidak mampu mengurus dirinya sendiri. Akibatnya dia akan menjadi putus asa dan menjadi biang keributan, karena sesungguhnya dia masih butuh diperhatikan, butuh disuapi, butuh dirawat dan segala sesuatu fokus untuk dirinya sendiri.
Seorang pemimpin yang telah dewasa rohani, fokusnya bukan lagi diri sendiri tapi pada orang-orang yang dipimpinnya untuk membawa mereka sampai pada visi yang telah ditetapkan.
Ke-19 karakter diatas harus anda kejar untuk menjadi seorang pemimpin yang excellent, bukan hanya di dalam dunia bisnis atau gereja tapi dalam segala aspek kehidupan anda. Dengan anda memiliki kualitas yang excellent itu artinya anda sedang memuliakan BAPA di SORGA.
Miliki standar hidup yang tinggi dan jangan sama dengan dunia, karena anda adalah anak-anak ALLAH. Sama seperti KRISTUS yang memiliki standar hidup yang tinggi demikian pula anda dan saya harus mengejarnya.
Ingatlah hal ini :
TUHAN memberkati ! (lies)
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mampu mewujudkan mimpi/visi group/departemen yang dipimpinnya menjadi kenyataan. Bukan visi pribadi yang dipaksakan menjadi visi group. Bila hal ini dibiarkan, maka visi group menjadi kabur dan cepat atau lambat akan bubar dan ini diperparah bila masing-masing anggota membawa visi pribadi masing-masing.
Menjadi seorang pemimpin adalah keharusan, karena setiap orang dipanggil dan ditetapkan oleh TUHAN untuk menjadi pemimpin. Para bapak dipanggil untuk menjadi pemimpin di tengah keluarga, ibu-ibu dipanggil menjadi ratu rumah tangga, anak-anak menjadi pemimpin atas dirinya sendiri, seorang direktur menjadi pemimpin di perusahaannya, rektor menjadi pemimpin di unversitas, etc. Baik dalam segi rohani maupun jasmani, dalam dunia sekuler maupun di gereja, kita adalah pemimpin. Yang menjadi pertanyaan, kualitas seperti apa yang akan kita bawa ke tengah-tengah orang yang kita pimpin.
Kita dipanggil menjadi kepala dan bukan ekor. Ekor berbicara orang yang tidak membawa dampak bagi orang lain, hidupnya dikendalikan oleh situasi yang ada. Sedangkan kepala berbicara orang yang hidupnya membawa dampak, mempengaruhi keadaan sekitar dengan keberadaan dirinya. Contoh: presiden, setiap omongan nya akan di “yes man “ oleh bawahannya. Walaupun mungkin merugikan rakyat banyak. Tapi coba bila rakyat jelata yang mengadu, jarang sekali ditanggapi dengan benar.
Seorang pemimpin akan mengimpartasikan apa yang ada dalam dirinya kepada orang yang dipimpinnya. Dapat dibayangkan bila seorang pemimpin memiliki sikap arogan, sombong, suka berkelahi, korupsi, etc dan itu akan terimplementasikan pada anggotanya juga. Dan bukan hanya anggota, itu akan terimpartasi pada orang lain juga. Sebagai contoh: seorang bapak yang memiliki karakter buruk cenderung menurunkan karakter yang buruk juga kepada anaknya. Didukung oleh lingkungan yang salah membuat anak ini menerima persepsi yang salah dan menciptakan suatu pola yang terekam di alam bawah sadarnya. Pola tersebut menjadi acuan dalam setiap tingkah lakunya. Setelah dewasa, pola yang salah ini akan terus terbawa hingga berumah tangga dan akibatnya dia akan menerapkan prinsip yang sama seperti yang dahulu pernah diterimanya.
Negara INDO bisa kacau seperti ini, dimulai dari pemimpin yang tidak mampu bertindak sebagaimana harusnya. Dengan membiarkan praktek KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) dan ABS (asal bapak senang) selama 32 tahun. Dan dampaknya sekarang baru kita rasakan, kekacauan dalam segala bidang. Setiap orang berbondong-bondong ingin menjadi pemimpin, bukan dengan dasar melayani rakyat/jemaat tapi demi untuk melegalisasi kekuasaan dan mewujudkan ambisi pribadi.
Seorang pemimpin adalah seorang guru yang harus digugu dan ditiru bagi orang yang dipimpinnya baik sebagai guru dalam hal spiritual maupun jasmani. Seorang rekan saya bercerita bahwa jaman dahulu seorang pemimpin akan terus diikuti oleh pengikutnya kemanapun dia pergi kecuali untuk hal-hal yang bersifat pribadi. Dari sana pengikut ini akan belajar dari apa yang dikatakan oleh pemimpin dan prakteknya dalam kehidupan. Karenanya pemimpin-pemimpin jaman dahulu sangat disegani oleh para pengikutnya karena mereka benar-benar menjadi teladan dalam setiap tindakannya.
KARAKTER YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG PEMIMPIN
(1 TIMOTIUS 3:1-7):
1. MORALITAS (TIDAK BERCACAT)
Moralitas atau yang kita sebut kekudusan adalah hal penting yang harus kita miliki sebagai seorang pemimpin. Dengan menjunjung tinggi kekudusan, kita dapat menepis setiap gunjingan atau musuh yang hendak menjatuhkan kita. Kekudusan menjaga kita dari serangan-serangan dan omong kosong dari pihak luar.
2. VISI YANG JELAS (SUAMI DARI SATU ISTRI)
Seorang pemimpin (pria dan wanita) dituntut untuk memiliki fokus yang benar, tidak mendua hati atau dipengaruhi oleh isme-isme dari luar. Saat visi telah terbentuk, seorang pemimpin menetapkan rencana jangka pendek, menengah dan panjang untuk mewujudkan visi tersebut.
3. PENGUASAAN DIRI (DAPAT MENAHAN DIRI)
Seorang pemimpin dituntut untuk mampu menguasai dirinya dalam hal perkataan, tingkah laku, disiplin, bertanggung jawab dalam setiap perkataan yang diucapkan.
4. BIJAKSANA
Kemampuan seorang pemimpin dapat dilihat dari langkah-langkah yang diambil saat menghadapi situasi genting atau di luar kendali. Dari sanalah teruji kapasitas yang sesungguhnya dari pemimpin tersebut.
5. SOPAN
Makna sopan mencakup dalam segi berpakaian, cara berbicara, bagaimana memperlakukan lawan jenis, dan juga dalam berbisnis. Sopan dalam berbisnis dalam arti tidak merugikan orang lain dengan cara menipu atau me mark up harga.
6. SUKA MEMBERI TUMPANGAN
Bukan hanya membuka pintu rumahnya bagi orang asing tapi juga berarti memiliki hati yang luas untuk menerima keberadaan orang lain yang berbeda dengan dirinya. Kita belajar dari karakter KRISTUS yang memiliki hati melayani dan bukan untuk dilayani. Dengan tangan terbuka YESUS menyambut orang-orang yang terhilang, pelacur, pemungut cukai, nelayan, orang sakit, orang gila, etc.
7. CAKAP MENGAJAR ORANG LAIN
Seorang pemimpin tidak hanya cakap dalam ilmu dan pengetahuan tapi dia harus cakap dalam menghadapi setiap orang. Cara yang dipergunakan untuk menghadapi A tidak dapat digunakan untuk menghadapi B, C, D, E. Setiap orang adalah unik. Karenanya seorang pemimpin harus memiliki kecakapan untuk menghadapi berbagai macam tipe manusia.
Saat kita bisa memperlakukan orang lain dengan tepat, orang tersebut akan merasa dihargai. Dan saat keberadaan dirinya itu diakui, maka apapun yang kita suruh akan dengan senang hati dia lakukan. Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki kelemahlembutan dalam menghadapi setiap orang dan dituntut mampu untuk dapat memandang suatu masalah dari berbagai segi.
8. BUKAN PEMINUM
Kata “peminum” disini bukan hanya sebatas minum anggur/minuman keras tapi “anggur” berbicara mengenai pujian, sanjungan, penghormatan. Sifat anggur adalah membuat haus, memabukkan dan membuat orang lupa akan jati dirinya.
Sebagai seorang pemimpin hindari hal ini, karena ini akan menjatuhkan anda. Pada saat anda haus akan pujian, haus akan sanjungan, haus akan nama baik, anda akan terus berusaha untuk mendapatkan itu dan mengorbankan orang-orang di sekeliling anda. Hingga semua cara dilegalkan demi pencapaian kepuasaan diri anda.
Sekalipun pelayan TUHAN, cepat atau lambat akan jatuh ke dalam jurang yang dalam dan tidak akan terselamatkan lagi. Jangan pernah melayani TUHAN tapi dengan motivasi untuk membanggakan nama anda.
9. TIDAK ANGKUH
Angkuh adalah penyakit yang sering menyerang pemimpin. Penyakit ini menggerogoti dari dalam dan tanpa sadar pemimpin itu telah jatuh dalam dosa kesombongan.
Ketika kita dipuji atas suatu pekerjaan, hendaklah rendah hati karena tanpa bantuan TUHAN dan orang-orang di sekitar kita, pekerjaan itu tidak akan berhasil. Semua bisa terjadi karena ada orang-orang yang mendukung anda.
10. BUKAN PEMARAH
Marah beda dengan marah-marah, marah adalah suatu ekspresi alamiah manusia saat melihat kondisi yang tidak sesuai. Tapi marah-marah menandakan suatu kondisi tidak stabil dalam diri anda dan menunjukkan anda dikuasai oleh roh amarah.
Contoh YESUS saat datang ke bait ALLAH dan melihat bait ALLAH penuh dengan orang yang berjualan. Disana YESUS marah terhadap kelakuan orang-orang itu yang mencemari bait ALLAH namun YESUS tidak menyerang pribadi orang-orang itu dengan bersikap marah-marah.
Saat kita marah-marah, itu artinya kita sudah tidak mampu mengendalikan diri dan orang yang seperti ini cenderung menyebarkan amarah itu pada orang-orang di sekitarnya dan membuat orang lain terluka. Kita membuat mereka terluka karena kita telah menyerang pribadi mereka bukan kelakuan mereka.
11. TIDAK SUKA BERKELAHI
Pemimpin adalah bapak dan ibu secara rohani. Apa yang dilakukan oleh pemimpin akan dilakukan oleh bawahannya. Pemimpin yang suka bersikap anarkis akan mengimpartasikan hal yang sama pada bawahannya. Sebuah peribahasa mengatakan “GURU KENCING BERDIRI MURID KENCING BERLARI” Apa yang dilakukan oleh pemimpin akan dilakukan juga oleh pengikutnya bahkan lebih parah.
12. TIDAK SUKA BERTENGKAR
Bertengkar berbicara mengenai selisih paham, saling menjatuhkan melalui perkataan atau tulisan. Sedangkan berkelahi lebih kepada tindakan fisik saling adu tenaga.
13. PENDAMAI
Saat suatu organisasi/perkumpulan didirikan akan banyak melibatkan orang dengan berbagai macam karakter Seorang pemimpin harus dapat menjadi juru damai bila ada yang berselisih paham. Dia harus berada di posisi netral dan tidak memihak salah satu pihak. Dengan berada di posisi seperti itu, pemimpin akan mampu berfikir secara obyektif dan dapat memandang suatu masalah dengan jernih dan jelas.
14. LEMBUT HATI
Hati yang lembut berbicara hati yang mau diajar, hati yang mau dibentuk, hati yang siap ditegur dan mau menerima kesalahan. Setiap orang suatu saat bisa berbuat salah, pada saat kita mengakui kesalahan kita dan dengan rendah hati mau ditegur dan minta maaf. Orang-orang akan lebih simpatik dan menerima keberadaan kita seutuhnya.
Andaikan BILL CLINTON langsung mengakui perselingkuhannya, saya yakin bangsa AMERIKA akan lebih mudah memaafkannya dan mungkin akan memilihnya lagi untuk yang kedua kalinya. Namun akibat perbuatannya dengan mencoba menutup-nutupi kesalahan, bangsa AMERIKA menjadi tidak simpati dan mem-black list nama BILL CLINTON.
15. BUKAN HAMBA UANG
“CINTA AKAN UANG ADALAH AKAR SEGALA KEJAHATAN”. Anda tentu masih ingat beberapa bulan yang lalu, seorang senator AMERIKA menuntut laporan keuangan dari hamba-hamba TUHAN kelas kaliber. Senator ini menyorot mengenai kehidupan super mewah yang dimiliki oleh para hamba TUHAN ini. Ada yang memiliki rumah mewah di BEVERLY HILLS, mobil mewah sekelas ROY ROYCE, hanya mau kotbah bila dijemput dengan mobil mewah jenis tertentu, harus menginap di VVIP, memakai tenaga bodyguard, dan ada juga yang minta sniper untuk menjaga mereka dari penembak misterius.
Saat seorang pemimpin sudah dikuasai cinta akan uang, dia akan menyalah gunakan jabatannya demi memperkaya dirinya sendiri dengan mengatas namakan organisasi.
16. SEORANG KEPALA KELUARGA YANG BERTANGGUNG JAWAB DAN MAMPU MENGATUR ANAK-ANAK
Kemampuan memimpin seseorang dimulai dari kemampuannya dalam memimpin diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Bila dia tidak mampu memimpin diri sendiri dan keluarganya, dapat dipastikan dia tidak mampu memimpin orang lain.
Namun orang-orang saat ini salah kaprah, mereka mengejar posisi menjadi pemimpin di suatu organisasi/perkumpulan namun mereka membiarkan rumah tangga dan anak-anak mereka kacau balau dan hal ini tidak menjadi berkat bagi orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan dimulai dari lingkup kecil yaitu keluarga, dari keluarga ini akan melahirkan orang-orang yang memiliki karakter yang capable, integritas tinggi, punya komitmen, excellent sehingga pada saat mereka memimpin orang lain kapasitas sebagai pemimpin sudah mereka miliki.
17. MEMILIKI REPUTASI BAIK DI LUAR GEREJA
Kehidupan sesungguhnya para pemimpin bukan ditengah gereja, tempat di mana orang-orang yang datang berwajah malaikat dan dengan kesalehannya tapi di tengah masyarakat luas. Justru di luar sanalah kita harus menunjukkan reputasi sebagai pemimpin yang baik dan benar. Kita menunjukkan reputasi baik bukan untuk diri kita sendiri tapi untuk kemuliaan TUHAN. Di dunia luarlah, nama TUHAN dipertaruhkan melalui diri kita. Bila kita mengaku anak TUHAN namun menjadi pemimpin yang tidak excellent, itu artinya kita sedang mempermalukan TUHAN. Namun bila di luar sana, kita menunjukkan sebagai pemimpin yang memiliki integritas, itu artinya kita sedang memuliakan nama TUHAN.
18. SUKA AKAN KEBAIKAN
Kebaikan berbicara mengenai bersikap adil, tulus, murah hati, tidak bercabang lidah, konsisten dengan perkataannya
Seorang pemimpin dituntut untuk konsisten dengan perkataannya, saat dia memutuskan A dia harus siap dengan segala konsekuensi yang ada, sekalipun itu merugikannya. Seorang pemimpin yang plin-plan tidak layak menjadi pemimpin karena akan membingungkan anggota yang dipimpinnya dan itu menunjukkan ketidak dewasaan karakter.
19. BUKAN SEORANG YANG BARU BERTOBAT
Seorang petobat baru, memiliki semangat coca cola dalam pelayanannya dan biasanya 1-3 bulan langsung turun lagi. Setelah melewati masa 1-3 bulan inilah masa pengujian bagi iman dia, apakah dia mampu melewatinya atau malah kembali ke kehidupan lamanya. Jadi dapat anda bayangkan bila seorang pemimpin dipilih dari seorang yang baru bertobat, saat berhadapan dengan masalah, kemungkinan untuk undur lebih besar dibandingkan dengan orang yang lebih lama bertobat.
Harap dicatat, bukan berarti yang lama tidak bisa mundur, kemungkinan mundur tetap ada. Hal ini terjadi karena dia tidak berjaga-jaga di dalam doa dan bersekutu intim dengan TUHAN
Kenapa seorang petobat baru tidak boleh diangkat menjadi pemimpin ?
Saat baru bertobat dia masih bayi rohani dan perlu dibimbing untuk menuju kedewasaan rohani. Nah, bagaimana mungkin seorang bayi bisa memimpin orang lain, bila dia sendiri pun tidak mampu mengurus dirinya sendiri. Akibatnya dia akan menjadi putus asa dan menjadi biang keributan, karena sesungguhnya dia masih butuh diperhatikan, butuh disuapi, butuh dirawat dan segala sesuatu fokus untuk dirinya sendiri.
Seorang pemimpin yang telah dewasa rohani, fokusnya bukan lagi diri sendiri tapi pada orang-orang yang dipimpinnya untuk membawa mereka sampai pada visi yang telah ditetapkan.
Ke-19 karakter diatas harus anda kejar untuk menjadi seorang pemimpin yang excellent, bukan hanya di dalam dunia bisnis atau gereja tapi dalam segala aspek kehidupan anda. Dengan anda memiliki kualitas yang excellent itu artinya anda sedang memuliakan BAPA di SORGA.
Miliki standar hidup yang tinggi dan jangan sama dengan dunia, karena anda adalah anak-anak ALLAH. Sama seperti KRISTUS yang memiliki standar hidup yang tinggi demikian pula anda dan saya harus mengejarnya.
Ingatlah hal ini :
ANDA ADALAH SEORANG PEMIMPIN YANG TELAH DIPILIH DAN DITETAPKAN TUHAN. SETIAP TINDAKAN YANG ANDA LAKUKAN HARUS BERTOLAK DARI FIRMAN DAN MENUNTUN PADA KEBENARAN
TUHAN memberkati ! (lies)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar