Written by:
liesye herlyna
Mazmur 49:5, “Aku akan menyendengkan telingaku kepada
amsal, akan mengutarakan peribahasaku dengan bermain kecapi.”
Akibat salah
mendengar dapat mengakibatkan kecelakaan yang sangat fatal dan sangat merugikan
bukan hanya bagi diri sendiri tapi juga bagi orang lain. Sebuah kisah yang tak
asing lagi dan tetap ada di sepanjang zaman yaitu kisah mengenai ADAM dan HAWA.
Dalam kejadian 3, dikisahkan sebuah percakapan yang terjadi antara ular dengan
HAWA, kira-kira percakapan mereka seperti ini.
ULAR: “Hai HAWA, aku dengar ALLAH berfirman bahwa semua pohon
di taman ini jangan kamu makan buahnya, ya?
Koq, ALLAH seperti itu ya? Lalu untuk apa DIA menciptakan semua
pohon-pohon yang indah ini, jika kamu tidak boleh memakannya. Lagipula apakah
kamu tidak bosan, bila hanya makan yang itu-itu saja?”
HAWA: “Tidak seperti itu koq, kata suamiku, “ALLAH berfirman
bahwa buah pohon-pohonan di dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang
buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, ALLAH berfirman jangan kamu makan
ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”
KEJADIAN 2:16-17,
“Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam
taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang
yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari
engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
ULAR: “Ah….apa yang ALLAH katakan kepada suamimu itu bohong
semua, sekali-kali kamu tidak akan mati, percaya deh. Tahu ngga, ALLAH itu takut kalau kamu makan buah itu,
mata kamu akan terbuka dan menjadi seperti ALLAH, tahu tentang yang baik dan
yang jahat. Coba kamu lihat buah itu begitu ranum, kemerah-merahan, matang, dan
menggiurkan, hmm……sepertinya lezat kalau kamu mencicipinya. Tidakkah kamu ingin
mencicipinya? Ayolah…..petik, toch tidak akan ada yang tahu kalau kamu
memetiknya hanya 1 buah.”
Sejenak HAWA
terdiam………merenungkan semua perkataan yang dikatakan oleh ular seraya menatap
buah ranum yang ada di hadapannya. Dalam hatinya HAWA berfikir, “Betul juga
perkataan ular ini, kalau aku memetiknya
hanya 1 buah tidak akan ada yang tahu, ALLAH pun tidak akan tahu. Buah di pohon
ini begitu rimbun, aku akan mengambilnya di tempat yang tersembunyi dan aku
akan memberikannya kepada suamiku juga.”
KEJADIAN 3:6,
“Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap
kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu
ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya
yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.”
Dan seperti
yang kita tahu, HAWA melanggar perintah TUHAN, ia mengambil buah itu dan
memberikannya kepada suami. Dosa bukan hanya melibatkan 1 orang tapi dosa akan
menyeret orang lain untuk turut serta jatuh kedalamnya. Akibat dosa,
terputusnya hubungan antara manusia dengan ALLAH, terputusnya pula hubungan pria dan wanita
dimana kedua gender ini saling menyalahkan atas apa yang terjadi pada diri
mereka. Dan bukan hanya itu saja, mereka harus kehilangan hak otoritas dan
kuasa atas muka bumi ini.
Bila ADAM
dan HAWA yang telah melihat ALLAH dan bercakap-cakap dengan-NYA pun bisa
tertipu oleh iblis, lalu bagaimana dengan kita? Kita memang rentan terhadap
dosa namun bukan alasan bagi kita untuk tetap berbuat dosa.
Lalu bagaimana caranya agar kita tidak salah mendengar dan
terjebak dalam tipu muslihat iblis?
a.
TEMPATKAN ALLAH SEBAGAI
PRIORITAS UTAMA
Ketika kita menempatkan ALLAH
sebagai titik perhatian kita, maka kita akan mencurahkan seluruh perhatian
kita, mata, telinga, hati, pikiran, perasaan, kehendak, semuanya ditujukan
hanya kepada ALLAH.
Banyak orang yang berfikir bahwa
menempatkan ALLAH sebagai prioritas adalah melakukan apa yang terbaik bagi
TUHAN, apakah benar? Belum tentu. Apa
yang menurut kita itu baik dan bahkan terbaik yang bisa kita lakukan buat
TUHAN, belum tentu itu berkenan di hati TUHAN. Mengapa? Karena apa yang kita lakukan
menurut standart manusia dan keinginan hati kita sendiri bukan menurut standart TUHAN dan kehendak
TUHAN.
Apakah melayani di gereja baik,
tentu saja baik. Apakah berkotbah baik, tentu saja baik. Tetapi apakah berkenan
di hati TUHAN? Belum tentu. Ketika kita hendak melayani check hati kita, apa
yang menjadi motivasi kita untuk melayani, apakah untuk dilihat orang, untuk
menyalurkan bakat atau untuk memuliakan TUHAN. Demikian pula ketika kita
dipanggil untuk berkotbah entah itu dipanggil untuk berkotbah di gereja lokal
atau gereja lain, kita harus bertanya dulu, apakah TUHAN mengizinkan kita untuk
berkotbah di tempat itu. Bila TUHAN tidak mengizinkan dan kita mengambilnya,
itu artinya kita tidak sedang melayani TUHAN tapi sedang melayani diri sendiri. TUHAN bukan lagi menjadi prioritas utama lagi
tetapi ego-nya-lah yang menjadi tuhan atas dirinya.
Jangan pernah memakai alasan
pelayanan untuk TUHAN dengan mengorbankan kewajiban, entah itu dengan posisi
kita sebagai anak, kepala keluarga, istri, warganegara, KECUALI TUHAN yang menyuruh,
mau tidak mau kita harus tunduk kepada-NYA.
Sebuah pembelajaran berharga dari
seorang KINGSLEY FLECHER, dimana pada saat yang bersamaan ayahnya meninggal
dunia dan beliau harus mengajar di WAGNER INSTITUTE. Sebagai putra mahkota,
seharusnya KINGSLEY hadir untuk
mengikuti upacara tersebut. Namun beliau tidak hadir karena beliau lebih
mematuhi perintah ALLAH untuk berada di COLORADO dan mengajar mata kuliah.
Sebagian besar orang pasti tidak
akan setuju dengan keputusan ini dan berfikir bahwa KINGSLEY adalah anak
durhaka yang tidak menghormati orang tuanya. Saya rasa di dalam hati kecilnya,
KINGSLEY mungkin merasa gamang akan hal ini, apakah akan menghadiri upacara
pemakaman atau tetap mengajar di WAGNER. Hingga akhirnya, KINGLEY memantapkan
hati untuk tetap berangkat ke COLORADO mematuhi perintah ALLAH.
Matius 10:37, “Barangsiapa
mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan
barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia
tidak layak bagi-Ku.”
Ketika kita memutuskan untuk
menempatkan ALLAH sebagai prioritas utama di dalam hidup kita, ada harga yang
harus kita bayar dan itu tidak murah. Pengorbanan yang kita berikan saat di
dunia tidak sebanding dengan kemuliaan kekal yang akan kita terima.
b.
BANGUN HUBUNGAN PRIBADI
DENGAN ALLAH
Membangun kebersamaan tidak cukup
hanya dengan say “HELLO…..APA KABAR” atau hanya menghubunginya sesekali, itupun
kalau ingat ^_^ . Tapi harus dibangun hari demi hari dengan komunikasi 2 arah
bukan 1 arah, komunikasi yang dibangun melalui keterbukaan, penerimaan, telinga yang mendengar, disertai kerendahan
hati. Sebuah hubungan akan rusak bila salah satu pihak memaksakan kehendaknya
untuk di dengarkan, atau hanya berdasarkan formalitas belaka.
Sudahkah kita membangun hubungan
yang benar dengan ALLAH? Sudahkah kita benar-benar meluangkan waktu khusus hanya untuk bersama ALLAH? Hanya untuk
bercakap-cakap dengan-NYA dan bukan hanya meminta kepada-NYA. Bila belum,
mulailah bangun waktu yang ekslusif bersama TUHAN, tariklah diri saudara dari
kebisingan dunia dari kesibukan kita dan benar-benar menyediakan waktu bagi
TUHAN.
Membangun hubungan pribadi dengan
TUHAN bukan hanya dengan hadir ibadah, saat teduh, baca FIRMAN, pelayanan, aktf
dengan kegiatan keagamaan tapi membangun komunikasi 24 jam tiap hari
dengan-NYA. Sekalipun kita sedang sibuk beraktivitas, pikiran kita sedang
tercurah pada pekerjaan, telinga kita sedang mendengar perkataan dosen, tangan
kita sedang sibuk memasak, bahkan ketika tidur pun, kita tetap bisa
berkomunikasi dengan TUHAN, melalui roh kita. Ketika kita lahir baru, roh kita
dilahirkan kembali, melalui roh kita-lah kita bisa terhubung dengan ALLAH yang
adalah ROH. ROH KUDUS membawa kita untuk
bisa mengerti apa yang ALLAH kehendaki dan oleh ROH pula dinyatakan segala
sesuatu yang tersembunyi di dalam diri ALLAH.
Semakin kita dekat
dengan ALLAH, ALLAH semakin membuka diri-NYA kepada kita.
Semakin kita intim
dengan ALLAH, seluruh kepenuhan dan kekayaan-NYA dilimpahkan-NYA kepada kita
Semakin kita percaya
kepada ALLAH, maka tidak ada perkara mustahil bagi kita
c.
TINGKATKAN KUALITAS
HUBUNGAN DENGAN ALLAH
Kualitas dari sebuah hubungan yang
terjalin diantara 2 orang atau sekelompok orang akan teruji ketika datang
masalah. Masalah yang terjadi dapat membuat kualitas hubungan itu meningkat atau malah
menghancurkannya.
I
Tesalonika 2:4, “Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan
Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia,
melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.”
ALLAH senang menguji hati manusia dan sangat
senang menguji hati manusia, untuk menemukan orang-orang yang dapat
dipercayai-NYA perihal rahasia KERAJAAN SURGA. ALLAH tidak mungkin
mempercayakan rahasia terdalam-NYA kepada orang yang bocor mulut dan tidak
setia, karena jangan-jangan hal itu akan digunakan untuk mempermuliakan dirinya
sendiri.
Semakin tinggi kualitas hubungan
kita dengan ALLAH, telinga kita menjadi semakin peka.
Ketika
telinga kita menjadi semakin peka, kita akan dengan mudah membedakan manakah
suara ALLAH dan suara iblis. Kepekaan akan membawa kita kepada suatu hubungan
yang intim lagi dengan ALLAH. Hingga keserupaan dan kesetaraan dengan ALLAH
tergenapi.
Bila ADAM
dan HAWA dekat dengan ALLAH dan bisa mendengar suara-NYA, lalu mengapa mereka
bisa jatuh ke dalam dosa?
1. KEHENDAK BEBAS
Manusia
diciptakan dengan kehendak bebas, kehendak manusia lah yang mencondongkan
dirinya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal. Sama halnya dengan
YESUS, selama di bumi YESUS mengenakan tubuh manusia lengkap dengan emosi,
kekurangan dan kelemahannya. Namun YESUS tidak membiarkan dirinya untuk
dikuasai oleh keadaan, YESUS memilih untuk
mengosongkan dirinya, menundukkan dirinya sedemikian rupa dan mengambil
kehendak ALLAH menjadi kehendak diri-NYA. YESUS tahu untuk apa diri-NYA lahir
di muka bumi ini dan kemana DIA harus pergi.
2. LUPA TUJUAN HIDUP
Terlalu lama berada di zona nyaman dapat membuat kita lupa akan tujuan
hidup. Hal ini lah yang terjadi pada ADAM dan HAWA, dimana mereka merasa nyaman
berada di taman EDEN dengan segala kelimpahannya, dan pasangan disampingnya,
membuat mereka terlena dan lupa akan perintah yang ALLAH berikan atas hidup
mereka.
3. MENGANGGAP REMEH FIRMAN TUHAN
Coba
saudara amati apa yang dikatakan oleh HAWA dan dengan FIRMAN TUHAN yang diberi
tulisan warna merah, sepintas kelihatan sama namun sebetulnya ada perbedaan
yang sangat besar. HAWA berkata, “(ay 3)….
Tetapi tentang buah pohon yang ada
tengah-tengah taman, ALLAH berfirman: Jangan kamu makan atau raba buah
itu, nanti kamu mati.”
Sedangkan
TUHAN berfirman (KEJADIAN 2:16-17), “……….. Semua
pohon dalam taman ini boleh kaumakan
buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat itu,
janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau
mati.”
Di
tengah taman itu ada 2 pohon, yang satu pohon kehidupan dan yang lainnya adalah
pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat (KEJADIAN 2:9b). HAWA tidak menyimak
apa yang diperkatakan oleh TUHAN dengan benar, dan hal ini diperparah dengan
sikap sok tahunya dengan mencoba menjelaskan perintah TUHAN menurut
pengertiannya sendiri.
Seandainya,
HAWA bertanya kembali kepada TUHAN apa maksud perkataan TUHAN mengenai larangan
memakan buah yang ada di tengah taman itu, saya rasa HAWA tidak akan tertipu
oleh iblis dan kita semua selamat.
4. MERASA DIRI PUAS
Rasa puas
adalah kesombongan terselubung dapat membuat seseorang loss control dan tidak
menyadari ada bahaya yang sedang mengintainya. ADAM dan HAWA merasa puas dengan
apa yang mereka miliki selama ini dan mereka lupa bahwa ada oknum ke-3 yang
diam-diam mengintai kehidupan mereka dan hendak menghancurkannya.
Di tengah
suasana sukacita yang dimiliki oleh ADAM dan HAWA, mereka tidak menyadari bahwa
ular yang menjadi teman main mereka selama ini, sudah dikuasai oleh iblis dan
tanpa sadar mereka sudah termakan oleh bujuk rayu si iblis.
Godaan
datang bukan pada saat kita sedang bersiaga tapi saat kita sedang lengah.
Karena mudah sekali untuk membuat orang jatuh saat sedang berada di atas angin
daripada ketika sedang berada di dalam kesusahan.
Saudaraku, kita sudah melihat bahwa
akibat salah mendengar akibatnya sangat fatal. Hari ini, mari kita perbaharui
kembali komitmen kita di hadapan TUHAN dan menyerahkan seluruh keberadaan kita
kepada TUHAN. Condongkan telinga kita hanya untuk mendengar TUHAN dan bukan
yang lainnya.
LISTEN THE VOICE NOT
THE NOISE
With a warm
love from GOD! (lyn-29102010)
visit http://myjourney-hliesye.blogspot.com