Written by: Frans Tamelan
Kisah Abraham menggambarkan seorang yang berjalan bersama Allah, Allah memproses hidupnya menjadi Manusia Allah (Ilahi).
Melalui hidup dan kehadirannya, ia telah membuat orang-orang
sekelilingnya diberkati, tanah tandus menjadi tanah berlimpah susu dan
madunya, seorang tua yang mandul telah menjadi bapa segala bangsa.
Melalui keturunannya, telah lahir nabi-nabi besar, raja-raja besar
bahkan Yesus Kristus lahir dari keturunan Abraham, Juru Selamat dunia,
tuhan segala Tuhan, raja di atas segala Raja dan nama di atas segala
nama.
Awalnya, Abraham bukan orang yang sempurna, seorang yang tidak berani
mengambil keputusan, seorang yang menghindar dari masalah dan mencari
aman untuk dirinya sendiri.
Abraham menjadi ‘manusia Allah’ melalui proses pemisahan-pemisahan
dalam hidupnya. Setiap kali Abraham mengalami pemisahan, saya mengerti
bahwa ia mengalami rasa sakit dan terluka yang amat dalam.
Itulah arti dari membayar harga dari sebuah ibadah, menderita aniaya
karena Kristus lewat proses pemisahan demi pemisahan sehingga tidak ada
lagi yang tersisa di hati selain Tuhan saja dan hanya Tuhan saja akar
[tempat bergantung harapan] dari kehidupan seorang manusia Allah.
Tetapi justru melalui pemisahan-pemisahan itu, Allah membawa Abraham
naik ke level yang lebih tinggi untuk mendapat “berkat yang lebih besar.
Apakah Anda pernah mengalami pemisahan? Dipisahkan oleh seseorang
yang sangat Anda cintai? Dipisahkan dari sesuatu yang menjadi andalan
dan harapan Anda selama ini?
Ada beberapa proses pemisahan yang dialami Abraham dalam hidupnya sehingga menjadikan dia seorang “manusia Allah.”
A. ABRAHAM DIPISAHKAN DARI TERAH, BAPANYA
Apabila kita melihat dari Kisah 7:1-3. sesungguhnya Allah hanya
berbicara Abraham untuk keluar dari negerinya menuju sebuah tanah
perjanjian, tetapi nyatanya yang membawa keluar Abraham justru Terah,
bapanya [Kejadian 11:31-32].
Abraham telah menyalahi perintah Tuhan. Allah berfirman kepada
Abraham, "Engkau harus pergi sendiri.” Tetapi nyatanya Terah yang
membawanya pergi keluar dari Ur-Kasdim, negerinya itu.
Apakah akibatnya? Abraham hanya tinggal menetap di Haran, ia tidak
pernah tiba di tanah perjanjian. Mengapa? Karena Terah, bapanya tidak
berminat untuk bergerak maju dan melangkah menuju tanah perjanjian.
Abraham mendapat banyak harta kekayaan di Haran tetapi Allah tidak
ingin Abraham berhenti di sana, sebab berkat-Nya yang seharusnya
diterima belum sempurna. Allah menghendaki Abraham bergerak maju sampai
tanah perjanjian. Di sanalah Abraham akan mendapatkan kepenuhan janji
dan berkat Allah.
Terah berarti delay atau penundaan. Allah harus memisahkan Abraham
dari Terah, karena selama ini Abraham menganggap Terah sebagai tempat
menaruh harapan dan ‘sumber dari hidupnya.’
Allah ingin Abraham dapat belajar bergantung hanya kepada Dia dan melihat Allah sebagai “Sumber Kehidupannya.”
Berapa banyak orang Kristen yang telah menerima perintah Tuhan dalam
hidupnya tidak pernah berani bergerak dan melangkah maju? Mereka masih
berada di bawah ikatan orang-orang tertentu atau situasi dan kondisi
tertentu.
Memang dipisah dari seseorang atau sesuatu yang selama ini menjadi
andalan dan sumber dari hidup kita adalah sulit dan berat. Saat ini
mungkin Anda kehilangan pekerjaan atau bisnis yang menjadi andalan Anda
atau kehilangan seseorang yang telah menopang dan mendukung Anda…
Setiap proses pemisahan selalu diikuti dengan berkat dan kemurahan
Allah apabila Anda tidak menjadi kecewa dan mundur melainkan Anda tetap
beribadah dan melayani Dia.
B. ABRAHAM HARUS DIPISAHKAN DARI LOT, KEPONAKANNYA
(Kejadian 13:1-11]
Proses pemisahan Abraham dari Lot menggambarkan sebuah peristiwa dimana
tidak semua masalah yang kita hadapi, atau setiap perlakukan tidak adil
yang menimpa hidup kita, semuanya itu akan dapat menghancurkan hidup
kita; pekerjaan, bisnis kita atau masa depan kita.
Perpisahan Abraham dengan Lot, oleh karena harta mereka terlalu
banyak sehingga negeri itu tidak cukup lagi menampung kekayaan mereka.
Abraham memberikan kesempatan Lot untuk memilih tanah baginya, Lot
memilih tanah yang terbaik yaitu Sodom dan Gomora, sebuah lokasi bisnis
yang nampaknya memiliki prospek cerah namun lingkungan penduduknya tidak
bermoral dan jahat di mata Tuhan.
