Written by: liesye herlyna
Tak
bosan-bosannya saya mengupas perihal berdoa, karena ternyata masih banyak anak
TUHAN yang tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa termasuk saya dan bagaimana caranya
agar doa-doa yang dinaikkan tidak membentur dinding-dinding kamar melainkan
naik ke tahta ALLAH. Saya sendiri bukan orang yang ahli dalam hal ini, namun
saya ingin membagikan apa yang telah saya dapatkan kepada saudara dan kiranya
pengalaman ini dapat memperkaya saudara di dalam hal berdoa.
TUHAN
mengajarkan saya bahwa untuk mendapatkan sebuah jawaban doa, tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Memang ada beberapa pokok doa yang langsung di
jawab oleh TUHAN (saya menyebutnya sebagai doa untuk keadaan darurat), dan itu
pun tergantung TUHAN, bukan atas keinginan kita sendiri. INGAT YA! Bukan atas
keinginan kita sendiri, kita tidak punya hak untuk memaksa TUHAN melakukan apa
yang kita inginkan. Namun biasanya jawaban doa atas sebuah masalah, butuh waktu,
entah 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun, 5 tahun, bahkan mungkin baru dijawab pada
generasi selanjutnya. Dan biasanya doa-doa yang seperti ini akan menaikkan
level rohani bagi si pendoanya. Jadi saudaraku,
memang tidak ada doa yang instan seperti kopi mix, untuk jawaban doa butuhkan
waktu dan pengujian iman.
Tahukah
saudara, ketika saudara berdoa, saudara sedang menghadap siapa? Saudara sedang
menghadap RAJA, RAJA segala raja. ALLAH segala allah. Sebagaimana layaknya
menghadap presiden, kita tentu harus memperhatikan tata karma dan sopan santun.
Kita tidak mungkin datang dengan gaya slengehan, celana pendek, sandal jepit, rambut
berantakan, dan berbau pula. Demikian pula ketika kita menghadap ALLAH, RAJA
segala raja, kita tentu harus memperhatikan sopan santun atau yang kita sebut
protokol doa.
Bila
menghadap presiden saja, kita sangat memperhatikan etika kesopanan namun
mengapa ketika kita menghadap ALLAH, kita bersikap biasa-biasa saja dan
cenderung meremehkan. Kita menganggap ALLAH sebagai satpam, yang menjaga harta
benda kita. Kita menganggap ALLAH sebagai mak comblang, agar menjodohkan kita
dengan orang yang kita sukai. Kita menganggap ALLAH sebagai pribadi yang
murahan sehingga kita bisa memperlakukan-NYA dengan seenaknya. Saat sedang
senang hati, datang pada TUHAN dan mengucap syukur, ketika tidak punya uang
bersikap seperti pengemis yang meminta uang kepada orang kaya, ketika sedang
dirundung masalah bukannya tetap setia malah berbalik menyalahkan ALLAH atas
apa yang terjadi.
Saudaraku,
selama kita tidak menempatkan ALLAH sebagaimana mestinya. Kuasa ALLAH tidak
akan bekerja secara maximal di dalam
hidup kita. Selama kita masih berfikir bahwa ALLAH adalah pribadi yang murahan
dan bisa diatur seenaknya, selama itu pula kita tidak akan pernah memperoleh
jawaban atas doa-doa kita. Hanya ketika kita menempatkan ALLAH sebagaimana
mestinya, sebagai seorang RAJA yang harus disembah, dihormati dan dipatuhi.
Sebagai seorang TUAN dan PEMILIK atas alam semesta ini, barulah kita akan
memperoleh jawaban tepat pada waktu-NYA.
Saudaraku, ingatlah
akan hal ini, ketika kita berdoa, kita sedang menghadap ALLAH, RAJA segala raja
dan TUHAN segala tuhan. Perhatikan sikap kita karena TUHAN menyelidiki isi hati
manusia, tidak ada yang tersembunyi di hadapan-NYA. TUHAN tahu segalanya. Ujilah
hati kita apakah kita datang dengan cara yang benar kepada-NYA, karena ketika
kita datang dengan motivasi yang tidak benar dan masih menyimpan kesalahan
orang lain, itu adalah kekejian di mata-NYA.
MATIUS 5:20-24,
5:20 Maka Aku berkata
kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga.
5:21 Kamu telah
mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa
yang membunuh harus dihukum.
5:22 Tetapi Aku berkata
kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang
berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa
yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala
5:23 Sebab itu, jika
engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah
dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam
hati saudaramu terhadap engkau,
5:24 tinggalkanlah
persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
a.
MEMPERSEMBAHKAN
PERSEMBAHAN DI ATAS MEZBAH
Dalam
perjanjian lama kita temukan bahwa seorang raja yang berdaulat dan diakui
kekuasaannya, pasti akan mendapatkan banyak upeti dari negara-negara jajahannya
atau dari para utusan daerah. Ketika kita mengakui kedaulatan ALLAH atas hidup
kita, kita seharusnya mempersembahkan sesuatu yang murni, harum, terbaik,
terindah dan termahal kepadanya yaitu hati kita. ALLAH tidak menginginkan
persembahan yang dari dunia ini, tapi IA menginginkan dirimu seutuhnya.
Kita menjadi
wordship leader, pemain music, gembala/pendeta, konselor, pendoa, misionaris,
pengusaha, ibu rumah tangga, single, pelajar, etc, semua itu adalah korban
bakaran kita dihadapan TUHAN. Sebagai ungkapan pernyataan kasih kita kepada
TUHAN. Namun ketika kita melakukannya hanya sebatas rutinitas belaka, terpaksa
atau karena manusia, semua itu tidak ada artinya di hadapan TUHAN. Mengapa? Karena kita melakukannya tidak
dengan motivasi yang tidak benar.
1 SAMUEL 13,
mengisahkan bangsa ISRAEL yang akan berperang dengan bangsa FILISTIN. Dan sudah
menjadi ketentuan pada bangsa ISRAEL, sebelum berperang harus membakar korban
bakaran kepada ALLAH dan tugas ini hanya bisa dilakukan oleh seorang nabi, nabi
SAMUEL. Menjelang hari H, nabi SAMUEL tidak kunjung tiba dan atas desakan
rakyat, SAUL mengambih alih tugas ini dan apa akibatnya? SAUL harus kehilangan
tahtanya dan masa depan keturunannya.
Mazmur 51:19, “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa
yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.”
Mazmur 54:8, “Dengan
rela hati aku akan mempersembahkan korban kepada-Mu, bersyukur sebab nama-Mu
baik, ya TUHAN.”
Ketika
kita melakukan pujian dan penyembahan kepada ALLAH, bila tidak disertai dengan
hati yang tulus dan murni, semuanya adalah sia-sia.
b.
TERINGAT AKAN SESUATU
Bayangkan
anda sedang bercengkrama dengan lawan bicara anda, entah itu dengan rekan
bisnis, teman atau mungkin dengan pasangan anda di sebuah kafe. Lalu tiba-tiba
seorang pelayan datang dan mengulurkan buku menu di hadapan anda serta
berbicara panjang lebar mengalihkan perhatian anda. Apakah anda bisa melihat
dengan jelas lawan bicara anda? Tentu saja tidak. Anda mungkin hanya bisa
melihat dan mendengar secara samar apa yang dia katakan, namun anda tidak akan
bisa mendengar dengan jelas.
Saat kita
berdoa, terjalin komunikasi antara kita dengan ALLAH, muka dengan muka tanpa
batas, kita menyatakan kerinduan kita kepada ALLAH dan ALLAH menyatakan isi
hati-NYA yang terdalam kepada kita. Ketika ada penghalang di antara kita dengan
ALLAH, entah itu kekecewaan, sakit hati, hobby, manusia, jabatan, kesombongan,
apakah akan terjalin hubungan yang baik
antara kita dengan ALLAH? Saya rasa tidak. Selama penghalang itu masih
ada di antara kita dengan TUHAN, hubungan indah dan mesra itu tidak akan pernah
terjalin. Karena TUHAN hanya menginginkan hubungan yang ekslusif antara kita
dengan diri-NYA tanpa ada pihak lain yang intervensi.
c.
TINGGALKAN PERSEMBAHAN DAN
PERGI BERDAMAI
Mengapa harus meninggalkan persembahan dan pergi berdamai? Karena PERCUMA alias
SIA-SIA. Sekalipun jungkir balik menahan lapar 40 hari 40 malam, doa kita tidak
akan di dengar TUHAN. Karena apa yang kita doakan tidak berasal dari hati yang
murni dan kudus. Selain itu, kekecewaan, masalah atau apapun juga yang belum
kita selesaikan, akan menjadi celah bagi si iblis untuk masuk dan
mengintimidasi kita dengan ketakutan, perasaan bersalah, rasa tidak tenang,
emosi yang tidak stabil, serta pemahaman yang salah akan ALLAH.
d.
KEMBALI
Kata KEMBALI disini menggambarkan satu
keadaan atau sikap hati yang telah mengalami pemulihan dari gambar diri yang
salah dan pemulihan luka batin. Satu sikap hati yang penuh dengan penerimaan,
ketulusan, antusias, optimis, keyakinan, bahwa apa yang kita persembahkan akan
berkenan di hati TUHAN. Menjadi dupa yang harum di hadirat-NYA dan menjadi
bau-bauan yang menyukakan hati TUHAN.
1 SAMUEL 15:22-23, “….Apakah
TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti
kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari
pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba
jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan
adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim……”
Adalah
penting untuk memperhatikan sikap hati kita saat berdoa dan dan ketika
mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN. Karena TUHAN melihat hati dan
bukan melihat apa yang telah dilakukan oleh manusia.
With a warm love from GOD! (lyn-22102010)
visit myblog: http://myjourney-hliesye.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar