Selasa, Mei 19, 2009

HAL MEMBERI (part 2)


Written by : liesye herlyna



1 SAMUEL 16:7,"Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."


Ada suatu persepsi yang salah yang beredar di masyarakat bahwa kita baru bisa memberi bila diri sendiri sudah cukup dan bila ada sisanya baru diberikan kepada orang lain. Persepsi ini sudah menjadi trademark terutama di kota-kota besar, dimana prinsip indivialistis dan hedonisme sangat menguasai mereka. . Dan tanpa sadar, prinsip ini juga merasuki orang-orang percaya. Begitu sulitnya, kita mengeluarkan uang untuk persembahan tapi begitu mudahnya kita membelanjakan barang-barang yang kita inginkan. Begitu sulitnya mengeluarkan uang saat ada rekan kita yang sangat membutuhkannya tapi begitu mudahnya kita mengeluarkan sejumlah uang untuk makan di restoran mewah.

Kisah seorang janda di SARFAT, memberikan teladan pada kita mengenai “Memberi dalam kekurangan”.
aat ELIA datang padanya dan minta dibuatkan sepotong roti dan air minum, janda ini tidak menutupi-nutupi dan menyembunyikannya. Dia berterus terang mengenai keadaan sesungguhnya dan memberikan semua yang diminta oleh ELIA. Dan seperti yang kita lihat, persediaan minyak dan tepung di tempayan tidak menjadi habis.
Suatu pertanyaan timbul di hati saya dan mungkin anda juga, kenapa minyak dan tepung itu tidak mengalir dengan berlimpah ruah seperti yang dialami oleh janda di GILGAL. Tapi hanya cukup untuk masak 1x saja.

TUHAN tahu kapasitas si janda yang ada di SARFAT dan GILGAL dan kasus yang mereka hadapi.
TUHAN tidak pernah mengizinkan suatu peristiwa terjadi begitu saja, tanpa mengukur batas kemampuan orang tersebut
Mungkin (ini pendapat saya pribadi red) TUHAN berfikir kalau DIA memberikan minyak dan tepung itu berlimpah ruah, hati janda ini akan berubah menjadi picik dan tidak rendah hati lagi. Hati yang tulusnya akan berubah menjadi hati yang penuh perhitungan. Ingat, saat itu penduduk desa dilanda kelaparan selama bertahun-tahun, tentunya bahan pangan sulit untuk didapatkan dan kalaupun ada harganya pasti berlipat-lipat. Nah, kalau si janda ini, memiliki minyak dan tepung yang berlimpah, tidak mustahil dia akan memperjual belikannya dengan harga yang sangat tinggi dan tentu saja hal ini diluar kehendak TUHAN.

TUHAN tidak pernah memberikan suatu kasus/masalah/ pergumulan melebihi kapasitas yang bersangkutan. DIA tahu kapasitas setiap manusia dan DIA tahu bahwa manusia harus mengalami banyak masalah dengan tujuan untuk berpaling kepada ALLAH yang hidup.

5 Point yang dapat kita pelajari dari janda ini:
a. TAAT, saat nabi ELIA minta minum dan dibuatkan sepotong roti, janda ini mematuhinya.

b. TIDAK EGOIS
, kesulitan hidup dan masalah yang bertubi-tubi adalah penyumbang terbesar terciptanya manusia-manusia egois. Dalam benak mereka, yang penting adalah kepuasaan diri mereka dan bila perlu menghancurkan yang lain demi mencapai kepuasaan pribadi. Lain halnya dengan janda ini, di tengah kekurangan, di tengah keterbatasan dalam hidupnya, dia rela memberikan satu-satunya roti untuk orang lain.
c. KASIH, sifat yang menonjol dalam diri wanita ini adalah sifat kasihnya yang tulus kepada orang lain ( ELIA adalah orang asing) tapi dia mau memberi makanan kepada ELIA melebihi dirinya dan anaknya. Ini adalah gambaran kasih ALLAH BAPA, dimana BAPA (figure ibu red) rela mengorbankan YESUS (anak red) diatas kayu salib demi menebus kita yang sesungguhnya tidak layak untuk menerima karya penebusan itu. Kita yang tadinya orang asing menjadi fokus utama dalam karya penyelamatan dan mendapat bagian dalam kerajaan ALLAH.

d. TIDAK MENGANDALKAN LOGIKA
, seringkali kita bertindak dan memutuskan sesuatu berdasarkan azas manfaat. “Keuntungan apa yang bisa saya dapatkan dari orang ini”, “Dia akan memberikan apa sebagai reward”, “ Kalau tidak menguntungkan saya tidak mau melakukannya”, etc. Janda ini sungguh luar biasa, dia melangkah berdasarkan belas kasihan yang dia miliki.
e. PERCAYA, ini adalah kunci untuk terjadinya mujizat. Dengan percaya, sesuatu yang tidak mungkin dan mustahil menjadi terlaksana. Janda ini memahami bahwa hidup dan matinya ada di tangan TUHAN, bila TUHAN tidak berkehendak dia mati, dia tidak akan mati. Karenanya, saat diminta untuk memberikan air dan roti pada orang yang tidak dikenalnnya, janda ini dengan sukarela memberikannya. Dia percaya bahwa ALLAH SANGGUP MELAKUKAN SEGALA PERKARA !!

Mari kita memiliki hati seperti janda di SARFAT ini, yang mempercayakan seluruh hidup keluarganya kepada ALLAH dan percaya bahwa ALLAH tidak pernah berhutang. Saat memberi sesuatu kepada orang lain, janda ini percaya bahwa dia telah melakukannya untuk TUHAN.

WOW…… iman yang harus kita tiru dan praktekkan dalam kehidupan ke-kristen-an kita !!

TUHAN memberkati ! (lies – 13062009)

Tidak ada komentar: