Blog ini adalah kisah perjalanan kehidupanku bersama TUHAN dan juga kisah-kisah yang dikirimkan oleh rekan-rekanku. Kiranya menjadi berkat bagi semua orang yang membaca blog ini. Dan bagi rekan-rekan yang hendak mengambil artikel terutama yang ada nama-ku, jangan lupa mencantumkan nama penulisnya. TUHAN memberkati !!
Gereja adalah kumpulan orang-orang dengan tiga tipe :
a. sudah bertobat
b. sedang dituntun untuk bertobat
c. belum bertobat
Makanya tak heran bila kita sering menemui orang-orang yang rajin ke gereja sudah puluhan tahun, namun kehidupannya tidak berubah. Dari dulu sampai sekarang tetap sama, sifat kedagingannya masih kuat mengakar di dalam dirinya. Makanya tak heran di gereja pun, masih suka kita temui orang yang suka menggossip, saling menjatuhkan, saling merendahkan, saling sikut menyikut bahkan dosa perzinahan tetap dilakukan diatas mimbar.
Gereja adalah sebuah wadah untuk mempersatukan dan menyamakan visi orang-orang di dalamnya dan kemudian bergerak maju untuk mewujudkan visi tersebut menjadi nyata. Proses penyatuan ini yang tidak mudah, karena orang-orang yang terlibat di dalamnya berasal dari berbagai macam latar belakang yang berbeda (bahasa, gaya bahasa, pendidikan, keluarga, kebiasaan, karakter, pengalaman masa lalu, kebudayaan, social, denominasi, etc). Perbedaan-perbedaan inilah yang seringkali menjadi pemicu terjadi perpecahan dan kubu-kubu di dalam gereja. Dan ini membuat gereja tetap kerdil dan tidak bergerak maju untuk mencapai visi KERAJAAN ALLAH di muka bumi ini. Gereja menjadi sibuk mengurus dirinya sendiri, sibuk dengan masalah intern yang tidak ada habis-habisnya dan menutup mata terhadap kebutuhan dunia yang sedang menunggu peran serta gereja sebagai wakil ALLAH di muka bumi ini.
AMSAL 27:17, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.”
Salah persepsi, salah pendapat, disalah mengerti, adalah hal yang wajar untuk mencapai kesepakatan, asalkan disikapi dengan kedewasaan. Namun menjadi sesuatu yang tidak wajar bila kesalahpahaman itu disikapi dengan emosi dan membawa ego masing-masing. Permusuhan, pertengkaran dan peperangan terjadi saat sebuah masalah dihadapi dengan emosi dan panas hati. Pertengkaran dapat dihindari saat kita menghadapinya dengan kepala dingin dan dengan pengertian bahwa setiap orang memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Setiap orang adalah unique dan tidak ada yang sama. TUHAN hanya menciptakan 1 orang, anak kembar pun memiliki karakter yang berbeda, tidak ada yang sama.
Sebelum mengambil keputusan, belajarlah bertanya kepada ROH KUDUS, apa yang DIA mau kita lakukan atas kasus ini. Bila ROH KUDUS berkata kita harus “DIAM” diamlah. Bila ROH KUDUS berkata kita harus “MENGALAH” mengalahlah. Sekalipun menurut kita, itu adalah perendahan harga diri dan tidak adil. Namun bila menurut ROH KUDUS itu adalah layak bagi kita, LAKUKANLAH !!
Ukuran layak atau tidak layak, adil atau tidak adil, bukan ukuran manusia yang kita pakai tapi ukuran TUHAN yang kita pakai. Bila, ukuran TUHAN yang kita pakai, maka kita akan mendapatkan tolak ukur dan cara pandang yang benar.
TUHAN bisa memakai orang-orang di sekitar kita entah itu pasangan, anak, klien, tetangga, bahkan musuh kita, untuk merendahkan kita dan menghancurkan ego kita. Dengan tujuan untuk mendidik kita untuk tidak lagi menjadi sombong, merasa diri mampu dan mengosongkan diri kita sama seperti hamba. Seorang hamba sudah tidak memiliki lagi hak untuk membela diri dan membenarkan diri, dia SAMA SEPERTI domba yang kelu yang dibawa ke pembantaian. Hingga pada saat kita tidak berdaya, kita benar-benar menggantungkan seluruh pengharapan kepada TUHAN satu-satunya sebagai penolong.
Justru melalui gesekan itu, kita akan semakin didewasakan dan semakin disempurnakan. Tanpa melalui gesekan, tanpa melalui masalah, karakter KRISTUS tidak akan pernah muncul dalam kehidupan kita.
Sebuah statement diucapkan gembala saya “Di muka bumi ini tidak ada gereja yang sempurna. Bila ada yang sempurna, ayo kita tutup gereja ini dan pindah ramai-ramai ke gereja tersebut. Jangan hanya menjadi orang-orang pandai berbicara dan berkomentar, tapi ayo lakukan yang terbaik untuk kemuliaan TUHAN.”
Statement ini menjadi kekuatan bagi saya saat mengalami benturan dan kecewa dengan saudara seiman atau dengan sistem gereja yang ada sekarang. Dalam pikiran, mulut dan hati saya berkata “Ini adalah pelajaran pendewasaan. Tidak ada manusia yang sempurna, bila aku memandang manusia pasti akan kecewa, jika masa depan aku ditentukan oleh perkataan mereka, aku akan hancur. Aku harus menaruh pengharapan hanya kepada YESUS. Dengan memandang YESUS, aku tetap kuat. Tidak ada manusia yang sempurna, dan semua sedang disempurnakan termasuk aku.”
Saudaraku, dimanapun kita berada, kita pasti akan bertemu dengan manusia, dan gesekan itu pasti terjadi. Mulai dari hal-hal sepele sampai hal besar, bisa terjadi. Gesekan demi gesekan yang dibiarkan terjadi akan menimbulkan luka, dan bila luka itu dibiarkan membesar maka luka itu akan menimbulkan nanah dan menjadi borok. Bila borok itu sudah sedemikian parah, tindakan amputasi lah yang harus dilakukan, supaya tidak mengkhamirkan anggota tubuh yang lain.
Iiiiihhhh.. membayangkannya saja, sudah seram……
CARA MENGHADAPI BENTURAN DENGAN SESAMA
1. Rendahkan dirimu di hadapan ALLAH
2
. Tanya ROH KUDUS bagaimana menghadapi masalah/kasus/orang ini
3. Gunakan cara pandang ALLAH dalam memandang manusia
4. Kasihi dengan kasih ALLAH yang tanpa syarat
5. Tetap bersikap manis dan lepaskan pengampunan
6. Mengucap syukur, karena ini adalah latihan pendewasaan karakter anda
Saudaraku,
Jangan sampai TUHAN menutup pintu pertobatan, hanya karena kedegilan hati kita,
Selama TUHAN memberikan waktu, ambillah kesempatan ini,
Dan mintalah YESUS untuk membantu anda membersihkan luka-luka itu sampai tuntas,
Biarkan diri-NYA menyiramkan minyak dan anggur yang baru atas luka-luka anda dan membebatnya dengan kasih yang tanpa batas
YOHANES 15:1, "Akulah pokok
anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.”
BENAR SEKALI, YESUS adalah pokok dan kita adalah carang
alias ranting. Sebatang ranting tidak bisa hidup bila tidak mendapatkan nutrisi
dari pokok, 0,000000001% saja terpisah dari ranting, tetap akan mati. Kita HANYA akan menjadi sebatang ranting
kering yang tidak ada apa-apanya. Kita hanya akan dibuang dan diinjak-injak
orang.
YOHANES 15:4, “Tinggallah di
dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat
berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,
demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.”
Tinggal di dalam TUHAN artinya, kita mendapatkan
perlindungan, penjagaan, kasih, kemurahan, kuasa, kesembuhan, pemulihan,
tuntunan, termasuk teguran, didikan dan juga hajaran. Untuk bisa tinggal di
dalam TUHAN dibutuhkan sikap hati yang rela dan mau dibentuk, karena tanpa 2
hal ini mustahil sebatang ranting dapat menghasilkan buah.
Sikap rela dan mau dibentuk seperti mata koin 2 sisi yang
tidak dapat dipisahkan. Banyak orang KRISTEN yang rela melayani pekerjaan
TUHAN, rela kunjungan di sela-sela kesibukannya yang luar biasa padat, rela
berdoa syafaat bagi orang lain, namun saat TUHAN hendak membersihkan dirinya
dari luka-luka masa lalu atau dari kebodohannya, dengan serta merta dia menutup
diri dan berkata “CUKUP TUHAN”, “BUKAN SAYA YANG BUTUH PERTOLONGAN TAPI ORANG
ITU”, “ORANG ITU YANG BERMASALAH DAN BUKAN SAYA”, “I’M JUST FINE, NOTHING WRONG
WITH ME”.
RELA
Sama seperti domba yang dibawa ke pembantaian demikian
pula seharusnya sikap hati kita saat sedang mengalami dididikan TUHAN, tunduk
sepenuhnya, tidak memberontak atau mengembik dan lari dari pemiliknya. Beda
dengan karakter kambing yang selalu memberontak dan keras kepala. ALLAH mau,
kita menjadi sama seperti domba yang kelu, yang tidak menggerutu atau
memberontak dan dengan rela hati memberikan dirinya untuk di didik TUHAN.
MAU DIBENTUK
Ada perbedaan pengertian antara didikan dan hajaran, didikan
diberikan kepada orang-orang yang memiliki sikap hati yang lemah lembut dan
rela, namun di didikan itu akan berubah menjadi hajaran bila kita masih tetap
sombong dan melawan TUHAN saat sedang
mendidik kita. TUHAN sangat teramat mengasihi kita, sesungguhnya DIA
tidak ingin menghajar kita, namun karena kedegilan hati kita, dengan terpaksa
TUHAN harus melakukan itu semua untuk menyelamatkan kita dari api neraka.
Saudaraku, ingatlah hal ini, kita adalah ranting liar
yang dicangkokkan pada sebuah pohon kehidupan. Kita adalah ranting yang diambil
dari dunia dan dicangkokkan oleh kasih karunia pada pokok ke ilahi-an
ALLAH. Ranting baru yang dicangkokkan
kepada pohon pokok, tidak serta merta menjadi sama serupa dengan pohon pokok.
Namun harus melalui proses demi proses, melepaskan lapisan demi lapisan
keduniawian yang melekat pada kita selama ini, merontokkan kesombongan dan
pengertian kita, melepaskan jubah kenajisan dan mengenakan jubah kekudusan
ALLAH. Semua itu membutuhkan proses dan berlaku seumur hidup kita. TUHAN tidak
bekerja setengah, namun DIA akan mengorek dan membersihkannya sampai ke bagian
terdalam, sampai tidak ada lagi ruang kosong yang tersisa yang kita sembunyikan
di hadapan TUHAN. SAKIT ??? PASTI !!!
Namun semua itu mendatangkan kebaikan bagi kita, orang-orang yang dikasihi
ALLAH.
Dalam benak anda mungkin bingung dan terlintas pertanyaan
“Seperti apa sih mencangkok itu ? Ambil sebatang pohon yang sehat, segar dan
memiliki akar yang kuat. Sayat lapisan kulit kayu itu berbentuk kotak lalu
lekatkan sebatang ranting (bukan ranting
kering tentunya red) dan ikat dengan rapi. Maka dalam tempo beberapa bulan,
ranting yang dilekatkan itu akan bersatu dengan pohon pokok tanpa menyisakan
bekas-bekas cangkokan. YESUS adalah seperti pohon yang harus mengalami siksaan
dan penyaliban demi menanggung hidup manusia, ada bagian dari dirinya yang
tersayat dan terluka demi untuk bersatu dengan kita. Luka akibat sayatan itu
hanya dapat disembuhkan oleh kasih apage, kasih dengan penerimaan tanpa syarat.
Kasih itulah yang memungkinkan sebatang ranting dapat bersatu dengan pokok yang
baru.
Selama proses penyatuan itu, ranting TIDAK BERBUAT APA-APA,
ranting HANYA MENERIMA segala sesuatu dari batang (pokok red) dan MENYALURKAN
apa yang TELAH diterimanya. Saat proses penyatuan itu selesai, selesai pula
tahap pertama dan itu belum cukup. Kita memasuki tahap kedua yaitu proses pengguguran
daun sampai habis. Tahap ketiga adalah menumbuhkan
daun-daun baru yang bentuk dan rupanya sama seperti pokok tempat ranting itu
tertanam. Tahap ke empat dan kelima adalah menghasilkan bunga dan buah. Ranting
yang berbuah menggambarkan orang KRISTEN yang telah menjadi berkat bagi orang
lain baik dalam sikap, tingkah laku, perbuatan, perkataan, iman, pikiran,
hubungan dengan sesama. Sehingga orang yang melihat dirinya dapat berkata,
“BENAR, ORANG INI ADALAH ORANG YANG DIURAPI OLEH TUHAN.”
5 PROSES
1.BERSATU DENGAN YESUS
Segala usaha manusia adalah sia-sia, tidak ada
satupun berkenan kepada ALLAH. Hanya oleh darah YESUS, kita bisa berkenan
ALLAH. Lahir baru adalah kunci untuk mengalami janji-janji ALLAH dan meraih
berkat yang telah tersedia bagi kita. Lahir baru artinya mati terhadap dosa dan
berpindah dari alam maut kepada keselamatan kekal.
Jadi bila, kita mengaku orang KRISTEN, sudah lahir baru, namun sikap dan perbuatan kita
masih manusia lama yang egois dan
mementingkan diri sendiri, itu artinya kita belum lahir baru. Karena orang yang
TELAH lahir baru, yang menjadi tuan atas dirinya bukan lagi dirinya sendiri
tetapi ROH KUDUS yang ALLAH tempatkan di dalam dirinya yang menjadi tuannya dan
memimpin kepada kebenaran. Orang percaya
yang benar-benar telah lahir baru hari demi hari akan mengalami perubahan
seiring dengan pengenalannya akan KRISTUS, menjadi benci dosa, menjadi semakin
rendah hati dan punya belas kasihan.
Indikasi orang yang belum lahir baru sekalipun
mengaku KRISTEN, memiliki kedagingan yang tinggi dan sulit untuk merendahkan
diri alias sombong (3 K = keinginan
mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.
2.MERONTOKKAN DAUN-DAUN
LAMA
YOHANES 15:6, “Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia
dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang
dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.”
Banyak orang terjebak oleh tipu muslihat iblis yang
mengatakan “Cukup lahir baru, karena kamu sudah memiliki tiket masuk surga.
Sekarang ayo nikmati hidupmu dengan bersenang-senang.” Tipu muslihat ini
merasuki gereja-gereja yang mengajarkan teori kemakmuran bahwa cukup dengan
berdoa maka TUHAN akan memberkati. Itu tidak salah, namun kurang lengkap. TUHAN
adalah BAPA yang baik, DIA tidak akan pernah memberikan berkat yang berlimpah
kepada kita, bila DIA tahu bahwa kita belum mampu memikulnya, bila kita belum
mampu mengolahnya.
TUHAN tidak akan menolong, bila kesombongan masih
menguasai kita. JANGAN-JANGAN, setelah TUHAN menolong, kita menjadi lupa diri
dan menyombongkan diri bahwa segala sesuatu kita yang mengerjakannya. TUHAN tidak akan memakai kita dengan dasyat
dalam pelayanan, bila kita tidak setia dan tidak mau menundukkan diri
dihadapan-NYA secara total. TUHAN mengenal siapa diri kita yang sesungguhnya,
kita bisa menipu orang lain dengan sikap yang manis namun kita tidak dapat
menipu TUHAN. DIA mengenal hati kita, DIA mengenal segala kekurangan dan
kelemahan kita.
Saudaraku, pekerjaan TUHAN adalah pekerjaan
adikodrati yang dikerjakan oleh iman, karena itu TUHAN tidak ingin ada intervensi
apapun dari diri kita atau iblis yang dapat mempengaruhi keabsahannya.
Kelemahan, kekurangan, dosa-dosa yang disembunyikan atau masa lalu yang belum
beres, adalah makanan empuk bagi iblis untuk merusakkan pekerjaan ALLAH. Karena
itu ALLAH bawa kita masuk dalam padang gurun, masuk dalam lembah kekelaman,
masuk dalam dapur pengujian dengan tujuan untuk memurnikan kita hingga kita
siap mengemban tanggung jawab yang TUHAN delegasikan pada kita.
Padang gurun, lembah kekelaman atau dapur pengujian
adalah sekolah kehidupan yang ALLAH sediakan bagi semua orang yang telah lahir
baru, dengan merontokkan karakter manusia lama kita menuju pendewasaan hingga
akhirnya siap menjadi mempelai KRISTUS yang kudus, cemerlang dan tidak bercacat
cela.
Seberapa lama kita berada di padang gurun, tergantung
kepada seberapa besar kerelaan hati kita untuk dididik dan dibentuk oleh TUHAN.
Semakin kita mengeraskan hati, semakin lama kita berada di padang gurun, bahkan
mungkin kita hanya akan menghabiskan seumur hidup kita disana, menderita dan
menderita seumur hidup. Saya berharap anda tidak mengambil keputusan yang salah
ini, dengan menyia-nyiakan hidup anda, hanya karena kesombongan dan kedegilan
hati anda. Padahal TUHAN telah menyiapkan tanah KANAAN bagi anda, tanah yang
luas, subur dan berkat yang melimpah ruah.
3.MENUMBUHKAN DAUN-DAUN
BARU
Proses merontokkan dan menumbuhkan adalah proses yang
bekerja terus menerus dan berkesinambungan, namun ada beberapa jenis tanaman
yang harus mengalami perontokan daun hingga habis tanpa sisa baru kemudian
menumbuhkan daun-daun yang baru.
Ilustrasi ini saya dapatkan saat melintasi sebuah
jalan beberapa bulan lalu, dimana pohon ini (saya lupa jenisnya red) merontokkan
semua daun-daunnya sampai ludes dan yang tersisa hanya batang dan rantingnya
saja. Berbulan-bulan, pohon ini tetap dalam keadaan demikian, hingga saya pikir
pohon ini sudah mati. Suatu hari, mata saya terarah pada pohon itu dan bersorak
dalam hati, daun-daun kecil berwarna hijau pupus mulai bermunculan di beberapa
ranting. INDAH SEKALI !! Menimbulkan secercah pengharapan baru bagi yang
melihatnya.
Daun-daun ini bermunculan setelah daun-daun yang lama
dirontokkan. Karakter ilahi baru bisa muncul di dalam diri kita, saat kita
telah menanggalkan karakter yang lama. Daun-daun
yang bolong-bolong, rusak di makan hama, berwarna tua, kusam dan tebal
menggambarkan karakter lama kita, sedangkan daun-daun yang baru tumbuh
menggambarkan karakter kita yang baru, yang dibangun oleh pengenalan akan FIRMAN
TUHAN dan hikmat ROH KUDUS.
4.BERBUNGA
TUHAN memperlengkapi kita dengan kuasa dan mujizat-NYA
dengan tujuan supaya nama TUHAN yang dipermuliakan. Namun sekarang banyak anak
TUHAN yang bukan memuliakan nama TUHAN, namun memuliakan diri-nya sendiri dengan
mengatas namakan TUHAN.
Sama seperti bunga yang hanya dapat dilihat tanpa
bisa disentuh, demikian pula dengan sebagian besar orang KRISTEN. Kita menjadi
orang-orang yang ekslusif di belakang tembok, hanya berkumpul dengan sesama
orang KRISTEN, sibuk dengan berbagai kegiatan di gereja, seminari-seminari,
penumpangan tangan, KKR, tanpa
benar-benar menyentuh orang-orang terhilang di sekeliling kita yang membutuhkan
uluran kasih kita. Di atas mimbar dan di atas kertas dengan semangat
memberitakan FIRMAN, namun ketika diminta turun tangan menjangkau mereka 1001
macam alasan kita kemukakan, sibuk, tidak punya waktu, sudah ada janji, acara
keluarga, acara gereja, etc. Kita telah menjadi sekelompok ahli FARISI dan ahli
TAURAT yang mendirikan peraturan di atas dasar FIRMAN dan beranggapan itulah
yang TUHAN kehendaki. Kita menjadi hakim yang menghakimi orang-orang yang tidak
sesuai dengan standart yang kita buat bukan yang TUHAN buat. Orang mengenal
kita sebagai orang KRISTEN hanya dari namanya saja (KTP red) dan bukan dari
perbuatan kita, padahal perbuatan berbicara lebih banyak daripada perkataan loh
!!
Salah seorang rekan menuliskan kesaksiannya mengenai
betapa sulit menemui seorang pendeta besar dan betapa mudahnya menemui TUHAN
daripada manusia. Kisah ini benar adanya, karena saya pun mengalami hal yang
hampir serupa beberapa waktu lalu. Ceritanya, saya diajak bergabung dengan
sebuah komunitas, berhubung keterbatasan waktu saya jarang kontak dengan komunitas ini, hingga suatu hari ada hal
penting yang harus saya sharringkan dengan gembalanya. Ketika saya menghubungi
rekan saya dan minta no telephone gembalanya, dengan sangat manis rekan saya berkata “MAAF,
tidak bisa diberikan. Silakan hubungi asisten atau admin kantor. Mereka yang
akan menangani masalahmu.” Akhirnya saya mencoba menghubungi mereka, dan
ternyata……tidak bisa dihubungi karena line sibuk. Setelah beberapa kali saya
coba dan tidak masuk-masuk, akhirnya saya
malas untuk menelephone kembali. Sempat saya kesal dan ngedumel, namun
TUHAN menegur saya dengan keras untuk tidak sakit hati pada manusia, dan TUHAN bilang seperti itulah manusia yang
mencuri kemuliaan TUHAN.
Melalui perkara ini saya belajar, orang kristen yang
baru menjadi KRISTEN BUNGA, bila tidak berhati-hati akan mudah jatuh dalam
pemujaan diri atas nama TUHAN. Memakai nama TUHAN untuk dilayani sebagai
selebritis, memakai nama TUHAN untuk membuat dirinya terpandang dan dipuji oleh
manusia. Keteladanan PAULUS mengajarkan pada kita bahwa ketika PAULUS dipakai
TUHAN dengan luar biasa, PAULUS menganggap dirinya semakin kecil (nothing red) yang
tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kemuliaan TUHAN atas dirinya.
DAUD,
sekalipun sudah diurapi menjadi raja menggantikan SAUL, tidak serta merta
menghimpun pasukan dan merebut kekuasaan,
namun DAUD menunggu dengan sabar sesuai dengan waktu perkenaan TUHAN untuk
mengangkat dirinya menjadi raja. Keteladanan terbesar diberikan oleh YESUS,
sekalipun DIA ANAK ALLAH, YESUS tidak menganggap dirinya hebat dan minta
dilayani, malahan YESUS memberikan dirinya untuk melayani dan dapat ditemui
oleh orang-orang yang terhilang, orang-orang yang membutuhkan diri-NYA termasuk
nyawanya rela DIA bagi orang-orang berdosa.
5.BERBUAH
YOHANES 15:5,7,8:
Ay 5 “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab
di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”
Ay 7 “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan
firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan
kamu akan menerimanya.
Ay
8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan
dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Tokoh-tokoh iman baik di alkitab
maupun para martir ALLAH memberikan keteladanan kepada kita bagaimana menjadi
KRISTEN BUAH. Seluruh kehidupan mereka, dicurahkan untuk menjadi berkat, menjadi
kesaksian iman bagi orang-orang yang belum mengenal ALLAH. Menuntun orang-orang
yang terhilang keluar dari kegelapan abadi kepada terang ALLAH yang ajaib, dari
kematian kekal kepada keselamatan kekal.
Orang-orang tipe KRISTEN BUAH, adalah manusia biasa
sama seperti kita yang memiiliki kelemahan dan kekurangan. Yang membedakan
adalah mereka tidak terpaku pada kelemahan dan kekurangan mereka, namun mereka
menyerahkan segalanya itu kepada TUHAN dan kuasa TUHAN-lah yang memampukan
mereka untuk mengatasinya.
KRISTEN BUAH adalah orang-orang KRISTEN yang
menghasilkan buah-buah dalam kehidupan: buah karakter (kasih, sukacita,
kesabaran, etc), buah pertobatan (jiwa-jiwa) dan buah kehidupan (pemulihan
dalam keluarga, pekerjaan, bisnis, social, kesehatan, ekonomi, etc).
Sama seperti buah, yang dapat dinikmati dan
dirasakan, demikian pula orang KRISTEN tipikal seperti ini adalah orang-orang
yang bermurah hati yang memiliki karakter sama seperti YESUS yang adalah murah
hati. Sehingga orang dapat melihat ALLAH itu ada melalui dirinya, melalui sikap
hidup yang dicerminkan dalam kesehariannya bersama ALLAH. Tipikal orang KRISTEN
BUAH inilah yang TUHAN inginkan ada pada setiap anak-anak TUHAN, bersediakah
anda menanggapi panggilan ini ?
Saudaraku,
Ingatlah satu hal. YESUS adalah pokok
dan kita rantingnya.
Sebatang ranting tidak dapat melebihi
pokok, sampai kapanpun tetap sebatang ranting.
Sebatang ranting hanya akan mendapatkan
nutrisi bila tinggal menetap pada pokok
Sebatang ranting HARUS bertumbuh
Sebatang ranting hanya akan dimuliakan
saat dia melakukan apa ditugaskan oleh pokok yaitu mengalirkan nutrisi pada
bagian-bagian yang lain
Sebatang ranting hanya akan maximal
saat dia mengerti destiny-nya yaitu menghasilkan buah dan buah itu tetap
Suatu ketika di ruang kelas sekolah menengah, terlihat suatu percakapan yang menarik. Seorang guru, dengan buku di tangan, tampak menanyakan sesuatu kepada murid-muridnya di depan kelas. Sementara itu, dari mulutnya keluar sebuah pertanyaan.
"Anak-anak, kita sudah hampir memasuki saat-saat terakhir bersekolah di sini. Setelah 3 tahun, pencapaian terbesar apa yang membuatmu bahagia ?
Adakah hal-hal besar yang kalian peroleh selama ini ?"
Murid-murid tampak saling pandang. Terdengar suara lagi dari guru,
"Ya, ceritakanlah satu hal terbesar yang terjadi dalam hidupmu.”
Lagi-lagi semua murid saling pandang, hingga kemudian tangan guru itu menunjuk pada seorang murid.
"Nah, kamu yang berkacamata, adakah hal besar yang kamu temui ? Berbagilah dengan teman-temanmu."
Sesaat, terlontar sebuah cerita dari si murid, "Seminggu yang lalu, adalah masa yang sangat besar buatku. Orangtuaku, baru saja membelikan sebuah motor, persis seperti yang aku impikan selama ini."
Matanya berbinar, tangannya tampak seperti sedang menunggang sesuatu.
"Motor sport dengan lampu yang berkilat, pasti tak ada yang bisa mengalahkan kebahagiaan itu !"
Sang guru tersenyum. Tangannya menunjuk beberapa murid lainnya. Maka, terdengarlah beragam cerita dari murid-murid yang hadir. Ada anak yang baru saja mendapatkan sebuah mobil. Ada pula yang baru dapat melewatkan liburan di luar negeri. Sementara, ada murid yang bercerita tentang keberhasilannya mendaki gunung. Semuanya bercerita tentang
hal-hal besar yang mereka temui dan mereka dapatkan. Hampir semua telah bicara, hingga terdengar suara dari arah belakang.
"Pak guru. Pak, aku belum bercerita.”
Rupanya, ada seorang anak di pojok kanan yang luput dipanggil. Matanya berbinar. Mata yang sama seperti saat anak-anak lainnya bercerita tentang kisah besar yang mereka punya.
"Maaf, silahkan, ayo berbagi dengan kami semua", ujar pak guru kepada murid berambut lurus itu.
"Apa hal terbesar yang kamu dapatkan ?" pak guru mengulang pertanyaannya kembali.
"Keberhasilan terbesar buatku, dan juga buat keluargaku adalah saat nama keluarga kami tercantum dalam buku telpon yang baru terbit 3 hari yang lalu.”
Sesaat senyap. Tak sedetik, terdengar tawa-tawa kecil yang memenuhi ruangan kelas itu. Ada yang tersenyum simpul, terkikik-kikik, bahkan tertawa terbahak mendengar cerita itu.
Dari sudut kelas, ada yang berkomentar,
"Ha ? Aku sudah sejak lahir menemukan nama keluargaku di buku telephone.
“Buku telephone ? Betapa menyedihkan, ha…ha…ha…."
Dari sudut lain, ada pula yang menimpali,
"Apa tak ada hal besar lain yang kamu dapat selain hal yang lumrah semacam itu ?" lagi-lagi terdengar derai-derai tawa kecil yang masih memenuhi ruangan.
Pak guru berusaha menengahi situasi ini, sambil mengangkat tangan.
"Tenang sebentar anak-anak, kita belum mendengar cerita selanjutnya.
Silahkan teruskan, nak."
Anak berambut lurus itu pun kembali angkat bicara,
"Ya, memang itulah kebahagiaan terbesar yang pernah aku dapatkan. Dulu, ayahku bukanlah orang baik-baik. Karenanya, kami sering berpindah-pindah rumah. Kami tak pernah menetap, karena selalu merasa di kejar polisi.”
Matanya tampak menerawang. Ada bias pantulan cermin dari kedua bola mata anak itu, dan ia melanjutkan.
"Tapi, kini ayah telah berubah. Dia telah mau menjadi ayah yang baik buat keluargaku. Semua itu butuh waktu dan usaha. Tak pernah ada bank dan yayasan yang mau memberikan pinjaman modal buat bekerja. Hingga setahun lalu, ada seseorang yang rela meminjamkan modal buat ayahku.
Dan kini, ayah berhasil. Bukan hanya itu, ayah juga membeli sebuah rumah kecil buat kami. Dan kami tak perlu berpindah-pindah lagi, tahukah kalian, apa artinya kalau nama keluargamu ada di buku telpon ? Itu artinya, aku tak perlu lagi merasa takut setiap malam dibangunkan ayah untuk terus berlari. Itu artinya, aku tak perlu lagi kehilangan teman teman yang aku sayangi. Itu juga berarti, aku tak harus tidur di dalam mobil setiap malam yang dingin. Dan itu artinya, aku, dan juga keluargaku, adalah sama derajatnya dengan keluarga-keluarga lainnya".
Matanya kembali menerawang. Ada butir bening yang mengalir. Itu artinya, akan ada harapan-harapan baru yang bisa aku raih nanti. Aku sungguh bersyukur kepada Tuhan untuk kemurahan-NYA ini. Meskipun nama di buku telpon mungkin tidak berarti bagi orang kebanyakan, tapi ini sungguh merupakan karunia yang luar biasa buat keluarga kami.
Kelas terdiam. Pak guru tersenyum haru. Murid-murid tertunduk, beberapa meneteskan air mata. Mereka baru saja menyaksikan sebuah fragmen tentang kehidupan nyata. Mereka juga baru saja mendapatkan hikmah tentang pencapaian besar, dan apa arti kebahagiaan yg sesungguhnya.
“TUHAN…..MENGAPA
MASALAHKU BEGITU BERAT ??? APAKAH ENGKAU SUDAH TIDAK MENGASIHIKU DAN DAN
MEMBIARKAN AKU MENDERITA SEPERTI INI…….ENGKAU TIDAK ADIL !!!” Ungkapan ini,
sering kita dengar dari orang-orang yang berada di sekitar kita, atau mungkin
kita sendiri ? Mengeluh dengan keadaan yang semakin sulit, mengeluh dengan
pendapatan yang hanya cukup untuk 2 minggu, mengeluh dengan sikap pasangan yang
dingin dan tidak mesra seperti dulu, mengeluh dengan sikap boss yang pilih
kasih, membuat kita kehilangan nafsu makan, kehilangan gairah hidup, sepertinya
bunuh diri adalah jalan keluar yang baik untuk
menyelesaikan ini semua.
EIT……nanti dulu, buang
jauh-jauh pikiran itu !!
TUHAN telah memberikan
kehidupan yang terbaik bagi anda, bahkan teramat baik dan ini membuat iri para malaikat di bumi (iblis red)
dan di surga. Buktinya iblis sangat iri, karena iblis berusaha menjatuhkan dan
membuat hidup anda jauh dari kasih
karunia ALLAH. Dalam diri anda mengalir darah YESUS, yang menjadikan anda
memiliki otoritas dan kuasa untuk hidup dalam kemenangan. Darah YESUS telah
memerdekakan anda dalam segala hak termasuk masalah apapun juga (jodoh,
kekurangan fisik, keterbatasan mental, keuangan, sakit penyakit, etc).
Bila di dalam diri saya
mengalir darah YESUS, lalu kenapa saya harus mengalami ini semua ? Bila memang
TUHAN itu ALLAH, lalu kenapa DIA mengizinkan masalah datang bertubi-tubi dalam
kehidupan saya ? Pertanyaan ini sering timbul takkala seseorang mengalami
pergumulan yang sulit diterima oleh logika dan diatasi oleh kekuatannya
sendiri.
Saudaraku, setiap orang
pasti akan memiliki masalah dan akan selalu hadir dengan tingkat intensitas
yang berbeda-beda bagi setiap orang. Terlepas apakah dia orang KRISTEN atau
bukan, terlepas dia orang percaya atau tidak, semua pasti memiliki masalah.
Yang berbeda, orang-orang yang mengandalkan TUHAN akan mendapat kekuatan dan
jalan keluar untuk menyelesaikannya. TUHAN izinkan banyak masalah terjadi,
untuk membentuk karakter dan memurnikan diri kita hingga mencapai kesempurnaan
segambar dan serupa dengan diri-NYA.
Masalah tidak akan beres
dengan penumpangan tangan, atau didoakan atau minta TUHAN mengangkat masalah
itu SIM…SALA…..BIM…. hilang. Masalah hanya akan bisa beres dengan
MENYELESAIKANNYA, dengan hikmat dan cara TUHAN tentunya, bukan dengan hikmat
dan kekuatan sendiri, apalagi dengan emosi.
Masalah bisa diibaratkan
seperti bola salju yang menggelinding dari ketinggian makin lama makin membesar
dan turun ke bawah dengan cepat. Saat anda terlibat dalam masalah atau membuat
masalah (trouble maker red) masalah itu akan menggulung anda dan menyeret anda dengan
cepat ke dalam jurang keterpurukan. Sama seperti bola salju yang mengelinding
ke bawah sampai ke dasar jurang dan hanya meninggalkan jejak-jejak
kehancuran.
Tanpa sadar seringkali
kita berbuat seperti anak-anak, yang melakukan segala sesuatu tanpa pikir panjang
dan tanpa tanggungjawab. Sama seperti anak-anak
yang bermain air, mengotori lantai lalu meninggalkannya begitu saja, karena
terpikat oleh permainan lain yang lebih menarik. Saking asyiknya berlarian kesana kemari,
tanpa sadar kakinya menginjak air yang sudah meluber kemana-mana karena kran
nya tidak ditutup dan terpeleset. Setelah terpeleset bukannya sadar diri tapi
menyalahkan orang lain.
Bukankah kita pun sering
seperti anak-anak, yang dengan mudah menyalahkan TUHAN dan orang lain atas
keadaan yang kita alami. Begitu mudah kita menunjukkan 1 jari kepada orang lain
tanpa menyadari bahwa 4 jari lainnya sedang menunjuk ke arah kita sendiri ?
Pernahkah, kita
introspeksi diri dan mencari akar permasalahan mengapa semua masalah itu
timbul. Jangan-jangan masalah yang anda alami saat ini, adalah akibat dari anda
menabur di masa yang lalu, bisa 1 menit yang lalu, 10 menit, 1 hari, 1 bulan
atau mungkin puluhan tahun yang lalu. Sebuah pohon membutuhkan proses dan waktu
untuk tumbuh, demikian juga dengan pohon
masalah dalam kehidupan kita. Suatu masalah tidak akan tiba-tiba terjadi tanpa
ada penyebab, kecuali TUHAN menghendaki, seperti kasus AYUB. Tapi biasanya
suatu masalah muncul karena diri kita sendiri. Cara kita merespon dan bereaksi
atas suatu hal, yang menentukan apakah hal tersebut menjadi masalah atau bukan
masalah.
AMANDA (bukan nama
sebenarnya red) bercerita bahwa dia pernah memalsukan akta kelahiran anaknya
demi untuk mendapatkan status, karena ayah si anak adalah WNA. Demi
menyelamatkan status sang anak dan kasih seorang ibu, AMANDA rela mengeluarkan uang puluhan juta
rupiah untuk selembar akta lahir. Sebagai seorang ibu dan single parent AMANDA merasa aman karena merasa telah
melakukan yang terbaik bagi anaknya. Hingga satu ketika, rumah yang mereka
tempati ludes dimakan api, semua harta benda habis termasuk surat-surat penting
yang di dalamnya. Awal mulanya AMANDA berontak tidak terima dengan keadaan ini,
dan sangat kebingungan akan kelangsungan masa depan buah hatinya. Untuk
membuat akta lahir palsu tidak mungkin, karena itu bertentangan dengan FIRMAN
TUHAN dan melanggar kode etik sebagai pelayan TUHAN.
I KORINTUS 10:13, “Pencobaan-pencobaan
yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan
manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan
ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”
Perkara indah terjadi
saat AMANDA memutuskan untuk melakukan apa yang seharusnya dia lakukan. AMANDA berdamai
dengan TUHAN dan dirinya, kemudian berbicara empat mata dengan anaknya seraya membeberkan
keadaan yang sebenarnya. MALU, KECEWA, SAKIT HATI, SEDIH, BAHAGIA, perasaan itu
berkecamuk di antara kedua. PEMULIHAN TERJADI. Masalah di depan mata memang
belum terselesaikan, masih ada setumpuk pekerjaan rumah di depan mereka, namun
kunci untuk menyelesaikan masalah itu sudah mereka pegang dan mereka menjadi
semakin kuat karena ada 2 orang yang sehati dan sepikir.
Secara manusia, kita
menilai hidup AMANDA penuh dengan penderitaan dan mungkin juga menyalahkan
TUHAN yang bersikap tidak adil dengan membiarkan AMANDA mengalami itu semua.
Namun pernahkah anda berfikir bahwa dengan kejadian ini, TUHAN sesungguhnya
sedang mengadakan pemulihan atas hidup AMANDA ? AMANDA dilepaskan dari perasaan
tertuduh yang selama ini mengejar-ngejar dia bahwa dia telah memalsukan akta
lahir anaknya, perasaan berdosa karena dia telah menutupi ayah biologis si
anak, perasaan tidak tenang karena sebagai pelayan TUHAN dia harus bersikap
jujur sedangkan jauh di dalam hatinya dia tahu bahwa dia sedang berbohong
kepada dirinya sendiri, jemaat, masyarakat
dan kepada TUHAN.
Ingat ‘loh saudara, kita
ini berada di tengah-tengah masyarakat luas dan stempel KRISTEN ada pada diri
kita. Bagimana cara kita merespon dan bereaksi saat menghadapi sebuah masalah
dan bagaimana menyelesaikannya, itu yang mereka amati. Saat kita berespon
dengan benar, mereka akan mengacungkan jempol dan bertepuk tangan dan mengikuti
cara kita. Tetapi bila kita berespon dengan salah, yang keluar dari mulut
mereka adalah cibiran dan makian. Cara kita merespon dan bereaksi terhadap
suatu masalah akan menentukan apakah mereka bertobat atau tidak, membawa mereka
makin mendekat kepada ALLAH atau malah menghujat ALLAH.
Hal inilah yang tidak disadari dan sering disalah pahami
oleh banyak anak TUHAN, bahwa ketika lahir baru semua beres, tidak ada masalah,
semua orang tunduk kepadanya, hidup diberkati dengan berlimpah, aman damai
sentosa dan musuh dihalau. Semua itu benar, namun ingat ADA PROSES UNTUK MENCAPAI ITU SEMUA. Dan
semua itu ada HARGA yang harus dibayar. Dan harga yang harus kita bayar adalah
seluruh kehidupan kita. Apa yang telah kita bangun melalui pengertian dan
kebanggaan kita selama ini (gelar, kepintaran, ijazah, nama baik, relasi,
kekayaan, pelayanan, keluarga, etc) akan dihancurkan oleh TUHAN. Dan dibangun
BENAR-BENAR BARU mulai dari o, dari dasar, step by step dan membutuhkan PROSES seumur
hidup kita. Sehingga tidak ada lagi dasar bagi kita untuk bermegah selain
bermegah di dalam kekuatan dan kuasa TUHAN.
KUNCI :
1.BERTOBAT
2.RENDAHKANLAH
DIRIMU DI HADAPAN TUHAN
3.NANTIKANLAH
TUHAN
4.TANPA
BERLAMBAT-LAMBAT, TUHAN AKAN SEGERA MENOLONGMU
Saat anda
harus berhadapan dengan masalah yang timbul akibat perbuatan di masa lampau,
JANGAN LARI tapi HADAPI dan selesaikan dengan hikmat ALLAH. PERCAYALAH !!
Segala sesuatunya akan mendatangkan kebaikan dan pemulihan. Ketika anda sudah
menyelesaikannya, ada satu tingkat kedewasaan rohani yang anda capai dan itu
membuat anda semakin serupa dengan KRISTUS.
Saat anda menghadapi
masalah yang diakibatkan orang lain, rendahkanlah dirimu di hadapan TUHAN dan
DIA yang akan menjadi pembelamu. Hingga saatnya nanti engkau akan muncul
seperti emas tua yang dimurnikan di dapur perapian.
Masalah
menjadi masalah, saat kita mencoba menyelesaikannya dengan kekuatan sendiri.
Masalah bukan lagi menjadi masalah, ketika kita menggunakan cara pandang ALLAH
dalam memandang dan menyelesaikannya.
Saat kita
menyerahkan hidup yang lama kepada TUHAN dan menerima hidup yang baru, saat itu
kita sedang menerima seluruh kepenuhan ALLAH dan menerima otoritas dan kuasa
untuk menyelesaikan semua masalah yang ada.
Sukacita
terbesar adalah saat seseorang mampu mengeluarkan segala masalah itu dari dalam
hatinya dan yakin bahwa masalah itu akan beres, sekalipun secara kasat mata
belum selesai. Karena kita tahu bahwa ALLAH TELAH menyelesaikannya.
Katakan
kepada masalahmu, “ SEBESAR APAPUN ENGKAU, AKU PUNYA ALLAH YANG LEBIH BESAR
DARI SEMUANYA.” Berdirilah di atas masalahmu dan pandanglah ke atas, kepada
BAPA-mu.
YESAYA 30:15, “Sebab
beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan
bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan
percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,”