Abraham hanya mendapat sisa tanah yang kering dan tandus, tanah yang
tidak cocok untuk bisnis peternakannya ini. Secara kasat mata nampaknya
Abraham akan mengalami kebangkrutan, ternaknya akan sulit mendapat
rumput dan air yang jernih…
Apakah Anda pernah mengalami hal sama? Anda berpisah dengan Lot? Anda
harus keluar dari bisnis atau pekerjaan yang telah Anda bangun selama
ini? Rekan bisnis atau keluarga Anda mengambil bagian yang terbaik lalu
Anda hanya menerima sisanya saja? Apakah Anda tiba-tiba kehilangan
pekerjaan atau dipaksa untuk mundur? Apakah Anda sedang diperlakukan
tidak adil?
Nama Lot artinya Veil atau selubung, sesuatu yang menghalangi atau
menutupi pandangan sehingga gagal melihat kenyataan yang sebenarnya.
Abraham harus dipisah dari Lot agar Abraham mampu melihat
perkara-perkara rohani yang mulia dan berharga. Allah ingin mengajar
Abraham bahwa perkara-perkara jasmani dan materi selalu ditopang oleh
perkara-perkara rohani.
Sekalipun, Abraham mendapat tanah tandus, usahanya terancam gulung
tikar karena perpisahannya dengan Lot, tetapi Allah berjanji bahwa Allah
akan memberikan sebuah tanah air yang jauh lebih baik, tanah yang
tandus itu akan diubahnya menjadi tanah yang penuh susu dan madunya.
Tanah itu akan menjadi milik pusaka anak cucunya untuk selama-lamanya
[Kejadian 13:14-16]
Saat Anda diperlakukan tidak adil, belajarlah lewat kisah Abraham.
Tuhan memang izinkan proses pemisahan supaya kita tidak selalu
menggunakan kekuatan sendiri melalui apa yang dapat dilihat mata atau
didengar telinga yang nampaknya baik dan menguntungkan. Tuhan mau
mengajar kita melihat dengan mata hati yang terang untuk melihat janji
Allah dalam hidup ini.
C. ABRAHAM DIPISAHKAN DARI HAGAR DAN ISMAIL
[Kejadian 21:8-12]
Proses pemisahan Abraham dengan Hagar dan Ismail menyakut proses harga
diri dan perasaannya. Allah tidak menghendaki kita menggunakan cara-cara
kita sendiri tanpa melibatkan Dia atau sekedar berdasarkan panca indera
kita saja.
Ingat, setiap proses pemisahan selalu diikuti oleh berkat dan
kemurahan Tuhan yang lebih besar sehingga kita sanggup menanggungnya dan
keluar sebagai pemenang.
Dalam proses pemisahan ini, Allah pun berfirman kepada Abraham bahwa
Allah menjamin keturunan Ismail akan menjadi suatu bangsa yang besar dan
terbukti hingga hari ini, mereka termasuk orang-orang yang kaya karena
Tuhan memberkati mereka dengan minyak bumi yang berlimpah.
Pesan melalui pemisahan Abraham dengan Hagar dan Ismail adalah
apabila kita merelakan kekuatan diri kita dipotong bahkan diremukkan-Nya
janganlah menjadi kecewa, Dia menjamin akan memelihara dan memberkati
hidup kita.
D. ABRAHAM DIPISAHKAN DARI ISHAK, ANAKNYA
[Kejadian 22:1-2]
Abraham harus mengalami proses pemisahan hubungan dari ikatan batin manusiawinya.
Allah mengerti bahwa Abraham sangat mencintai Ishak, anaknya yang
tunggal itu. Maka Allah berfirman kepada Abraham, "Ishak, anak yang
engkau kasihi, yang hatimu mulai melekat kepadanya, sekarang
persembahkanlah dia kepada-Ku.”
Saya yakin bahwa proses pemisahan Abraham dari Ishak adalah proses
pemisahan yang terberat dalam hidupnya. Ishak adalah seorang anak yang
sangat dinantikan dan dicintai. Ishak diharapkan akan meneruskan
keturunan bagi Abraham kelak. Namun sekarang, apa yang telah Tuhan
berikan sekarang Tuhan sendiri yang memerintahkannya untuk
“menghilangkan” Ishak itu dari hatinya atau hidupnya.
Pernahkah Anda mengalami hal yang sama? Tuhan yang telah memberikan
perasaan khusus lalu Tuhan sendiri memerintahkan untuk menghapus
perasaan itu demi Dia, ini sesuatu yang paling berat karena menyangkut
pribadi yang telah melekat di hati kita…
Mengapa Tuhan seolah-olah tega melakukan hal itu kepada kita? Hal ini
mengajar kita bagaimana rasanya jatuh cinta dan melekatkan hati kita
kepada Tuhan. Tuhan ingin menjadi yang utama dan segalanya dalam hidup
kita. Tidak boleh ada seseorang atau sesuatu yang lain kecuali Dia saja.
Apa yang bisa memikat hati kita agar semuanya itu dipersembahkan
kepada-Nya supaya kita tidak berakar kepada sesuatu yang sementara
tetapi kepada Dia yang Kekal dan Setia.
“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya
pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang
merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami
datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau yang tidak kuatir dalam
tahun kering dan yang tidak berhenti menghasilkan buahnya.” [Yeremia
17:7-8]
Sumber: nehemia@groups.facebook.com
Sumber: nehemia@groups.facebook.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar