Senin, Januari 18, 2010

BENTURAN


Written by : liesye herlyna 

Gereja adalah kumpulan orang-orang dengan tiga tipe : 
a. sudah bertobat 
b. sedang dituntun untuk bertobat 
c. belum bertobat 

Makanya tak heran bila kita sering menemui orang-orang yang rajin ke gereja sudah puluhan tahun, namun kehidupannya tidak berubah. Dari dulu sampai sekarang tetap sama, sifat kedagingannya masih kuat mengakar di dalam dirinya. Makanya tak heran di gereja pun, masih suka kita temui orang yang suka menggossip, saling menjatuhkan, saling merendahkan, saling sikut menyikut bahkan dosa perzinahan tetap dilakukan diatas mimbar. 

Gereja adalah sebuah wadah untuk mempersatukan dan menyamakan visi orang-orang di dalamnya dan kemudian bergerak maju untuk mewujudkan visi tersebut menjadi nyata. Proses penyatuan ini yang tidak mudah, karena orang-orang yang terlibat di dalamnya berasal dari berbagai macam latar belakang yang berbeda (bahasa, gaya bahasa, pendidikan, keluarga, kebiasaan, karakter, pengalaman masa lalu, kebudayaan, social, denominasi, etc). Perbedaan-perbedaan inilah yang seringkali menjadi pemicu terjadi perpecahan dan kubu-kubu di dalam gereja. Dan ini membuat gereja tetap kerdil dan tidak bergerak maju untuk mencapai visi KERAJAAN ALLAH di muka bumi ini. Gereja menjadi sibuk mengurus dirinya sendiri, sibuk dengan masalah intern yang tidak ada habis-habisnya dan menutup mata terhadap kebutuhan dunia yang sedang menunggu peran serta gereja sebagai wakil ALLAH di muka bumi ini. 

AMSAL 27:17, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.” 

Salah persepsi, salah pendapat, disalah mengerti, adalah hal yang wajar untuk mencapai kesepakatan, asalkan disikapi dengan kedewasaan. Namun menjadi sesuatu yang tidak wajar bila kesalahpahaman itu disikapi dengan emosi dan membawa ego masing-masing. Permusuhan, pertengkaran dan peperangan terjadi saat sebuah masalah dihadapi dengan emosi dan panas hati. Pertengkaran dapat dihindari saat kita menghadapinya dengan kepala dingin dan dengan pengertian bahwa setiap orang memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Setiap orang adalah unique dan tidak ada yang sama. TUHAN hanya menciptakan 1 orang, anak kembar pun memiliki karakter yang berbeda, tidak ada yang sama. 

Sebelum mengambil keputusan, belajarlah bertanya kepada ROH KUDUS, apa yang DIA mau kita lakukan atas kasus ini. Bila ROH KUDUS berkata kita harus “DIAM” diamlah. Bila ROH KUDUS berkata kita harus “MENGALAH” mengalahlah. Sekalipun menurut kita, itu adalah perendahan harga diri dan tidak adil. Namun bila menurut ROH KUDUS itu adalah layak bagi kita, LAKUKANLAH !! 

Ukuran layak atau tidak layak, adil atau tidak adil, bukan ukuran manusia yang kita pakai tapi ukuran TUHAN yang kita pakai. Bila, ukuran TUHAN yang kita pakai, maka kita akan mendapatkan tolak ukur dan cara pandang yang benar. 

TUHAN bisa memakai orang-orang di sekitar kita entah itu pasangan, anak, klien, tetangga, bahkan musuh kita, untuk merendahkan kita dan menghancurkan ego kita. Dengan tujuan untuk mendidik kita untuk tidak lagi menjadi sombong, merasa diri mampu dan mengosongkan diri kita sama seperti hamba. Seorang hamba sudah tidak memiliki lagi hak untuk membela diri dan membenarkan diri, dia SAMA SEPERTI domba yang kelu yang dibawa ke pembantaian. Hingga pada saat kita tidak berdaya, kita benar-benar menggantungkan seluruh pengharapan kepada TUHAN satu-satunya sebagai penolong. 

Justru melalui gesekan itu, kita akan semakin didewasakan dan semakin disempurnakan. Tanpa melalui gesekan, tanpa melalui masalah, karakter KRISTUS tidak akan pernah muncul dalam kehidupan kita. 

Sebuah statement diucapkan gembala saya “Di muka bumi ini tidak ada gereja yang sempurna. Bila ada yang sempurna, ayo kita tutup gereja ini dan pindah ramai-ramai ke gereja tersebut. Jangan hanya menjadi orang-orang pandai berbicara dan berkomentar, tapi ayo lakukan yang terbaik untuk kemuliaan TUHAN.”

Statement ini menjadi kekuatan bagi saya saat mengalami benturan dan kecewa dengan saudara seiman atau dengan sistem gereja yang ada sekarang. Dalam pikiran, mulut dan hati saya berkata “Ini adalah pelajaran pendewasaan. Tidak ada manusia yang sempurna, bila aku memandang manusia pasti akan kecewa, jika masa depan aku ditentukan oleh perkataan mereka, aku akan hancur. Aku harus menaruh pengharapan hanya kepada YESUS. Dengan memandang YESUS, aku tetap kuat. Tidak ada manusia yang sempurna, dan semua sedang disempurnakan termasuk aku.” 

Saudaraku, dimanapun kita berada, kita pasti akan bertemu dengan manusia, dan gesekan itu pasti terjadi. Mulai dari hal-hal sepele sampai hal besar, bisa terjadi. Gesekan demi gesekan yang dibiarkan terjadi akan menimbulkan luka, dan bila luka itu dibiarkan membesar maka luka itu akan menimbulkan nanah dan menjadi borok. Bila borok itu sudah sedemikian parah, tindakan amputasi lah yang harus dilakukan, supaya tidak mengkhamirkan anggota tubuh yang lain. 

Iiiiihhhh.. membayangkannya saja, sudah seram…… 


CARA MENGHADAPI BENTURAN DENGAN SESAMA 
1. Rendahkan dirimu di hadapan ALLAH 2
. Tanya ROH KUDUS bagaimana menghadapi masalah/kasus/orang ini
3. Gunakan cara pandang ALLAH dalam memandang manusia 
4. Kasihi dengan kasih ALLAH yang tanpa syarat 
5. Tetap bersikap manis dan lepaskan pengampunan 
6. Mengucap syukur, karena ini adalah latihan pendewasaan karakter anda 


Saudaraku,
Jangan sampai TUHAN menutup pintu pertobatan, hanya karena kedegilan hati kita, 
Selama TUHAN memberikan waktu, ambillah kesempatan ini, 
Dan mintalah YESUS untuk membantu anda membersihkan luka-luka itu sampai tuntas, Biarkan diri-NYA menyiramkan minyak dan anggur yang baru atas luka-luka anda dan membebatnya dengan kasih yang tanpa batas 
Pemulihan itu pasti terjadi atas diri-mu !! 


With a warm love from GOD ! (lies -18012010) 

visit :www.myjourney-hliesye.blogspot.com

Tidak ada komentar: