Minggu, November 07, 2010

SALAH MENDENGAR

Written by: liesye herlyna

Mazmur 49:5, “Aku akan menyendengkan telingaku kepada amsal, akan mengutarakan peribahasaku dengan bermain kecapi.”

            Akibat salah mendengar dapat mengakibatkan kecelakaan yang sangat fatal dan sangat merugikan bukan hanya bagi diri sendiri tapi juga bagi orang lain. Sebuah kisah yang tak asing lagi dan tetap ada di sepanjang zaman yaitu kisah mengenai ADAM dan HAWA. Dalam kejadian 3, dikisahkan sebuah percakapan yang terjadi antara ular dengan HAWA, kira-kira percakapan mereka seperti ini.

ULAR: “Hai HAWA, aku dengar ALLAH berfirman bahwa semua pohon di taman ini jangan kamu makan buahnya, ya?  Koq, ALLAH seperti itu ya? Lalu untuk apa DIA menciptakan semua pohon-pohon yang indah ini, jika kamu tidak boleh memakannya. Lagipula apakah kamu tidak bosan, bila hanya makan yang itu-itu saja?”

HAWA: “Tidak seperti itu koq, kata suamiku, “ALLAH berfirman bahwa buah pohon-pohonan di dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, ALLAH berfirman jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”

KEJADIAN 2:16-17, “Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”

ULAR: “Ah….apa yang ALLAH katakan kepada suamimu itu bohong semua, sekali-kali kamu tidak akan mati, percaya deh. Tahu ngga,  ALLAH itu takut kalau kamu makan buah itu, mata kamu akan terbuka dan menjadi seperti ALLAH, tahu tentang yang baik dan yang jahat. Coba kamu lihat buah itu begitu ranum, kemerah-merahan, matang, dan menggiurkan, hmm……sepertinya lezat kalau kamu mencicipinya. Tidakkah kamu ingin mencicipinya? Ayolah…..petik, toch tidak akan ada yang tahu kalau kamu memetiknya hanya 1 buah.”
            
Sejenak HAWA terdiam………merenungkan semua perkataan yang dikatakan oleh ular seraya menatap buah ranum yang ada di hadapannya. Dalam hatinya HAWA berfikir, “Betul juga perkataan ular ini,  kalau aku memetiknya hanya 1 buah tidak akan ada yang tahu, ALLAH pun tidak akan tahu. Buah di pohon ini begitu rimbun, aku akan mengambilnya di tempat yang tersembunyi dan aku akan memberikannya kepada suamiku juga.”

KEJADIAN 3:6, “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.”

            Dan seperti yang kita tahu, HAWA melanggar perintah TUHAN, ia mengambil buah itu dan memberikannya kepada suami. Dosa bukan hanya melibatkan 1 orang tapi dosa akan menyeret orang lain untuk turut serta jatuh kedalamnya. Akibat dosa, terputusnya hubungan antara manusia dengan ALLAH,  terputusnya pula hubungan pria dan wanita dimana kedua gender ini saling menyalahkan atas apa yang terjadi pada diri mereka. Dan bukan hanya itu saja, mereka harus kehilangan hak otoritas dan kuasa atas muka bumi ini. 

            Bila ADAM dan HAWA yang telah melihat ALLAH dan bercakap-cakap dengan-NYA pun bisa tertipu oleh iblis, lalu bagaimana dengan kita? Kita memang rentan terhadap dosa namun bukan alasan bagi kita untuk tetap berbuat dosa.



Lalu bagaimana caranya agar kita tidak salah mendengar dan terjebak dalam tipu muslihat iblis?
a.     TEMPATKAN ALLAH SEBAGAI PRIORITAS UTAMA
              Ketika kita menempatkan ALLAH sebagai titik perhatian kita, maka kita akan mencurahkan seluruh perhatian kita, mata, telinga, hati, pikiran, perasaan, kehendak, semuanya ditujukan hanya kepada ALLAH.

              Banyak orang yang berfikir bahwa menempatkan ALLAH sebagai prioritas adalah melakukan apa yang terbaik bagi TUHAN, apakah benar? Belum tentu.  Apa yang menurut kita itu baik dan bahkan terbaik yang bisa kita lakukan buat TUHAN, belum tentu itu berkenan di hati TUHAN. Mengapa? Karena apa yang kita lakukan menurut standart manusia dan keinginan hati kita sendiri  bukan menurut standart TUHAN dan kehendak TUHAN.

              Apakah melayani di gereja baik, tentu saja baik. Apakah berkotbah baik, tentu saja baik. Tetapi apakah berkenan di hati TUHAN? Belum tentu. Ketika kita hendak melayani check hati kita, apa yang menjadi motivasi kita untuk melayani, apakah untuk dilihat orang, untuk menyalurkan bakat atau untuk memuliakan TUHAN. Demikian pula ketika kita dipanggil untuk berkotbah entah itu dipanggil untuk berkotbah di gereja lokal atau gereja lain, kita harus bertanya dulu, apakah TUHAN mengizinkan kita untuk berkotbah di tempat itu. Bila TUHAN tidak mengizinkan dan kita mengambilnya, itu artinya kita tidak sedang melayani TUHAN tapi sedang melayani diri sendiri.  TUHAN bukan lagi menjadi prioritas utama lagi tetapi ego-nya-lah yang menjadi tuhan atas dirinya.

            Jangan pernah memakai alasan pelayanan untuk TUHAN dengan mengorbankan kewajiban, entah itu dengan posisi kita sebagai anak, kepala keluarga, istri, warganegara, KECUALI TUHAN yang menyuruh, mau tidak mau kita harus tunduk kepada-NYA.

            Sebuah pembelajaran berharga dari seorang KINGSLEY FLECHER, dimana pada saat yang bersamaan ayahnya meninggal dunia dan beliau harus mengajar di WAGNER INSTITUTE. Sebagai putra mahkota, seharusnya KINGSLEY hadir untuk  mengikuti upacara tersebut. Namun beliau tidak hadir karena beliau lebih mematuhi perintah ALLAH untuk berada di COLORADO  dan mengajar mata kuliah.

            Sebagian besar orang pasti tidak akan setuju dengan keputusan ini dan berfikir bahwa KINGSLEY adalah anak durhaka yang tidak menghormati orang tuanya. Saya rasa di dalam hati kecilnya, KINGSLEY mungkin merasa gamang akan hal ini, apakah akan menghadiri upacara pemakaman atau tetap mengajar di WAGNER. Hingga akhirnya, KINGLEY memantapkan hati untuk tetap berangkat ke COLORADO mematuhi perintah ALLAH.

Matius  10:37, “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.”

            Ketika kita memutuskan untuk menempatkan ALLAH sebagai prioritas utama di dalam hidup kita, ada harga yang harus kita bayar dan itu tidak murah. Pengorbanan yang kita berikan saat di dunia tidak sebanding dengan kemuliaan kekal yang akan kita terima.


b.     BANGUN HUBUNGAN PRIBADI DENGAN ALLAH
            Membangun kebersamaan tidak cukup hanya dengan say “HELLO…..APA KABAR” atau hanya menghubunginya sesekali, itupun kalau ingat ^_^ . Tapi harus dibangun hari demi hari dengan komunikasi 2 arah bukan 1 arah, komunikasi yang dibangun melalui keterbukaan, penerimaan,  telinga yang mendengar, disertai kerendahan hati. Sebuah hubungan akan rusak bila salah satu pihak memaksakan kehendaknya untuk di dengarkan, atau hanya berdasarkan formalitas belaka.

            Sudahkah kita membangun hubungan yang benar dengan ALLAH? Sudahkah kita benar-benar meluangkan waktu  khusus hanya untuk bersama ALLAH? Hanya untuk bercakap-cakap dengan-NYA dan bukan hanya meminta kepada-NYA. Bila belum, mulailah bangun waktu yang ekslusif bersama TUHAN, tariklah diri saudara dari kebisingan dunia dari kesibukan kita dan benar-benar menyediakan waktu bagi TUHAN.

            Membangun hubungan pribadi dengan TUHAN bukan hanya dengan hadir ibadah, saat teduh, baca FIRMAN, pelayanan, aktf dengan kegiatan keagamaan tapi membangun komunikasi 24 jam tiap hari dengan-NYA. Sekalipun kita sedang sibuk beraktivitas, pikiran kita sedang tercurah pada pekerjaan, telinga kita sedang mendengar perkataan dosen, tangan kita sedang sibuk memasak, bahkan ketika tidur pun, kita tetap bisa berkomunikasi dengan TUHAN, melalui roh kita. Ketika kita lahir baru, roh kita dilahirkan kembali, melalui roh kita-lah kita bisa terhubung dengan ALLAH yang adalah ROH.  ROH KUDUS membawa kita untuk bisa mengerti apa yang ALLAH kehendaki dan oleh ROH pula dinyatakan segala sesuatu yang tersembunyi di dalam diri ALLAH.


Semakin kita dekat dengan ALLAH, ALLAH semakin membuka diri-NYA kepada kita.
Semakin kita intim dengan ALLAH, seluruh kepenuhan dan kekayaan-NYA dilimpahkan-NYA kepada kita
Semakin kita percaya kepada ALLAH, maka tidak ada perkara mustahil bagi kita


c.      TINGKATKAN KUALITAS HUBUNGAN DENGAN ALLAH         
            Kualitas dari sebuah hubungan yang terjalin diantara 2 orang atau sekelompok orang akan teruji ketika datang masalah. Masalah yang terjadi dapat membuat kualitas  hubungan itu meningkat atau malah menghancurkannya. 

I Tesalonika  2:4, “Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.”

             ALLAH senang menguji hati manusia dan sangat senang menguji hati manusia, untuk menemukan orang-orang yang dapat dipercayai-NYA perihal rahasia KERAJAAN SURGA. ALLAH tidak mungkin mempercayakan rahasia terdalam-NYA kepada orang yang bocor mulut dan tidak setia, karena jangan-jangan hal itu akan digunakan untuk mempermuliakan dirinya sendiri.  

            Semakin tinggi kualitas hubungan kita dengan ALLAH, telinga kita menjadi semakin peka.
Ketika telinga kita menjadi semakin peka, kita akan dengan mudah membedakan manakah suara ALLAH dan suara iblis. Kepekaan akan membawa kita kepada suatu hubungan yang intim lagi dengan ALLAH. Hingga keserupaan dan kesetaraan dengan ALLAH tergenapi.



Bila ADAM dan HAWA dekat dengan ALLAH dan bisa mendengar suara-NYA, lalu mengapa mereka bisa jatuh ke dalam dosa? 

1. KEHENDAK BEBAS
Manusia diciptakan dengan kehendak bebas, kehendak manusia lah yang mencondongkan dirinya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal. Sama halnya dengan YESUS, selama di bumi YESUS mengenakan tubuh manusia lengkap dengan emosi, kekurangan dan kelemahannya. Namun YESUS tidak membiarkan dirinya untuk dikuasai oleh keadaan, YESUS memilih untuk  mengosongkan dirinya, menundukkan dirinya sedemikian rupa dan mengambil kehendak ALLAH menjadi kehendak diri-NYA. YESUS tahu untuk apa diri-NYA lahir di muka bumi ini dan kemana DIA harus pergi. 


2. LUPA TUJUAN HIDUP
Terlalu lama berada di zona nyaman dapat membuat kita lupa akan tujuan hidup. Hal ini lah yang terjadi pada ADAM dan HAWA, dimana mereka merasa nyaman berada di taman EDEN dengan segala kelimpahannya, dan pasangan disampingnya, membuat mereka terlena dan lupa akan perintah yang ALLAH berikan atas hidup mereka.   


3. MENGANGGAP REMEH FIRMAN TUHAN
Coba saudara amati apa yang dikatakan oleh HAWA dan dengan FIRMAN TUHAN yang diberi tulisan warna merah, sepintas kelihatan sama namun sebetulnya ada perbedaan yang sangat besar.  HAWA berkata, “(ay 3)…. Tetapi tentang buah pohon yang ada  tengah-tengah taman, ALLAH berfirman: Jangan kamu makan atau raba buah itu, nanti kamu mati.”
                                                                         
Sedangkan TUHAN berfirman (KEJADIAN 2:16-17), “……….. Semua pohon dalam taman ini boleh  kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”

Di tengah taman itu ada 2 pohon, yang satu pohon kehidupan dan yang lainnya adalah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat (KEJADIAN 2:9b). HAWA tidak menyimak apa yang diperkatakan oleh TUHAN dengan benar, dan hal ini diperparah dengan sikap sok tahunya dengan mencoba menjelaskan perintah TUHAN menurut pengertiannya sendiri.

Seandainya, HAWA bertanya kembali kepada TUHAN apa maksud perkataan TUHAN mengenai larangan memakan buah yang ada di tengah taman itu, saya rasa HAWA tidak akan tertipu oleh iblis dan kita semua selamat.


4. MERASA DIRI PUAS
Rasa puas adalah kesombongan terselubung dapat membuat seseorang loss control dan tidak menyadari ada bahaya yang sedang mengintainya. ADAM dan HAWA merasa puas dengan apa yang mereka miliki selama ini dan mereka lupa bahwa ada oknum ke-3 yang diam-diam mengintai kehidupan mereka dan hendak menghancurkannya. 

Di tengah suasana sukacita yang dimiliki oleh ADAM dan HAWA, mereka tidak menyadari bahwa ular yang menjadi teman main mereka selama ini, sudah dikuasai oleh iblis dan tanpa sadar mereka sudah termakan oleh bujuk rayu si iblis.

Godaan datang bukan pada saat kita sedang bersiaga tapi saat kita sedang lengah. Karena mudah sekali untuk membuat orang jatuh saat sedang berada di atas angin daripada ketika sedang berada di dalam kesusahan. 


            Saudaraku, kita sudah melihat bahwa akibat salah mendengar akibatnya sangat fatal. Hari ini, mari kita perbaharui kembali komitmen kita di hadapan TUHAN dan menyerahkan seluruh keberadaan kita kepada TUHAN. Condongkan telinga kita hanya untuk mendengar TUHAN dan bukan yang lainnya.


LISTEN THE VOICE NOT THE NOISE


With a warm love from GOD! (lyn-29102010)

 visit http://myjourney-hliesye.blogspot.com

Tidak ada komentar: