Ada seorang pemuda yang baru saja
menyelesaikan kuliah di negeri paman SAM, sekembalinya dari sana sang anak
menjadi atheis dan hal ini sangat menyedihkan hati kedua orang tuanya.
Bagaimana tidak, sejak kecil sampai dewasa anak ini dimasukkan dalam sekolah KRISTEN namun rupanya pengaruh lingkungan sangat besar dan mengubahkan sang anak. Karena desakan keluarga, akhirnya sang anak mendatangi gereja tempat keluarganya selama ini berjemaat dan melakukan tanya jawab dengan sang pendeta.
Bagaimana tidak, sejak kecil sampai dewasa anak ini dimasukkan dalam sekolah KRISTEN namun rupanya pengaruh lingkungan sangat besar dan mengubahkan sang anak. Karena desakan keluarga, akhirnya sang anak mendatangi gereja tempat keluarganya selama ini berjemaat dan melakukan tanya jawab dengan sang pendeta.
PEMUDA: “Pak, saya tahu anda seorang pendeta. Tapi apakah anda
bisa menjawab pertanyaan saya selama ini, karena banyak professor, cendekiawan
dan orang-orang pintar yang tidak mampu menjawab pertanyaan saya ini.”
PENDETA: “Saya akan coba”
PEMUDA: “Saya punya 3 buah pertanyaan, “yang pertama, kalau TUHAN
itu memang ada, tunjukkan wujud-NYA kepada saya. Kedua, apakah yang dinamakan
takdir. Ketiga, kalau setan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang
terbuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat setan sebab mereka memiliki
unsur yang sama. Apakah TUHAN tidak memikirkan akan hal ini?”
Sekonyong-konyong, pendeta tersebut
menampar pipi sang pemuda dengan keras.
PEMUDA: “(seraya menahan sakit) Mengapa anda menjadi marah dan
menampar saya. Apa yang telah saya perbuat?”
PENDETA: “Saya tidak marah. Tamparan itu adalah jawaban atas 3 buah
pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.”
PEMUDA: “(seraya menggeleng-gelengkan
kepala) Saya tidak mengerti”
PENDETA: “Bagaimana dengan tamparan
tadi?”
PEMUDA: “Tentu saja sakit”
PENDETA: “Jadi anda percaya bahwa sakit
itu ada?”
PEMUDA: “YA”
PENDETA: “Tunjukan pada saya wujud
sakit itu!”
PEMUDA: “Saya tidak bisa”
PENDETA: “Itu adalah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua
merasakan keberadaan TUHAN tanpa mampu
melihat wujudnya.
PENDETA: “Apakah tadi malam anda bermimpi
atau terpikir untuk ditampar oleh saya?”
PEMUDA: “Tidak”
PENDETA: “Itulah yang dinamakan takdir”
PENDETA: “Terbuat dari apa tangan yang
saya gunakan untuk menampar anda dan terbuat dari apakah pipi anda?”
PEMUDA: “Kulit”
PENDETA: “Bagaimana rasanya tamparan
saya?”
PEMUDA: “Tentu saja sakit!”
PENDETA: “Walaupun setan dan neraka terbuat dari api, jika
TUHAN berkehendak maka neraka pun akan menjadi tempat menyakitkan bagi setan.
PESAN:
Seringkali kita berfikir seperti pemuda ini, yang baru bisa menerima keberadaan ALLAH dengan logika. Sehingga kita memungkiri ke-MAHA KUASA-an NYA. Kita hanya bisa menerima keberadaan ALLAH dengan iman.
Seringkali kita berfikir seperti pemuda ini, yang baru bisa menerima keberadaan ALLAH dengan logika. Sehingga kita memungkiri ke-MAHA KUASA-an NYA. Kita hanya bisa menerima keberadaan ALLAH dengan iman.
visit: http://myjourney-hliesye.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar