Selasa, Maret 23, 2010

ANJING KECIL

Written by : liesye herlyna 

AMSAL 25:28, “Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya” 

Seorang petani baru saja membeli seekor anjing untuk menemaninya di pertanian. Keesokan harinya, anjing ini berjalan-jalan mengitari ladang pemiliknya dan tibalah anjing ini dekat istal kuda dan mendengar kuda-kuda itu memanggilnya. 

Kuda : “Kamu pasti masih baru disini. Kamu belum tahu khan bahwa aku yang paling dicintai oleh pemilik ladang ini, lebih dari binatang peliharaan lain. Aku telah mengangkut banyak hasil panen dari pertanian ini dan juga benda-benda-benda berat yang tidak bisa dikerjakan oleh binatgung lain (serunya dengan bangga). Wajar saja toch, bila pemilik ladang ini, mengasihi aku lebih dari yang lain, dibandingkan dengan kamu, seekor anjing kecil yang tidak ada nilainya.” 

Anjing itu menurunkan ekornya dan berjalan menjauhi istal kuda seraya menundukkan kepala. Tak berapa jauh dari sana, anjing kecil itu mendengar seekor sapi melenguh dan berkata : 

SAPI : “Mooo……aku-lah binatang yang paling berjasa, karena dari susuku dihasilkan keju dan mentega. Aku mampu membuat seisi rumah ini sehat dan tidak kekurangan gizi. Sedangkan kamu ? kamu hanya seekor anjing kecil yang tidak ada gunanya.” 

Domba yang mendengar hal ini menjadi tersinggung dan berkata : 

DOMBA : “Hai sapi, kedudukan kamu tidak lebih tinggi dari saya. Coba kamu pikir siapa yahg memberik kehangatan saat musim dingin. Tentu aku bukan ? Dari bulu-buluku, mereka bisa membuat mantel bulu yang memberi kehangatan kepada seluruh anggota keluarga. Hai sapi, pendapatmu benar tentang anjing kecil ini, dia tidak memberikan faedah apa-apa.” 

Dalam sekejab mata, seluruh pertanian itu menjadi heboh, karena setiap binatang saling menyombongan diri dan merasa diri paling penting dan berjasa kepada pemilik ladang. Mendengar kecaman binatang-binatang lain, anjing kecil itu merasa terpukul dan diam-diam melarikan diri ke tempat sepi dan mulai menangis. Di tengah kesedihannya, anjing kecil itu tidak menyadari kedatangan seekor anjing tua dan berkata kepadanya : 

ANJING TUA : “Apa yang kau tangisi, anjing kecil ?” 

ANJING KECIL : “ Aku memang bodoh dan tidak berguna, aku tidak memberikan manfaat apapun.” 

ANJING TUA : “Memang kamu terlalu kecil untuk menarik pedati, dan kamu bukan ayam atau kucing yang dapat menghasilkan telur dan menangkap tikus. Bodoh sekali bila kamu menangisi hal-hal yang memang tidak bisa kamu lakukan. Anjing kecil, lakukanlah apa yang bisa kamu lakukan untuk mendatangkan kegembiraan.” 

Malam itu, anjing kecil ini tetap terjaga menunggu kedatangan tuannya yang sedang melakukan perjalanan ke luar kota. Tak berapa lama terdengar suara langkah kaki terseok-seok di ujung jalan dan serta merta, anjing ini berlari dengan kencang seraya menggonggong dengan gembiranya melihat kedatangan tuannya. Begitu berhadapan dengan tuannya, ekornya segera bergoyang-goyang, menjilati tuannya dan seraya melompat ke pelukan tuannya. 

Si pemilik ladang, segera mengelus dan memeluk anjing kecil itu erat-erat dan berkata, “Meskipun aku sangat lelah dan tidak memiliki tenaga lagi, namun begitu aku melihat engkau menyambut aku dengan kehangatan. Semua keletihan aku, hilang. Anjing kecil, engkau adalah binatang yang paling berharga di antara binatang yang lain.” 

Kesombongan tidak ada artinya. Kesombongan hanya akan membuat kita hancur. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan bukan untuk ditangisi, tapi kekurangan menjadi alat untuk kita tetap rendah hati. Kelebihan yang kita miliki bukan untuk kesombongan, tapi kelebihan yang kita miliki untuk menjadi berkat bagi banyak orang. 

With a warm love of GOD ! (lyn-23032010)

Tidak ada komentar: