Sabtu, November 06, 2010

KISAH ABRAHAM

Written by: Frans Tamelan


Kisah Abraham menggambarkan seorang yang berjalan bersama Allah, Allah memproses hidupnya menjadi Manusia Allah (Ilahi).

Melalui  hidup dan kehadirannya, ia telah membuat orang-orang sekelilingnya diberkati, tanah tandus menjadi tanah berlimpah susu dan madunya, seorang tua yang mandul telah menjadi bapa segala bangsa.

Melalui keturunannya, telah lahir nabi-nabi besar, raja-raja besar bahkan Yesus Kristus lahir dari keturunan Abraham, Juru Selamat dunia, tuhan segala Tuhan, raja di atas segala Raja dan nama di atas segala nama.

Awalnya, Abraham bukan orang yang sempurna, seorang yang tidak berani mengambil keputusan, seorang yang menghindar dari masalah dan mencari aman untuk dirinya sendiri.

Abraham menjadi ‘manusia Allah’ melalui proses pemisahan-pemisahan dalam hidupnya. Setiap kali Abraham mengalami pemisahan, saya mengerti bahwa ia mengalami rasa sakit dan terluka yang amat dalam.

Itulah arti dari membayar harga dari sebuah ibadah, menderita aniaya karena Kristus lewat proses pemisahan demi pemisahan sehingga tidak ada lagi yang tersisa di hati selain Tuhan saja dan hanya Tuhan saja akar [tempat bergantung harapan] dari kehidupan seorang manusia Allah.

Tetapi justru melalui pemisahan-pemisahan itu, Allah membawa Abraham naik ke level yang lebih tinggi untuk mendapat “berkat yang lebih besar.

Apakah Anda pernah mengalami pemisahan? Dipisahkan oleh seseorang yang sangat Anda cintai? Dipisahkan dari sesuatu yang menjadi andalan dan harapan Anda selama ini?

Ada beberapa proses pemisahan yang dialami Abraham dalam hidupnya sehingga menjadikan dia  seorang “manusia Allah.”


A. ABRAHAM DIPISAHKAN DARI TERAH, BAPANYA
Apabila kita melihat dari Kisah 7:1-3. sesungguhnya Allah hanya berbicara Abraham untuk keluar dari negerinya menuju sebuah tanah perjanjian, tetapi nyatanya yang membawa keluar Abraham justru Terah, bapanya [Kejadian 11:31-32].

Abraham telah menyalahi perintah Tuhan. Allah berfirman kepada Abraham, "Engkau harus pergi sendiri.” Tetapi nyatanya Terah yang membawanya pergi keluar dari Ur-Kasdim, negerinya itu.

Apakah akibatnya? Abraham hanya tinggal menetap di Haran, ia tidak pernah tiba di tanah perjanjian. Mengapa? Karena Terah, bapanya tidak berminat untuk bergerak maju dan melangkah menuju tanah perjanjian.

Abraham mendapat banyak harta kekayaan di Haran tetapi Allah tidak ingin Abraham berhenti  di sana, sebab berkat-Nya yang seharusnya diterima belum sempurna. Allah menghendaki Abraham bergerak maju sampai tanah perjanjian. Di sanalah Abraham akan mendapatkan kepenuhan janji dan berkat Allah.

Terah berarti delay atau penundaan. Allah harus memisahkan Abraham dari Terah, karena selama ini Abraham menganggap Terah sebagai tempat menaruh harapan dan ‘sumber dari hidupnya.’

Allah ingin Abraham dapat belajar bergantung hanya kepada Dia dan melihat Allah sebagai “Sumber Kehidupannya.”

Berapa banyak orang Kristen yang telah menerima perintah Tuhan dalam hidupnya tidak pernah berani bergerak dan melangkah maju? Mereka masih berada di bawah ikatan orang-orang tertentu atau situasi dan kondisi tertentu.

Memang dipisah dari seseorang atau sesuatu yang selama ini menjadi andalan dan sumber dari hidup kita adalah sulit dan berat. Saat ini mungkin Anda kehilangan pekerjaan atau bisnis yang menjadi andalan Anda atau kehilangan seseorang yang telah menopang dan mendukung Anda…

Setiap proses pemisahan selalu diikuti dengan berkat dan kemurahan Allah apabila Anda tidak menjadi kecewa dan mundur melainkan  Anda tetap beribadah dan melayani Dia.


B. ABRAHAM HARUS DIPISAHKAN DARI LOT, KEPONAKANNYA 
(Kejadian 13:1-11]  
Proses pemisahan Abraham dari Lot menggambarkan sebuah peristiwa dimana tidak semua masalah yang kita hadapi, atau setiap perlakukan tidak adil yang menimpa hidup kita, semuanya itu akan dapat menghancurkan hidup kita; pekerjaan, bisnis kita atau masa depan kita.

Perpisahan Abraham dengan Lot, oleh karena harta mereka terlalu banyak sehingga negeri itu tidak cukup lagi menampung kekayaan mereka. Abraham memberikan kesempatan Lot untuk memilih tanah baginya, Lot memilih tanah yang terbaik yaitu Sodom dan Gomora, sebuah lokasi bisnis yang nampaknya memiliki prospek cerah namun lingkungan penduduknya tidak bermoral dan jahat di mata Tuhan.

Abraham hanya mendapat sisa tanah yang kering dan tandus, tanah yang tidak cocok untuk bisnis peternakannya ini. Secara kasat mata nampaknya Abraham akan mengalami kebangkrutan, ternaknya akan sulit mendapat rumput dan air yang jernih…

Apakah Anda pernah mengalami hal sama? Anda berpisah dengan Lot? Anda harus keluar dari bisnis atau pekerjaan yang telah Anda bangun selama ini? Rekan bisnis atau keluarga Anda mengambil bagian yang terbaik lalu Anda hanya menerima sisanya saja? Apakah Anda tiba-tiba kehilangan pekerjaan atau dipaksa untuk mundur? Apakah Anda sedang diperlakukan tidak adil?

Nama Lot artinya Veil atau selubung, sesuatu yang menghalangi atau menutupi pandangan sehingga gagal melihat kenyataan yang sebenarnya.

Abraham harus dipisah dari Lot agar Abraham mampu melihat perkara-perkara rohani yang mulia dan berharga. Allah ingin mengajar Abraham bahwa perkara-perkara jasmani dan materi selalu ditopang oleh perkara-perkara rohani.

Sekalipun, Abraham mendapat tanah tandus, usahanya terancam gulung tikar karena perpisahannya dengan Lot, tetapi Allah berjanji bahwa Allah akan memberikan sebuah tanah air yang jauh lebih baik, tanah yang tandus itu akan diubahnya menjadi tanah yang penuh susu dan madunya. Tanah itu akan menjadi milik pusaka anak cucunya untuk selama-lamanya [Kejadian 13:14-16]

Saat Anda diperlakukan tidak adil, belajarlah lewat kisah Abraham. Tuhan memang izinkan proses pemisahan supaya kita tidak selalu menggunakan kekuatan sendiri melalui apa yang dapat dilihat mata atau didengar telinga yang nampaknya baik dan menguntungkan. Tuhan mau mengajar kita melihat dengan mata hati yang terang untuk melihat janji Allah dalam hidup ini.


C. ABRAHAM DIPISAHKAN DARI HAGAR DAN ISMAIL
[Kejadian 21:8-12] 
Proses pemisahan Abraham dengan Hagar dan Ismail menyakut proses harga diri dan perasaannya. Allah tidak menghendaki kita menggunakan cara-cara kita sendiri tanpa melibatkan Dia atau sekedar berdasarkan panca indera kita saja.

Ingat, setiap proses pemisahan selalu diikuti oleh berkat dan kemurahan Tuhan yang lebih besar sehingga kita sanggup menanggungnya dan keluar sebagai pemenang.

Dalam proses pemisahan ini, Allah pun berfirman kepada Abraham bahwa Allah menjamin keturunan Ismail akan menjadi suatu bangsa yang besar dan terbukti hingga hari ini, mereka termasuk orang-orang yang kaya karena Tuhan memberkati mereka dengan minyak bumi yang berlimpah.

Pesan melalui pemisahan Abraham dengan Hagar dan Ismail adalah apabila kita merelakan kekuatan diri kita dipotong bahkan diremukkan-Nya janganlah menjadi kecewa, Dia menjamin akan memelihara dan memberkati hidup kita.


D. ABRAHAM DIPISAHKAN DARI ISHAK, ANAKNYA 
[Kejadian 22:1-2]
Abraham harus mengalami proses pemisahan hubungan dari ikatan batin manusiawinya.

Allah mengerti bahwa Abraham sangat mencintai Ishak, anaknya yang tunggal itu. Maka Allah berfirman kepada Abraham, "Ishak, anak yang engkau kasihi, yang hatimu mulai melekat kepadanya, sekarang persembahkanlah dia kepada-Ku.” 

Saya yakin bahwa proses pemisahan Abraham dari Ishak adalah proses pemisahan yang terberat dalam hidupnya. Ishak adalah seorang anak yang sangat dinantikan dan dicintai. Ishak diharapkan akan meneruskan keturunan bagi Abraham kelak. Namun sekarang, apa yang telah Tuhan berikan sekarang Tuhan sendiri yang memerintahkannya untuk “menghilangkan” Ishak itu dari hatinya atau hidupnya.

Pernahkah Anda mengalami hal yang sama? Tuhan yang telah memberikan perasaan khusus lalu Tuhan sendiri memerintahkan untuk menghapus perasaan itu demi Dia, ini sesuatu yang paling  berat karena menyangkut pribadi yang telah melekat di hati kita…

Mengapa Tuhan seolah-olah tega melakukan hal itu kepada kita? Hal ini mengajar kita bagaimana rasanya jatuh cinta dan melekatkan hati kita kepada Tuhan. Tuhan ingin menjadi yang utama dan segalanya dalam hidup kita. Tidak boleh ada seseorang atau sesuatu yang lain kecuali Dia saja.

Apa yang bisa memikat hati kita agar semuanya itu dipersembahkan kepada-Nya supaya kita tidak berakar kepada sesuatu yang sementara tetapi kepada Dia yang Kekal dan Setia.

“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang tidak berhenti menghasilkan buahnya.” [Yeremia 17:7-8]


Sumber: nehemia@groups.facebook.com 

Tidak ada komentar: