Kamis, Oktober 28, 2010

TELEGRAPH

Sewaktu telegraph sedang memasuki masa kejayaan, tercatatlah seorang pemuda  yang sangat mencintai sandi morse dan bermimpi bahwa suatu hari ia dapat bekerja di perusahaan tersebut. 

Hingga suatu hari perusahaan telegraph mengumumkan lowongan pekerjaan untuk posisi itu. Tentu saja, sang pemuda sangat bersemangat dan segera mendatangi perusahaan tersebut untuk memberikan surat lamarannya. Ketika memasuki perusahaan tersebut, ia dibuat terpesona dan terkagum-kagum melihat keadaan di tempat itu, bagaimana setiap orang sangat menikmati pekerjaannya sekalipun terdengar bising suara dari sandi morse.

Begitu memasuki ruang tunggu, sang pemuda terkejut karena ternyata banyak juga orang yang berminat untuk bekerja di tempat itu. Oleh resepsionis ia diminta mengisi formulir dan menunggu antrian untuk test wawancara. Selesai mengisi formulir, sang pemuda segera beranjak dari tempat duduknya dan menyerahkan lembaran itu ke resepsionis dan melenggang masuk ke ruangan wawancara tanpa menunggu antrian lagi. Sikapnya yang seperti ini tentu saja, membuat tanda tanya besar di benak para calon pelamar dan tak sedikit yang merasa gusar, karena merasa telah didahului oleh pemuda ini. 

Selang beberapa waktu, dari ruangan wawancara di umumkan bahwa pintu pendaftaran telah ditutup karena karyawan untuk posisi itu telah didapatkan yaitu sang pemuda tadi. Mendengar hal ini tentu saja, orang-orang yang berada di ruang tunggu  sangat gusar dan marah-marah, tidak terima dengan keputusan sepihak dari pihak management. 

Akhirnya pihak management memberikan penjelasan, “Tenang saudara-saudara, dengankan dulu penjelasan saya. Anak muda ini datang  bukan hanya untuk sekedar mencari pekerjaan,  namun ia benar benar menguasai dan mencintai sandi morse. Tahukah saudara, di dalam formulir itu ada sebuah tulisan yang ditulis dengan sandi morse yang berbunyi, Jika anda sudah mengisi formulir, silakan masuk untuk wawancara. Anak muda menangkap informasi tersebut dan melakukan apa yang diperintahkannya, sedangkan saudara tidak menangkap pesan ini.” 

MORAL: Terkadang kita seperti para pelamar itu, sibuk dengan permintaan dan lupa bahwa sebenarnya TUHAN pun ingin berbicara dengan kita. Akibatnya, apa yang seharusnya kita dapatkan menjadi sia-sia, karena kita tidak sabar untuk menunggu waktu-NYA. Mari, kita belajar dari pemuda ini yang mencari tahu bagaimana menguasai sandi morse dan ketika tiba waktunya, ia bisa menunjukkannya dengan maximal. 


with a warm love from GOD! (lyn-28102010)

visit:http://myjourney-hliesye.blogspot.com

Tidak ada komentar: