Sumber: LEORNARO SYAMSURI
Seringkali kita menganggap sepele
persoalan-persoalan atau perkara-perkara kecil
di dalam hidup kita, baik dalam rumah tangga, pekerjaan, bahkan pelayanan.
Terlalu sering perhatian kita terpusat pada perkara besar dan melupakan perkara
kecil, padahal perkara kecil itu akan menjadi besar dan berakibat fatal bila
dibiarkan begitu saja.
KIDUNG AGUNG
2:15, “Tangkaplah bagi kami rubah-rubah
itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun
anggur kami yang sedang berbunga!”
Ada 3 kunci
penting dari ayat diatas, yaitu :
a.
KEBUN ANGGUR
Kebun anggur
menggambarkan seluruh aspek kehidupan kita meliputi keluarga, anak, relasi,
keluarga besar, pekerjaan, rumah tangga, kehidupan sosial, masa depan, bisnis,
kesehatan, kehidupan pribadi, pelayanan, generasi keturunan, etc.
Masing-masing
kepada setiap kita telah dipercayakan oleh TUHAN untuk menggarap kebun anggur,
bagaimana cara kita merawat dan membesarkannya
tergantung kita. Apakah kita akan dengan telaten memeliharanya dengan
memberikan pupuk, penyinaran yang cukup, membersihkannya dari hama, ataukah
kita hanya menabur dan membiarkannya begitu saja, itu adalah pilihan kita.
Satu hal yang
tidak boleh kita lupa, setiap orang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya
masing-masing di hadapan TUHAN dan manusia.
GALATIA 6:5, “Sebab tiap-tiap orang akan memikul
tanggungannya sendiri.”
b.
RUBAH-RUBAH
Rubah adalah
binatang liar yang suka merusak hasil panen, secara rohani berbicara mengenai
karakter/kebiasaan buruk yang bisa merusak
kehidupan rohani dan lahiriah. Ayat di atas menceritakan ada lebih dari
satu rubah, ini berarti ada karakter-karakter buruk dalam diri kita, yang tanpa
sadar seringkali kita mengabaikannya dan menganggapnya sebagai sesuatu yang
lumrah dan wajar sebagai manusia. Misal : melanggar lalu lintas, suka
berbohong, manipulasi keuangan, tidak disiplin waktu, mencuri waktu jam kerja,
membolos, tidak menepati janji dan mengemukakan berbagai macam alasan untuk
membela diri. Hal-hal kecil inilah yang seringkali tidak kita sadari dan
membiarkannya sebagai sesuatu yang lumrah, padahal secara diam-diam karakter
buruk ini sedang menggerogoti kita dari dalam dan sedikit demi sedikit
menghancurkan persendian rohani dan akhirnya merembet ke dalam kehidupan
lahiriah kita.
Sifat rubah :
·
Mampu beradaptasi dalam segala musim dan
lingkungan
·
Bergerak secara diam-diam dan hanya meninggalkan
jejak
·
Gesit
·
Memiliki 3 kekuatan : penciuman, pendengaran dan
penglihatan yang tajam
·
Kuat
·
Misterius
·
Pemburu ulung
·
Ahli dalam strategi, 2 cara yang digunakan
adalah memecah perhatian dan menebar teror ketakutan
·
Lihai dalam menarik perhatian mangsa
·
Seorang pemburu yang galak dan tidak kenal takut
Bila kita membiarkan karakter
buruk itu tetap ada di dalam diri kita, itu artinya kita sedang membiarkan
pintu kehidupan kita terbuka lebar. Dan itu artinya kita sedang mengundang
pencuri untuk masuk dan mengobrak-abriknya. Karakter buruk adalah senjata ampuh
bagi si iblis untuk masuk dan mengobok-obok kehidupan kita.
YOH 10:10a, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan
membunuh dan membinasakan.”
c. BENIH YANG SEDANG BERBUNGA
Benih yang
berbunga berbicara, mengenai karakter-karakter ilahi yang mulai tumbuh di dalam
hidup kita. Dan rubah HANYA TERTARIK (catat dan camkan ini !!)
pada benih yang berbunga bukan pada buah yang sudah masak atau sudah kuat.
Rubah tidak tertarik pada orang KRISTEN agamawi yang datang seminggu sekali ke
gereja atau formalitas belaka. Tapi rubah HANYA TERTARIK, pada orang KRISTEN yang
sedang bertumbuh di dalam kedewasaan.
Persoalan-persoalan
kecil akan lebih cepat merusak kehidupan rohani seseorang yang sedang berada
dalam proses pertumbuhan. Kita harus ber-HATI-HATI ketika kita mulai aktif
dalam pelayanan, mulai sungguh-sungguh di dalam TUHAN. Saat itu rubah-rubah
mulai menyerbu masuk dan mencoba merusak “kebun anggur” kita yang sedang
berbunga. Rubah-rubah itu tidak akan membiarkan kebun anggur kita berbuah,
dewasa, besar dan kuat.
4
EKOR RUBAH YANG MERUSAK KEHIDUPAN
1.
LIDAH dan BIBIR
AMSAL 18:21, “Hidup dan mati
dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.”
AMSAL
10:19-21, “Di dalam banyak bicara pasti
ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. Lidah orang benar seperti perak pilihan, tetapi
pikiran orang fasik sedikit nilainya. Bibir
orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena
kurang akal budi.”
AMSAL 25:11, “Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya
adalah seperti buah apel emas di pinggan perak”
Contoh kasus :
suka obral janji
Suka gossip, membicarakan kelemahan dan
kekurangan orang lain termasuk pemimpin
Berkata-kata kasar dan menghina orang lain
Mengucapkan kutuk, sumpah serapah
Dipergunakan untuk hal-hal yang najis, misal :
merokok, narkoba, minuman keras, oral sex
Mengeluh tentang penyakit
Tanggung jawab kita sebagai pendoa syafaat
adalah :
a.
Penjaga rahasia
Semakin banyak
bicara, semakin banyak pelanggaran karena kita bisa terpancing untuk
mengungkapkan rahasia yang seharusnya kita simpan. Sebagai seorang pendoa syafaat, tugas kita
adalah sebagai penjaga rahasia. Kita
harus menjadi orang yang dapat dipercaya untuk menyimpan rahasia orang lain,
dan hanya menyampaikan pada orang yang berkepentingan seperti otoritas di atas
kita.
b.
Menggembalakan
Menjadi pendoa
syafaat bukan hanya berdoa saja, tapi juga menggembalakan orang-orang yang kita
temui melalui perkataan kita. TUHAN memakai mulut kita, untuk menyampaikan isi
hati TUHAN kepada orang tersebut. Karena itu, kita harus berhikmat, penuh
kehati-hatian dalam menegur seseorang,
jangan menggunakan emosi, tapi harus lemah lembut dengan berdasarkan kasih
ilahi. Kalaupun harus disampaikan dengan tegas dan keras, sampaikan tapi tetap
harus berada dalam koridor yang benar.
Karena tujuan utama menegur adalah untuk memperbaiki kelakuan dan BUKAN menyerang pribadi yang
bersangkutan.
c.
Membangun
EFESUS 4:29, “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari
mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu,
supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.”
Di manapun
kita berada akan selalu berada dalam satu komunitas, entah itu di pasar, di
tempat kerja, di gereja, di sekolahan. Gunakan perkataan kita hanya untuk
membangun dan untuk memberitakan injil. Bila kita sering mengucapkan perkataan
negative, tanpa kita sadari sebenarnya kita sedang buka celah dan mengundang
roh-roh negative lainnya untuk datang dan tinggal menetap dalam kehidupan kita.
Oleh karena
itu jangan heran, bila kelak di kemudian hari, kita akan menuai kehidupan yang
penuh dengan kesulitan dan kesusahan.
d.
Menerobos
DOA ORANG BENAR
BESAR KUASA-NYA. Seorang pendoa syafaat memiliki akses khusus untuk
masuk ke tahta ALLAH BAPA. Melalui kuasa
perkataan yang profetik, kita akan mampu menembus kubu-kubu pertahanan musuh,
menghancurkan pintu-pintu gerbang dan merebut kemenangan atas orang-orang,
kota, bangsa dan negara.
Cara menangkap rubah lidah dan bibir yaitu :
a. Mengganti
“gelombang frekuensi” di dalam diri
b. Menghidupi
sistem nilai yang kita pahami (1 PET 4:11)
c. Mengendalikan
diri (1 KOR 9:27, YAK 3:2)
2.
PEMBOROSAN
AMSAL 21:20, “Harta yang indah dan minyak ada di kediaman
orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya.”
HAL yang tanpa
sadar sering kita boroskan yaitu : waktu, uang, tenaga.
Yang
menentukan kondisi keuangan kita bukanlah seberapa besar uang yang kita
dapatkan, tapi seberapa bijak kita mengelola uang yang sudah ada, untuk
membiayai pos-pos pengeluaran. Jangan sampai besar pasak daripada tiang,
apalagi sampai hutang kartu kredit. Yang menentukan rasa cukup adalah kita
sendiri, bukan lingkungan atau orang lain.
Ciri-ciri orang boros yaitu :
Tidak menghargai berkat atau sumber yang berasal
dari TUHAN (YOH 6:12-13)
Mengikuti gaya hidup konsumerisme ( 1 TIM 6:6,
LUK 3:14, AMSAL 25:16)
Hidup sembrono, cenderung mengikuti kata hati
dan tidak bertanggungjawab (LUK 15:13)
Hidup gaya/ royal (PEKH 2:10, ROMA 12:3)
Tidak memiliki prioritas yang benar (MATIUS
6:33) à
tidak menabung untuk masa depan
Cara menangkap rubah pemborosan yaitu :
a. Berfikir
sebelum membeli
b. Hindari
pusat perbelanjaan dan toko-toko
c. Jangan
membandingkan dengan orang lain atau keluarga lain
d. Hargai
uang dan harta anda sebagai titipan TUHAN
3.
KELAMBANAN DAN KEMALASAN
Dunia berputar
dan bergerak dengan cepat, apa yang baru hari ini, besok lusa sudah menjadi
barang yang ketinggalan zaman. Bila orang-orang dunia bergerak dengan cepat
seirama dengan perubahan zaman, tapi anak-anak TUHAN ketinggalan di belakang.
Kita terlanjur hidup dalam zona nyaman, merasa cukup tinggal di dalam hadirat
TUHAN, merasa cukup dengan berkat TUHAN yang standart dan LUPA bahwa TUHAN menyediakan perkara yang lebih
besar dan lebih dahsyat lagi bagi kita.
Hal ini harus
kita waspadai, terutama bagi kita sebagai pendoa syafaat, karena kita
orang-orang yang berdiri di menara penjagaan yang bertugas untuk mengawasi
perubahan demi perubahan yang terjadi. Mau tidak mau, kita harus melangkah 1
langkah lebih maju dari orang lain. Kita harus senantiasa meng-upgrade diri
melalui teknologi, bacaan rohani, informasi terbaru, pewahyuan profetik,
belajar akan hal-hal yang baru.
Kelambanan dan
kemalasan akan membuat kita miskin dan akhirnya merusak seluruh sendi kehidupan
kita.
AMSAL 18:9, “Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya
sudah menjadi saudara dari si perusak.”
Ciri-ciri orang yang lamban dan malas yaitu
:
a. Tidak
menyukai kerja keras (AMSAL 6:10-11, 20:4)
b. Menipu
diri sendiri (AMSAL 26:16)
c. Tidak
pernah bekerja tuntas/bertanggung jawab (Amsal 12:27, 24:30-31, PENKH 10:18)
d. Menyia-nyiakan waktu dan kesempatan (MATIUS
25:26)
e. Menghambat
dan merugikan berbagai pihak (AMSAL
15:19)
f.
Bingung dan ragu (AMSAL 22:13)
g. Hidup
dalam angan-angan dan mimpi (AMSAL 13:4, 21:25)
Cara menangkap rubah kelambanan dan
kemalasan yaitu :
a. Disiplin
b. Jangan
suka menunda-nunda tugas
c. Kerja
keras
d. Bekerja
di atas rata-rata
4.
KEBEBALAN
Orang yang
bebal à
bodoh, sukar mengerti, tidak cepat tanggap
Orang yang
seperti ini akan sulit berubah untuk memperbaiki dirinya sendiri, sekalipun
sudah diikut sertakan dalam sekolah dan pelatihan, tetap tidak berubah dan
tidak mengalami kemajuan yang signifikan.
Rubah
kebebalan ini, paling banyak memangsa anak-anak TUHAN, karena dia bergerak dengan
sangat halus dan terselubung sehingga tidak mudah di deteksi dengan cepat.
Contohnya : orang-orang yang sudah lama pelayanan, merasa diri lebih senior,
hebat, rohani dan tidak perlu lagi
dikoreksi atau ditegur apalagi bila yang menegurnya adalah bawahan atau yang
masih muda rohani. Akibatnya, bukan hanya dirinya yang mengalami stagnasi, tapi
juga menghambat orang-orang di bawahnya untuk bergerak naik.
Ciri orang bebal yaitu :
a. Tidak
suka dan tidak mudah diajar
Lebih suka menuruti bisikan dan kemauan dirinya
sendiri (YEHZ 13:3)
Lebih suka membeberkan isi hatinya (AMSAL 18:2,
YESAYA 32:6)
Lebih suka mengerjakan apa yang BIASA dikerjakan dan TIDAK INGIN BERUBAH
Rohnya tumpul dan tidak dapat mengerti kebenaran
(EFESUS 4:17-19)
Suka menyakiti orang lain melalui sikap dan
perkataan (AMSAL 17:25)
Suka mendatangkan bencana bagi dirinya dan orang
lain (AMS 19:13, 2 TIM 2:23)
b. Bodoh
dan suka bertindak bodoh (AMSAL 3:5)
c. Tidak
dapat mengendalikan diri (AMSAL 29:11)
d. Mencampuri
urusan orang lain (YER 17:11. YOH 21:22)
e. Tidak
dapat diandalkan (AMS 26:6-9)
f.
Sering sakit hati dan iri hati (AYUB 5:2)
g. Tidak
mengerti rancangan, pekerjaan dan keberadaan TUHAN (MAZ 14:1, 92:6-7)
Cara menangkap rubah kebebalan yaitu :
a. Dibutuhkan
mentor atau bapa rohani yang kuat
b. Kedisiplinan
dan pembentukan
c. Menjaga
dan memelihara hati dengan penuh kewaspadaan
d. Membangun
dan mengembangkan manusia roh
Untuk mengatasi ke-4 rubah ini,
jalan satu-satunya adalah merelakan diri kita untuk dibongkar habis-habisan
oleh TUHAN sampai tidak ada yang
tersisa. Karena bila kita masih menyisakan 1 ekor rubah, sekalipun rubah anaknya.
Lambat laun rubah itu akan beranak pinang dan kembali menguasai seluruh kebun
anggur kita. MARI, berikan hatimu untuk
TUHAN sepenuhnya !!
With a warm
love form GOD ! (lyn -28032011)